SIANG ini kepala Mia sudah dibuat pusing oleh pelajaran fisika yang rumusnya belibet. Mia harus menghafal segala macam rumus di kepalanya. Belum lagi minggu depan ia harus ulangan fisika 2 bab, padahal satu materi pun belum ada yang dimengertinya.Kiranya, ia hanya pusing dengan pelajaran fisika saja, ternyata ada tugas matematika yang belum dikerjakan. Mati. Dia sama sekali lupa kalau hari ini ada PR. Dan sialnya lagi tiba-tiba ada ulangan mendadak. Cukup, hari ini ia mau mati ditempat.
"Aduh Ka, gimana ini. Gue sama sekali belum belajar matematika sedikit pun. Kemarin gue keasyikan nonton filmnya si Maxime." Mia mendesah pelan. Jangan salahkan siapapun jika Mia terlalu maniak dengan Maxime, artis papan atas idola para remaja.
"Nyontek aja ke gue." Sial, tawaran menggiurkan. Ini kesempatan yang jarang bagi Mia. Ditawarin nyontek langsung.
"Gila lo!" dalam hati padahal ia mengiyakan tawaran Lika. Tapi otaknya menolak. Gak sejalan.
"Yaudah." Lika menggedikkan bahunya.
Ada sedikit rasa mau menerima tawaran tersebut. Bukan sedikit lagi, mau banget malah. Cuma gengsi aja. Ah bodo, demi nilai.
"Oke, gua mau."
Lika tersenyum mengejek. "Mau juga kan lo?"
*****
Bel istirahat berdering tanda ulangan matematika hari ini suah selesai. Untung Mia menyontek, jadi selesainya cepat. Tapi tadi, Mia hampir ketahuan nyontek. Gara-gara Lika yang menyebutkan jawabannya terlalu kencang.
"Bekel gue kok gak ada di tas sih?" sedari tadi Mia sibuk mencari kotak bekal warna birunya yang biasa ia bawa setiap hari.
"Mi, gue duluan ya? Lo gak ke kantin kan, kaya biasanya?"
Ya, Mia jarang banget ke kantin. Karena hampir setiap hari ia membawa bekal buatan ibunya. Selain sudah bawa bekel, sekalian irit duit jajan juga katanya.
"Mmm, kayanya gue ikut lo deh ke kantin."
"Kunaon? Tumben pisan." yang artinya: kenapa?tumben banget.
Mia cengengesan. "Katinggaleun." Lika memutar bola matanya jengah.
"Cepet atuh buru, nanti malah rame."
Jarang banget Mia ke kantin kaya gini. Biasanya ia duduk di tempat duduknya sendirian sambil dengerin lagu kesukaanya. Dan suasananya sepi. Tapi kali ini, ia harus duduk agak berdempetan. Susah untuk dengerin lagunya, karena suasananya gak mendukung. Rame banget. Mia agak risih. Gak terlalu terbiasa.
"Lo mau pesen apa?" Mia sempet bingung mau makan apa dikantin. Karena emang dia gak terbiasa makan di kantin. Bahkan menu-menu di kantin pun sedikit yang ia tahu.
"Yang buat gue kenyang aja."
Lika mengangguk lalu pergi memesan makanan untuk dirinya dan Mia.
Mungkin ini pengalaman pertama Mia, duduk dikantin yang lagi ramai-ramainya. Mendengarkan berbagai macam suara bising disini. Ada suara orang makan, suara ngobrol, orang nyanyi, teriak-teriakan karena antrian yang lama, bahkan berantem pun bisa terjadi disini.
Mia merasakan sesuatu yang aneh. Ia merasa bahwa ini bukan dunianya. Hal yang sangat asing bagi Mia. Yang karena notabenenya Mia sedikit ansos dan gak suka keramaian, ia jadi sulit untuk beradaptasi disini. Kaya orang bloon bahasa gampangnya.
Lika datang dengan dua mangkuk ditangannya. Mie ayam. Makanan kesukaan Lika. Lika memberikan satu mangkuk mie ayam ke Mia. "Nih makan, gue yakin lo bakal kenyang. Dan minta nambah." Mia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Love Mia
Teen FictionHanya tentang tiga orang anak SMA yang saling mengorbankan perasaanya karena takut ada orang lain yang tersakiti. Tapi nyatanya dirinya juga pun kesakitan. They can hide their feelings but the time will show it.