Part 7 : remember

251 30 6
                                    


.
.
Di luar, myungsoo memandangi sunggyu dari celah celah jendela. Betapa terkejutnya dia, saat menyadari bahwa keberadaan sunggyu semakin memudar. Ntah mengapa tubuhnya terasa gemetar, perasaan takut kehilangan itu tiba-tiba muncul.

"Aggrrr" dia pegangi kepalanya yang tiba-tiba berdenyut hebat. Beberapa memori asingpun tiba-tiba muncul di otaknya. ntah siapa pemilik memori itu, yang jelas cukup membuat myungsoo penasaran.

"hyung" ucapnya sambil meringis kesakitan. Dengan mata yang memerah dia pandangi lagi sosok kim sunggyu " sunggyu hyung" ucapnya lagi seakan ingin memastikan bahwa dia sedang mengingat kenangan dirinya yang sudah lama tertidur dibawah alam sadarnya.

Saat myungsoo benar-benar yakin bahwa kenangan yang muncul adalah kenangannya bersama sunggyu, myungsoo pun langsung berlari masuk ke dalam rumah untuk menemui sunggyu. Tapi sangat disayangkan sosok yang ia cari sudah menghilang dari sana.

"sunggyu hyung~ YA! KIM SUNGGYU!!~"

-flashback-
"L.. L tunggu sebentar~" sunggyu berteriak mengejar myungsoo yang sedang asyik mengayuh sepedanya.

Sreett~ Myungsoo mengerem sepedanya "wae hyung?"

"igo" sunggyu menunjukan selembaran ditangannya sambil berlari menghampiri myungsoo.

Buuckk~ sunggyu terjatuh.

"aaiiisss hyung yang satu ini!" myungsoo langsung melempar sepedanya kesembarang arah dan menghampiri sunggyu "tdo kwenchanayo?"

Sunggyu mengangguk sambil menunjukkan cengirannya "ini" sunggyu memberikan selembaran itu pada myungsoo.

Sebuah undangan yang tampak sangat elegan dengan warna background hitam pekat di padukan dengan tulisan berwarna keemasan.

"finger God?" myungsoo masih belum paham dengan tulisan yang tertera di halaman utama undangan itu.

"aaiiiss jinja~ seharusnya kau baca isinya juga, itu adalah undangan untukmu" sunggyu mulai menjelaskan.

Myungsoo menatap hyungnya "undangan?"

"nde, kau di undang untuk menjadi pengisi acara di pesta itu, kau harus bermain piano disana" dengan serius sunggyu menjelaskan maksud dari undangan itu, tanpa dia sadari bahwa myungsoo sudah memperhatikannya sejak tadi sambil menyunggingkan senyuman dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"boya? Apakah ini maksudnya kau sudah mengerti sejak awal?" protes sunggyu saat dia sadar myungsoo sedang mempermainkan dirinya.

"buuaahhhaaa ha ha~ Wajahmu polos sekali hyung" ejek myungsoo sambil tertawa terbahak- bahak, membuat sunggyu semakin menyipitkan matanya yang sipit.

"kajja~ Bangunlah!" masih dengan cengirannya myungsoo membantu sunggyu berdiri, sedangkan sunggyu memasang wajah cemberutnya.

"YA~ ghemanhae, jangan pasang ekspresi seperti itu hyung" sejak dulu myungsoo memang tidak tahan melihat ekspresi polos sunggyu apalagi saat sunggyu ngambek, karena menurut myungsoo wajah polos sunggyu itu mengalahkan wajah tampannya.

-flashback end-

Myungsoo duduk di kursi dimana sunggyu duduk sebelumnya.

"sunggyu hyung mianhae, karena aku sempat tidak mengenalimu" ucap myungsoo lirih, dengan air mata yang mulai memenuhi kelopak matanya dia melihat handuk yang ia lemparkan pada sunggyu sebelumnya, dia mencoba mengambil handuk itu. ingatan kejadian beberapa saat yang lalu tentang bagaimana sunggyu mencoba mengambil handuk itu kembali terputar, membuat tangannya gemetar hingga tidak bisa meraih handuk itu juga.

Myungsoo menenggelamkan wajahnya pada kedua tangannya yang ia lipat diatas meja, dia menangis sejadi-jadinya hingga napasnya terasa sesak, ingatannya yang tiba-tiba muncul membuat kepalanya terasa sangat sakit. Karena tidak bisa menahan rasa sakit di kepalanya myungsoo pun akhirnya tidak sadarkan diri.

