Chapter 5

25 4 0
                                        

*skip di kelas*

Bel pulang berbunyi nyaring menyita perhatianku. Seketika murid murid membereskan buku bawaan mereka dan bergegas pergi keluar kelas. Seperti janjinya tadi, Eric akan mengajakku ke toko es krim. Kami keluar sekolah bersama dan menuju toko es krim yang kami maksud. Kami berbincang tentang hobi dan bakat yang kami miliki, hobi ku adalah menyanyi dan ia memintaku menyanyikan satu lagu kesukaanku.

"kau bisa bernyanyi, kalau begitu nyanyikan satu lagu untukku, lagu yang kau suka"

" baiklah" aku pun mulai bernyanyi.

A lonely road, crossed another cold state line

Miles away from those I love, purpose hard to find

While I recall all the words you spoke to me

Can't help but wish that I was there

Aku lalu terdiam, lalu eric bertanya

"mengapa berhenti? Lanjutkanlah suaramu sangat indah" aku pun tersenyum dan melanjutkan nyanyianku

Back where I'd love to be

Dear God the only thing I ask of you

Is to hold her when I'm not around

When I'm much too far away

We all need that person

Who can be true to you

But I left her when I found her

And now I wish I'd stayed

'cause I'm lonely and I'm tired

I'm missingyou again oh no

Once again

Setelah aku menamatkan nyanyianku , aku dan eric melihat seorang pria dewasa mabuk di jalanan. Aku sangat terkejut saat mengetahui bahwa pria itu adalah James, dia memangil namaku dan melambaikan tangan ke arahku. Aku lantas berdiri, di susul dengan eric, yang tampak heran mengapa pria mabuk itu mengenaliku.

"Jenna, aku di sini " katanya sambil melambaikan tangan ke arahku, aku pun tidak membalasnya dan mengapalkan tanganku

"sial, apa yang dia lakukan" gumamku dalam hati.

"apa kau mengenalnya?" Tanya eric heran

"d..dia, dia ayahku" aku akan melemparnya dengan batu. Tetapi ketika batu itu telah ku genggem aku melihat monster itu lagi, monster yang selalu menampakkan dirinya saat aku akan melakukan hal hal yang salah.

"ah, monster itu, monster itu kembali sejak sekian lama menghilang dari hidupku" kataku bergumam dalam hati dan tak sadar telah menjatuhkan batu yang ku pegang, betapa terkejutnya aku. aku pun menunduk dan berlali kembali kesekolah menunggu Ayah Colin menjemputku.

*skip perjalanan ke sekolah*

Aku duduk di kursi di sepan gerbang sekolahku, aku menunggu Ayah Colin sembari tertunduk menangis.tak lama setelah itu suara mobil JEEP yang sangat ku kenal terdengar, disususl dengan terdengarnya suara ayah Colin yang memanggil ku.

"Jenna, anakku kemarilah"' teriak Ayah Colin, aku sangat menyayangi Ayah Colin karena ia sangat baik.aku lantas mengusap air mataku, dan bergegas pergi ke sebrang jalan. Aku pun masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan ayah sempat bertanya mengapa mataku tampak lembap, dan aku mencerita kan semuanya.

"kau melihat James? Dia mabuk lagi?" Tanya ayah

"iya, dan aku merasa malu dengan teman baruku itu" kami langsung ke kebun yang berada di belakang rumah. Aku harus berlatih menembak dan meggunakan pisau di sana bersama dengan 'ayah-ayahku' . setelah sampai, aku langsung berganti pakaian dan menghampiri mereka yang telah menungguku. Rupanya Ayah Colin sudah menceritakan yang ku lihat tadi bersama Eric. Aku mulai berlatih , pertama aku harus berlatih menggunakan pisau terlebih dulu, kata ayah kemampuan ku dalam menggunakan pisau sudah mengalami banyak perubahan yang begitu pesat. Begitu juga dengan permainan menembakku.

*skip keesokan harinya*

Aku berangkat sekolah lagi, sama seperti kemarin. Mp3 ini selalu ada di tanganku dan memutar lagu lagu dari band rock kesukaanku Avenged Sevenfold. Tetapi bedanya hari ini aku menyalakan mp3 ini ketika masih di dalam rumah, ketika aku menyiapkan buku yang akan ku bawa. Ada sebuah kotak yang sepertinya tersimpan cukup lama di bawah ranjangku, karena penasaran aku membuka kotak itu. Isinya adalah kertas Koran zaman dulu yang telah usang, di sana tertulis berita tentang pembunuhan istri dan menculikan anak dari pendiri percetakan ternama di Negara itu. Saat itu aku tak ingat apa apa, yang ku tau adalah rasa kasihanku pada anak yang ibunya terbunuh itu. Aku pun membawa selembar kertas dan melipatnya lalu memasukan itu ke saku seragamku dan bergegas berangkat sekolah.

*skip di sekolah*

Setelah aku pulang aku lantas di sambut oleh ayah ayahku. Lalu ayah Tane menghampiriku, dan bertanya bagaimana sekolahku tadi, setelah ia menanyakan itu aku mencium keseriusan yang akan ia katakana.

"begini Jenna, aku ada latihan untuk mu" katanya

"setiap hari juga kan aku latihan, yah" jawabku

"kali ini kau akan latihan sungguhan, kau harus membunuh sepasang suami istri yang telah lanjut usia,, nanti akan ku beri kau alamatnya" katanya santai aku lantas kaget mendengar kata 'membunuh', itu sangat menyeramkan bagiku.

"membunuh? Tidak, aku tidak mau, apalagi membunuh seorang kakek dan nenek" jawabku membantah

"kenapa kau takut? Karena itu perbuatan salah?" jawabnya

"aku takut monster itu kembali, ayah" jawabku tergesa

"monster..monster, monster apa? Tidak ada monster di dunia ini ingat itu!" teriaknya yang mebuat ayah ayahku yang lain melihat ke arahku.

"tapi ini benar benar ada , ayah percayalah padaku!" sembari mencoba meyakinkannya.

"sudah, aku tidak mau tau. Kau harus membunuh mereka,, jika tidak aku akan membunuhnmu!"

Ayah Tane adalah ayah terkejam,ia selalu mengancam akan membunuhku jika aku tidak menuruti perintahnya.

A Monster GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang