Han Ji Young
"Daebak.. Noona .. Coba lihat ini.. Episode pertamamu dan Sutradara Jun menjadi trending topic di SNS. Kurasa itu benar-benar keputusan tepat untuk memasangkan kalian berdua." Jun Ho menepuk pundakku.
Aku bahkan tak yakin apa yang harus kulakukan di episode selanjutnya. Ingatanku kembali pada malam pertama kami di apartemen kosong itu.
Krryykk..
"Op..Oppa.. Apa kau lapar?" setelah sekian lama keheningan melanda kami, sebuah bunyi aneh tak terduga keluar dari perutku.
Senyuman pria itu mengembang jelas. Ah, kenapa bunyinya harus sekeras itu sih?
"Baiklah, oppa yang teraktir. Ji Young-ah, pesan saja apa yang kau mau."
"Jjangmyeon dan tonkatsu, Oppa.. apa yang ingin kau makan?"
"Jjangmyeon dan mandu." Ia tersenyum hangat. Kehangatan yang sudah lama tak kurasakan.
"Noona.. tadi pagi Tae Joon hyung menghubungiku. Dia menawarimu untuk menjadi model dalam pemotretan majalah lusa nanti. Apa kau mau menerimanya?"
Jun Ho membuyarkan lamunanku."Terserah kau saja."
###
"Ya. Seperti itu Jin Young-ssi.. Bagus.. tetap seperti itu"
Mataku mulai terasa lelah menghadapi sorotan lampu dan flash kamera sejak 4 jam lalu. Aaarrgh... aku ingin pemotretan ini cepat selesai.
"Oke.. hari ini cukup sampai disini.. Gamsahamnida (terima kasih)... kerja bagus semuanya.. Kau juga Ji Young-ssi.. terima kasih sudah mau membantuku."
"Aniyo, gwenchanayo... sunbaenim (senior)... Kau juga sudah bekerja keras. Sunbaenim... apa kau lihat Jun Ho?"
"Dia sudah pergi dari satu jam yang lalu."
"Apa? Bocah itu benar-benar... kenapa dia meninggalkanku sih.."
"Hahaha... managermu itu memang sudah pergi, tapi kau tidak perlu khawatir, ada suamimu di sini. Aku pergi dulu Ji Young-ssi."
"Apa? Suami?" aku melihat kearah yang ditunjukkan Tae Joon sunbae. Seorang pria dengan rambut hitam sedang bersender pada dinding di ujung ruangan. Siapa dia?
Dia datang kemari. Ini gawat. Entah kenapa tiba-tiba dadaku menjadi sesak. Walau warna rambutnya dicat hitam dan gaya rambutnya berbeda. Aku yakin itu dia. Pria itu hanya terseyum penuh arti dan memberiku sepucuk surat.
Meski bulan madu kalian tertunda, setidaknya kalian harus menghabiskan waktu bersama. Nikmatilah kencan pertama kalian
P.S : Jangan sampai ada yang mengenali kalian berdua atau uang untuk belanja bulan depan akan kupotong separuhnya.
Han PD (*¯︶¯*)
Aku hanya menatap horor surat yang baru saja diberikan oleh Sutradara Jun, ah maksudku oppa. Kencan? Kita berdua? Dengan matahari panas diluar sana? Aku mengarahkan tatapanku pada oppa. Yang benar saja? Apa Han PD sudah gila?
"Aku tahu Ji Young-a.. orang itu memang sudah gila..."
"Oppa.. kemana kita akan pergi?"
"Jamsil. Kita nonton baseball disana."
Aku terdiam sejenak. Jamsil? Tempat dimana tak seorangpun bisa mengenali kita?
"Oppa... no pabo-ya?"
###
Jamsil Baseball Stadium
Jun
Oppa... no pabo-ya?
Ekspresi wanita itu masih terekam jelas dibenakku. Bahkan ucapannya masih berputar-putar ditelingaku.
Ini pertama kalinya aku dibilang bodoh oleh seorang perempuan. Pabo? (bodoh). Yang benar saja!
"Lihat dirimu, Ji Young-a... kau bahkan mati-matian mendukung KIA Tigers saat kita berada di tribun LG Twins."
Aku mengarahkan handycam ku pada wajah Ji Young yang begitu semangat berteriak saat seorang batter dari KIA Tigers gagal memukul bola yang dilempar pitcher.
Ji Young terlihat beberapa kali mencomooh pemain LG Twins, hingga orang-orang yang menonton disekitar kami sedikit terganggu dengan kelakuannya. Entah dia sadar atau tidak, tapi ia memberi makan harimau saat dirinya sedang berada di kandang singa.
Aku memang sengaja mengajaknya kemari karena baseball adalah olahraga yang bisa kubanggakan selain tennis. Itu sebabnya aku cukup tergila-gila dengan olahraga ini.
Saat sepucuk surat penuh omong kosong dari Han PD diberikan Julie pagi ini, hal pertama yang muncul dibenakku adalah baseball. Mungkin Ji Young tidak akan suka dengan ide ini, tapi setidaknya aku lebih rela melihat dia kesal dibanding harus ketinggalan salah satu permainan LG Twins melawan KIA Tigers. Aku bahkan rela mengantri tiket dua jam sebelum bertemu dengannya di studio pemotretan.
Kuakui ini memang ide bodoh, tapi sudah lama aku ingin berkencan sambil menonton baseball. Apalagi melihat syarat yang diberikan Han PD, agar tidak ada yang mengenali kami. Aku sengaja mengganti warna dan gaya rambutku, bahkan aku menyuruh Ji Young menggunakan rambut palsu dengan potongan pendek dan sedikit meminta sulap ajaib Julie untuk membuatnya tampak berbeda, setidaknya wajahnya yang sekarang terlihat sedikit lebih tua 2 tahun dariku.
Pandanganku teralihkan pada sepatu putih yang kini dikenakan Ji Young. Aku tersenyum dengan pilihanku. Ji Young-a, mana mungkin aku membiarkanmu menonton baseball dengan hak tinggi.
"Ah.. apa yang kalian lakukannn.... Benar-benar bodoh!" Ji Young berteriak kecewa dengan sepenuh hati saat LG Twins memberikan sebuah homerun. Untung saja tak ada yang mendengar letupan dari mulutnya.
Oppa... no pabo-ya?
Kata-kata itu kembali terngiang ditelingaku dalam gemuruh sorakan ribuan penonton di stadium.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
RomanceHan Ji Young Aku tidak mungkin menyukainya. Dia terlalu sempurna. Terlalu punya segalanya. Dia bukan manusia bagiku. Tapi hati ini terlalu lemah untuk sekedar menghadapi sebuah senyuman hangat darinya. Kudou Jun Dia sangat cantik hingga membuat hati...