Dongdaemun market
Ji Young
Sudah beberapa tahun lamanya aku tidak menaiki bis dan subway lagi. Mungkin semenjak aku memulai debutku sebagai seorang aktris.
Aku rindu dengan suasananya. Saat semua orang hiruk pikuk dalam sebuah bis atau kereta dan kau bisa memperhatikan setiap orang disekitarmu secara mendetail. Baik dari wajahnya, potongan rambutnya, penampilannya, dari atas sampai bawah, apa yang dilakukannya dan dimana mereka akan berhenti. Aku bahkan tidak menyangka bisa pergi ke jamsil dengan bis, tanpa ada yang mengenaliku sedikitpun dan kini aku bahkan berada satu gerbong dengan bintang hollywood yang sedang menyamar.Aku mendongak keatas, pada pria yang sedang mendengarkan musik dihadapanku. Oppa... kenapa dia bisa begitu santainya dengan misi bodoh ini? Bagaimana kalau ada yang mengenali kita?
Aku melirik kepada kru yang sedang mengambil gambar secara sembunyi-sembunyi kepada kami. Benar.. aku bahkan sempat lupa kami sedang syuting dengan kamera tersembunyi.
Aku tersentak sejenak saat sesuatu yang dingin menyentuh salah satu telingaku. Sebuah alunan musik berirama ceria tiba-tiba terdengar ditelingaku. Dan pemilik earphone itu hanya tersenyum tipis penuh arti tanpa melihat kearahku.
Gawat. Rasanya darahku lebih cepat mengalir ke atas kali ini.
###
Aku tercengang saat kami tiba disuatu tempat. Dongdaemun. Dari sekian banyak tempat berkencan di Korea, oppa memilih tempat ini sebagai tempat berkencan. Aku melihat kearahnya dengan sebuah pertanyaan, kencan di tempat yang ramai dan bayak orang ini?
Lagi-lagi ia hanya tersenyum menjawab tatapanku. Entah kenapa rasanya aku ingin memukul kepala pria disampingku ini.
Untuk kesekian kalinya aku merasakan gejolak diperutku saat tiba-tiba oppa menggenggam tanganku.
"Ayo, hari ini aku akan membuatmu terlihat sedikit lebih gemuk dari biasanya."
Apa dia bilang?
###
Twigim, bungeoppang, corndog, mandu, eomuk, dan bahkan bbpoki. Aku tak percaya oppa mengajakku mencoba makanan disekitar dongdaemun dengan nafsu berapi-api seperti ini. Entah karena lapar atau kerasukan, tapi pria ini terus mengajakku pergi dari satu tempat ketempat lainnya hanya untuk menjelajahi seluruh makanan itu di dongdaemun. Aku bahkan tak kuasa menolak untuk ikut memakan semuanya. Tuhan, ampuni aku yang ikut serakah memakan semua ini.
Langkahku terhenti disalah satu tempat yang menjual case handphone dengan bentuk dan warna yang beraneka ragam. Pandanganku tertuju pada sebuah case berentuk cup kopi starbucks.
"Ahjussi (paman), apa kau punya case seperti ini untuk tipe ponsel ini?" aku memandang oppa dengan setengah tak percaya. Bagaimana dia bisa membaca pikiranku?
"Tentu saja. Ini lihatlah..." mataku berbinar saat paman penjual itu memberikan case yang pas untuk handphone ku.
"Kau punya satu lagi kan, paman? Aku ambil dua." Oppa mengambil sebuah handphone yang sama persis seperti milikku dari saku jaketnya. Aku bahkan tak tahu jika handphone kami memiliki tipe dan warna yang sama.
Pada awalnya aku memang tidak menyadarinya, tapi entah kenapa ada perasaan hangat menjalar diseluruh tubuhku setiap kali oppa tersenyum.
"Chogiyo, maaf.. apa kau Jun Kudou? Penyanyi luar negeri itu?" dua orang anak dengan seragam SMU tiba-tiba mendatangi kami entah dari mana.
Aku dan oppa terdiam cukup lama. Apa penyamaran kami akan terbongkar? Tapi wajah mereka seolah mengisyaratkan keraguan. Kuharap mereka hanya berusaha menebak-nebak saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
RomanceHan Ji Young Aku tidak mungkin menyukainya. Dia terlalu sempurna. Terlalu punya segalanya. Dia bukan manusia bagiku. Tapi hati ini terlalu lemah untuk sekedar menghadapi sebuah senyuman hangat darinya. Kudou Jun Dia sangat cantik hingga membuat hati...