part tambahan

25 3 12
                                    

PERHATIAN: Part ini bukan bagian dari cerita. Cuma kayak tambahan aja. Jadi gak ada sangkut paut sama part sebelum/sesudah ini ya....

Sebenernya aku belum mau update melihat kesibukan ku akhir-akhir ini. Tapi buat sayangku Patricia_Merin aku membuat kejutan untuk mu. Selagi aku yang jauh di sini dan kamu di sana. Jadi hanya ini yang bisa aku kasih ke kamu.

Maaf kalo gak nyenengin hati. Hehe.
Happy reading
................................................

"Kok kalian ninggalin gue sih? Tungguin gue dong." Seru Merin yang berada di belakang kami.

"Apa kita harus bersikap kayak gini?" Tanya Dewi

"Tentu saja." Ucap Aurel tak acuh

"Tapi kasian." Seru Dewi

"Gak denger ya gue panggilin?" Tanya Merin setelah tiba di samping kami.

"Ah, masak sih dari tadi lo manggilin kita?" tanya balik Aurel

Merin mengganggukan kepalanya "Iya dari tadi gue panggilin. Apa suara gue kurang keras? Padahal dari tadi udah di liatin banyak orang gara-gara manggilin kalian." Ucap nya

"Salah sendiri teriak-teriak di koridor sekolah. Ya di liatin lah. Dikira orang hutan masuk sekolah kita." Sindir Aurel dengan menggebu nya

"Jahat banget sih ngatain gue orang hutan." Aurel hanya mengangkat bahu tak acuh

"Gue duluan ya." Kataku sambil ber lari

Sebenernya aku gak mau langsung ke kelas. Aku mau mampir ke kelas Maria dulu mau diskusiin sesuatu.

"Adel." Panggil Chyntia saat aku menyembulkan kepala ke dalam kelas.

Aku menggangguk dan masuk kedalam kelompok diskusi.

"Jadi gemana?" Tanya Maria

"Mau di apain dulu?" giliran Chyntia yang bertanya

"langsung tiup lilin kenapa sih?" Usulku ke mereka

"Gak seru lah Del." Sergah Maria

"Tunggu-tunggu. Kalian ini mau ngapain sih?" Tanya Aris yang sedang kebingungan "tiba-tiba di suruh kesini entah untuk apa. Jelasin dulu biar kita-kita gak kayak sapi ompong di sini." Lanjut nya sambil menunjuk di rinya dan cowok-cowok yang lain

"Lo doang kali yang ompong." Rey mulai menoyor kepala Aris "gue masih pinya gigi nih." Lanjutnya sambl menunjuk-nunjuk gigi nya.

"gini loh para bapak-bapak."ucap Maria sembari menatap mereka "Kita mau bikin kejutan buat Merin, secara hari ini kan ualng tahun dia." Sambungnya

"Hah? Siapa? Merin? Sekarang ya ulang tahun nya? Bukan beberapa minggu lagi?" Pertanyaan beruntun itu di ucapkan oleh Aris

Aku melototinya "gemana sih lo? Temen seumur hidup bisa lupa ulang tahun nya. Parah banget."

"Seumur hidup gemana maksud nya?" tanya Andra

"Mereka udah dari kecil temenan nya, dari bayi malah." Terang ku "Atau jangan-jangan dari pas embrio?" sambungku yang di hadiahi jitakan oleh Aris

Aku mengusap keningku yang menjadi sasaran penjitakan "Eh.. eh.. dek. Berani-beraninya main jitak." Sebener nya Aris lebih tua dariku sebulan, hehe.

"Adek-adek. Lo mau gue jitak lagi?" tanya nya yang sudah siap dalam posisi on.

Aku hanya menggeleng sambil nyengir.

"Jadi mau ngerjain gemana?" Tanya Edo

"Gue saranin jangan main ceplok-ceplok telur." Ucap Aris

Temani AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang