Jun Kudou
Wanita ini.
Aku pertama kali melihatnya di televisi dalam sebuah drama yang saat itu sedang sangat terkenal di Korea. Dia berperan sebagai adik si tokoh utama. Ia tampil dengan make up dan pakaian yang menurutku masih terlalu kuno saat itu. Aku memang tidak paham dengan drama itu, aku bahkan tidak mengerti bahasa korea, tapi aku yakin dia mendapat peran antagonis, karena lipstiknya terkadang berwarna ungu atau cokleat gelap. Aku benar-benar tidak menyukainya."Adik si pemeran utama benar-benar menyebalkan ya.." Julie yang duduk disebelahku berkata meminta persetujuan.
"Entahlah. Aku bahkan tidak mengerti apa yang dia ucapkan. Dan lipstiknya benar-benar norak."
Kali kedua aku melihat sosoknya, ia masih berakting di televisi. Kali ini ia berperan sebagi tokoh utama, karena kini aku sudah mulai mengerti percakapan dalam bahasa Korea. Ia menjadi seorang anak SMU, polos, cantik, lugu, dan mata hitamnya begitu berkilau saat ia tersenyum. Tapi aku hanya melihatnya sekali-sekali. Karena jujur saja aku tidak suka dengan jalan ceritanya. Tidak terlalu jelas bagiku, padahal saat itu drama yang dibintanginya ini sedang begitu populer tidak hanya di Korea, tapi juga di Asia.
"Tokoh utamanya cantik ya.." Julie yang saat itu sedang menonton disebelahku bergumam.
"Menurutku tidak. Matanya mirip seperti kucing."
Kali ketiga aku bertemu dengannya, saat aku menjadi sutradara dalam proyek drama koreaku yang kedua. Ia hanya cameo dalam dramaku. Ia berperan sebagai seorang model cantik yang disukai tokoh utama pria sejak kecil. Entah kenapa aku begitu terpesona dengannya. Dia begitu cantik saat itu, kakinya yang panjang, tubuhnya yang langsing, rambut hitam panjangnya yang tergerai lurus, senyuman manisnya, dan tatapan matanya yang seolah ikut tersenyum saat ia tertawa.
"Wanita yang berperan jadi model itu cantik ya.." Julie yang saat itu bertindak sebagai managerku berbisik di dekat telingaku saat adegan pertama sedang dimulai.
"Ya. Dia cantik. Benar-benar cantik." Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari layar monitor dan wajah cantiknya yang berjarak hanya beberapa meter dariku.
"Kau tau Jun, kau masih ingat tidak wanita di tv 2 tahun lalu yang lipstiknya kau sebut norak dan wanita di tv 1 tahun lalu yang matanya kau bilang mirip kucing itu? Kau sadar tidak kalau sekarang kau menyebut mereka berdua benar-benar cantik?" Aku terdiam sejenak, berusaha mencerna kata-kata Julie barusan.
Aku berbalik menatap Julie yang tersenyum menggoda disebelah kiriku. Otakku tiba-tiba kembali memutar berbagai adegan dari setiap drama yang kutonton bersama Julie. Hingga aku tersadar sesuatu.
Kunyalakan handphoneku dan mengetikkan satu nama yang tertera dalam naskah drama di tanganku. Han Ji Young.
Aku terdiam setelah membaca beberapa hasil pencarian yang ada.
Mereka bertiga adalah orang yang sama.
Julie terkekeh disebelahku.
"Cut! Cut! Cut!" Aku berteriak keras hingga semua orang melihat ke arahku dan seketika wajahku mulai memerah saat sepasang mata hitam yang berjarak beberapa meter itu menatapku penuh kebingungan."Sutradara Kudou? Kau baik-baik saja?" Sebuah suara lembut membuatku tersadar bahwa aku masih berpijak diatas tanah. Melamun.
"Ya?"
"Kita sudah sampai.. dirumah baru kita.."
Aku baru tersadar bahwa kami sudah berada di depan sebuah gedung apartemen berlantai 6 dengan beberapa kru dan kamera disekeliling kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
RomanceHan Ji Young Aku tidak mungkin menyukainya. Dia terlalu sempurna. Terlalu punya segalanya. Dia bukan manusia bagiku. Tapi hati ini terlalu lemah untuk sekedar menghadapi sebuah senyuman hangat darinya. Kudou Jun Dia sangat cantik hingga membuat hati...