Awal

66 5 0
                                    

"jenna, cepatlah habiskan makan malammu. Setelah ini kau harus segera tidur, tetapi sebelum tidur jangan lupa sikat gigi ya!" ucap ibu sembari berjalan mendekat ke arahku dengan air mineral di tangan kanannya.

"baik bu, aku akan segera menghabiskan ini" kataku sembari tersenyum dengan mulut penuh dengan makanan.

"iya, tapi hati hati jangan sampai kamu tersedak dengan makanan sebanyak itu di mulut kecilmu !" kata ibu dengan tersenyum.

Orang tuaku adalah seorang pendiri perusahaan penerbitan ternama di Negara ini.ayahku belum pulang, karena harus menghadiri meeting dengan para pengusaha lain. Setelah itu aku menghabiskan air minum yang di berikan ibu, belum sempat aku berdiri terdengar suara dobrakan pintu yang cukup keras sehingga mampu membuat ku terkejut dan menjatuhkan gelas kaca yang ada di tangaku. Terlihat 5 orang pemuda menggunakan masker hitam dan membawa senjata . mereka datang dengan berteriak teriak memanggil nama ayahku.

"Jack... jack... di mana kau? Keluar sekarang juga!" kata salah satu dari kelima pemuda itu.

"siapa kalian? Jack sedang tidak ada di rumah, keluar dari rumahku!" teriak ibu yang sedang berdiri di depanku.

" jangan bohong, serahkan dia padaku atau aku akan menghabisi nyawamu!" teriak pria itu.

"sudah ku bilang dia tidak ada, hanya ada aku dan anakku di sini" ucap ibu gemetar

Kedua pria di belakangnya berjalan cepat menuju ibu, dan menyeretnya hingga ke tangga rumahku.aku hanya bisa berlari ke bawah meja makan. Disini terlihat jelas, bagaimana perlakuan mereka terhadap ibuku. Ibuku mendapat banyak pukulan, sampai sampai mengeluarkan darah.

"ini pertanyaan terakhir dariku, jika kau tak menjawab aku akan menembakmu" ucap lelaki itu sambil menodongkan pistol kea rah kepala ibuku.

"harus berapa kali ku katakan, Jack sedang tidak ada di rumah" jawab ibu yang sudah tak kuat menahan sakit akibat pukulan pria itu.

"serahkan Jack sekarang!" aku bisa melihat jarinya hamper menarik pelatuk pistol itu.

"dia tidak di sini!" teriak ibuku

Itu adalah kata kata terakhir ibu yang sempat ku dengar sebelum suara desingan peluru dari pistol yang di pegang seorang pria yang aku anggap gila telah membunuh wanita yang tak bersalah. Suara desingan peluru itu pula yang mengahkiri kehidupan ibu.aku hanya bisa menangis. Pria itu lalu menoleh ke arah belakang dan membalikan badannya. Aku bisa melihat kakinya berputar ke balakang, betapa terkejutnya aku sampai aku tidak bisa berbuat apa apa. Aku melihat wajah pria yang telah membunuh ibuku, sedang bertatapan denganku. Seorang pria yang umurnya kira kira berumur 30-35 tahun,dengan bekas luka jahitan di keningnya, dia memandangiku dengan mata biru tua yang tajam. Setelah itu ia menegakkan badannya dan tampak sedang berbicara denagn rekan nya. Betapa terkejutnya aku, setelah aku rasakan ada yang menarikku dari belakang dengan kekuatan yang sangat kuat bagi seorang anak seusiaku. Rupanya lelaki itu menutup mulutku dengan lakban, dan memaksaku masuk ke dalam sebuah karung, aku berusaha menolak namun usahaku nihil.

"ibu...ayah... di sini gelap, pengap, aku tidak bisa bernapas. Tolong aku!"teriakku dalam hati, walaupun ku tau merekatidak akan bisa mendengar teriakanku.

Terdengar suara pintu mobil yang di tutup dengan keras. Tak lama kemudian suara berat mesin mobil JEEP dinyalakan. Aku mulai tak bisa bernapas dan mulai tak sadarkan diri.


A Monster GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang