"Gimana lo gii sama pa Raihan?" Tanya Yola.
"Laah gua baru datang udah dikasih pertanyaan kaya gitu" keluhku.
"Yaudah jawab, kita penasaran" ucap Dhira.
"Ya gitu aja, gak gimana gimana" jawabku santai.
"Masuk dulu yu yang piket udah beres tuh" ajak Anggrini.
Kami pun masuk ke dalam kelas
"Biasa gimana sih gi?" Tanya nuyy penasaran.
"Ya gitu biasa aja gak ada kemajuan. Kenapa sih lu kepo banget?" Tanya sambil menaruh tas di bangku.
"Laaah emang belum ditembak gitu?" Tiba - tiba Caca datang menghampiri.
"Tapi masih sweet kan?" Dhira mengejutkan.
"Lu gak ada masalah kan?" Cerocos Nuyy.
"Kalo nanya satu satu napa gua bukan tersangka" celutehku.
"Yaudah jawab buru!" Ucap Anggrini dengan wajah penasaran.
"Nih ya gua perjelas gua sama dia itu biasa biasa aja masih sweet emang tapi gak pacaran gak ada kemajuan. Jelas?" Jelasku.
"Jay gak dikasih kejelasan bok" ucap Vina datang datang.
"Doamad jir"
***
Seperti biasa setiap pulang sekolah aku pasti ke ruang guru. Bukan karena modus biar ketemu pa Raihan tapi ya emang tugas aku ngasihin agenda kelas sama buku tabungan ke wali kelas. Kalo masalah ketemu pa Raihan itu bonusnya hehe.
Kebetulan banget hari ini ada pa Raihan sekalian aja aku nanya tentang pidato.
"Vin ke pa Raihan dulu" ucapku sambil mendorong Vina.
"Iya gi" vina pun mengukuti ucapanku.
*salim*
"Ada apa gi?" Tanya pa Raihan.
Sepertinya dia tau kalo aku emang ada perlu.
"Eh si bapa tau aja hehe" ucapku sambil nyengir kuda.
"Ada perlu pa biasa" sambar Vina.
"Perlu apa gi?" Tanya pa Raihan sambil merapikan buku buku yang ada dimeja pa Raihan yang berserakan.
"Urusan hati pak hahha" ucap Vina sambil menyenggol bahuku lalu tertawa.
Pa Raihan hanya tersenyum.
"Ih boong bukan. Kan kata pa Raihan pidato dikumpulin dulu ya sebelum praktek, terus katanya ada aturannya ya? Aturannya itu apa?" Jelasku menanyakan yang tidak paham saat pelajaran pa Raihan.
"Kan udah dijelasin gi. Emang gak ngerti?" Ucap pa Raihan lalu memalingkan wajahnya padaku.
"Engg engga pa" aku pun menunduk karena aku gugup kalo diliatin sama orang.
"Bapa kaya yang gak tau gita aja. Agak lemot gitu kan" jelas Vina.
"Yeee lemotan juga elu" aku pu mengelak.
"Yaudah yaudah. Jadi kertasnya itu A4 marginnya atas 4 kiri 4 bawah 3 kanan 3 font sizenya 12 minimal 10 paragraf. Jelas?" Jelas Pa Raihan.
"Aih itu serius minimal 10 paragraf? Gak banyak aja itu mah" keluhku.
"Iya pa ih banyak banget"
"Sedikit kali. Nih ya pembukaan aja 2 paragraf belum lagi penutup jadi paling kalian cuman bikin sekitar 7 paragraf lagi lah" jelas pa Raihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TeacherZone
TienerfictieZona dimana seorang guru dan murid saling jatuh hati. Namun mereka tidak bisa dipersatukan oleh ikatan "pacaran" karena zona mereka adalah di sekolah. Karina seorang murid yang nerd sedangkan pa Deris seorang guru yang most wanted. Apakah mereka bis...