-flashback-
"myungsoo ah, ireonna" seorang yeoja tengah baya dengan berbisik membangunkan myungsoo yang tengah tertidur pulas.

"eomma waegherre?" tanya myungsoo, dengan terpaksa dia harus membuka matanya.

"kajja~ kita harus pergi sekarang" dengan mata yang memerah yeoja tengah baya itu mengajak sang putra untuk pergi bersamanya.

Dengan bingung, myungsoo menuruti keinginan eommanya.sebelum ia benar-benar pergi ,myungsoo masih sempat menatap wajah hyungnya yang masih terlelap.

Tengah malam, disaat hujan deras mengguyur seluruh kota, seorang yeoja dengan seorang putranya meninggalkan sebuah rumah besar dengan mobil mewahnya. 

Beberapa pertanyaan muncul dikepala myungsoo, tapi saat itu myungsoo hanya terdiam tanpa ingin bertanya apa pun kepada eommanya. Dia sudah sangat mengerti bahwa eommanya pasti memiliki alasan sendiri kenapa harus melakukan hal ini, yang bisa myungsoo lakukan saat itu hanya menatap tetesan hujan yang menghujam kaca jendela mobilnya.

"eomma~ myungsoo~!!" sebuah teriakan mampu membuat myungsoo menoleh dan melihat sosok sunggyu yang sedang mengejar mobil mereka.

"eomma hentikan mobilnya" pinta myungsoo kepada eommanya, matanya tidak lepas dari sang hyung yang ssedang berlari ditengah derasnya hujan dimalam itu.

"myungsoo jangan menoleh kebelakang" dengan air mata yang mengalir deras, eomma myungsoo menginjak gasnya, mobil yang membawa merekapun melaju dengan semakin cepat.

"eomma!" myungsoo tidak percaya dengan apa yang eommanya lakukan sekarang.

"sunggyu hyung!" teriak myungsoo didalam mobil setelah melihat hyungnya tersungkur.

"eomma aku mohon~" pinta myungsoo dengan nada kecewanya.

Tepat setelah mobil mereka melewati persimpangan jalan
Sreett~ mobil di rem, eomma myungsoo menghela napas panjangnya
" cepatlah turun dan segera kembali" perintah sang eomma, tanpa ingin berpikir panjang lagi myungsoopun turun dari mobilnya untuk menghampiri sunggyu.

"sunggyu hyung~" teriak myungsoo sambil berlari kearah sunggyu yang masih terduduk di tengah jalan.

Tepat di tengah persimpangan jalan. tiiiittttt~~~~ Buucckk~~ naas sebuah kendaraan lain yang sedang melaju cepat menghantam tubuh myungsoo.

"MYUNGSOO ANDWAE~~" teriak sunggyu dari kejauhan setelah melihat tubuh dongsaengnya terkapar tak berdaya didepannya.

-flashback end-

Setelah beberapa saat sempat tidak sadarkan diri akhirnya myungsoo membuka matanya.

"sunggyu hyung" ucapnya lirih saat samar-samar melihat sosok sunggyu didepannya.

"hemm" sunggyu mengangguk pelan.

"apakah kau sudah mengingatku?" tanya sunggyu dengan tersenyum miris.

"hemm" myungsoo menganngguk pelan, air matanya mulai mengalir deras.

"mianhae" lanjut sunggyu sambil menatap dongsaeng yang sudah lama ia rindukan.

"hemm" sekali lagi myungsoo hanya bisa mengangguk, tangisnya saat itu mampu membuatnya tidak bisa mengatakan apapun. Alhasil dua kakak dan adik ini sama-sama menangis sejadi-jadinya, mereka berdua sama-sama menyesali apa yang terjadi di antara mereka berdua.

Setelah malam kecelakaan itu myungsoo dan sunggyu tidak lagi saling bertemu, myungsoo hilang ingatannya. Sedangkan sunggyu mendapat kabar bahwa myungsoo dan eommanya pergi dan tidak ingin bertemu dirinya lagi, karena itulah selama ini sunggyu tidak pernah mencari keberadaan myungsoo dan eommanya meskipun dalam hati sunggyu, dia sangat merindukan myungsoo.

Tuhan berkata lain, untuk sekali lagi sunggyu diberi kesempatan untuk bertemu sang adik. Yach~ meskipun dalam keadaan yang berbeda, dalam keadaan dimana sunggyu bukan lagi sebagai manusia.

....

[PART SELANJUTNYA HANYA BISA DIBACA OLEH FOLLOWERS GYURIE_INSPIRIT :-D]

Broken AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang