Part 6: time's over?

201 25 0
                                    


"kajja!" myungsoo menarik tangan rin begitu saja.

"YA! apa yang kau lakukan eoh?" jelas saja membuat rin kebingungan, bagaimana tidak orang asing tiba-tiba datang ke hadapannya dan memperlakukan dirinya seakan sudah saling mengenal.

"YA! lepaskan!" rin menepis tangannya dan menatap kesal myungsoo.

"siapa kau sebenarnya?" lanjut rin lagi.

"bukankah sudah aku katakan berulang kali kalau aku ini myungsoo?!" urat di leher myungsoo tampak mengeras, myungsoo benar-benar tidak bisa menghadapi gadis yang bernama rin itu.

"aiiss~ bahkan dia tidak bisa bagaimana menghadapi perempuan" dari jauh sunggyu yang memperhatikan mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"konyol!" rin berbalik untuk meninggalkan myungsoo tapi dengan cepat myungsoo menarik tangan rin kembali. rin beronta sekuat tenaga tapi myungsoo tetap membawa rin bersamanya, bahkan dia berpura-pura tidak mendengar omelan-omelan rin saat itu.

BUUCCKK~ tiba-tiba saja sebuah pukulan mendarat di wajah tampan myungsoo, membuat myungsoo terjatuh pada genangan air disana.

"YA! apa yang kau lakukan?!" teriak myungsoo pada orang yang telah memukulnya sambil memegangi bibirnya yang berdarah.

Sedangkan orang yang memukul myungsoo hanya menatap myungsoo dengan tatapan sinisnya, napasnya terlihat terengah-engah, Nampak jelas bahwa dia sedang menahan emosinya saat itu.

"noona kajja" orang itu langsung membawa rin pergi dari tempat itu tanpa ingin memperdulikan myungsoo.

"aiiiss jinja~" myungsoo memukul genangan air didekatnya, dia tampak sangat emosi saat itu.

Puuuss~ " apa kalian sedang bermain drama sekarang?" kata sunggyu yang tiba-tiba muncul didepan myungsoo.

"ah~ aku lupa memberitahumu kalau ada satu orang lagi pemeran disini, nam woohyun~ dia sahabatku" jelas sunggyu yang hanya mendapat respon tatapan sinis dari myungsoo.

"cih, dasar granpha" myungsoo berdesis kesal sambil berdiri dari duduknya.

Sunggyu menggesek-gesek kedua tangannya dan memasang wajah polosnya sebagai tanda memohon maaf.

"hentikan itu! kau terlihat lebih menakutkan!" myungsoo tidak tahan melihat wajah polos sunggyu. karena dia sudah benar-benar tau wajah polos situ sangat jauh dari kepribadian sunggyu yang sebenarnya.

Masih ditengah derasnya hujan di hari itu, myungsoo dan sunggyu masih berdiri ditempatnya menatap dua orang didepannya yang semakin menjauh.

"myungsoo kau harus bisa membantuku" kata sunggyu penuh harap, matanya masih menatap pilu sahabat dan kekasihnya.

Myungsoo menatap wajah sunggyu yang tampak sangat sedih. hatinya sedikit luluh, dia sadar bahwa orang didepannya saat ini hanya sesosok orang yang sangat mencintai sahabat dan juga kekasihnya.

"walau bagaimanapun kau adalah orang yang paling menderita saat ini" gumam myungsoo dalam hatinya, tatapannya masih belum beralih dari sunggyu.

"kau akan jatuh cinta kepadaku, kalau kau terus-terusan menatapku seperti itu" kata sunggyu membuyarkan lamunan myungsoo.

"cih, boya? Pabboya!" kata myungsoo sedikit kikuk, dia seperti seorang pencuri yang sudah tertangkap basah saat itu juga.
.
.
Sedangkan ditempat lain, woohyun masih menarik tangan rin.
"nam woohyun!" Rin menepis tangan woohyun dan menghentikan langkahnya.

"apa yang kau lakukan?!" lanjut rin, mata rin masih menunjukkan kebenciannya pada woohyun.

"noona" kata woohyun lirih, melihat rin yang menatapnya seperti itu membuat woohyun tidak bisa berbicara apapun, sudah terlihat jelas bahwa rin masih sangat membencinya.

"bahkan kau lebih menakutkan dari orang itu!" rin pergi meninggalkan woohyun begitu saja, sedangkan woohyun menatap kepergian rin dengan mata yang berkaca-kaca

"noona~" gumamnya pelan, woohyun masih berharap pacar sahabatnya itu bisa memaafkan dirinya.

-Di rumah myungsoo-

Myungsoo tampak mengeringkan rambutnya dengan handuk, satu tangannya sibuk mengaduk teh hangat.

"apa kau tinggal seorang diri?" Tanya sunggyu yang duduk di kursi tepat didepan myungsoo.

"hemm" jawab myungsoo singkat.

Srruutt~ myungsoo menyeruput teh buatannya.

Gleck~ "Apakah itu enak?" tanya sunggyu lagi sambil menelan ludahnya. Mengingat dia pernah menjadi manusia sunggyu masih ingat dengan jelas seperti apa nikmatnya minum teh di tengah hujan begini.

"sadarlah, kau bukan manusia lagi" kata myungsoo sinis tampa memikirkan perasaan sunggyu.

"nde, kerre kerre" sunggyu menundukkan kepalanya, meskipun tidak diingatkan oleh myungsoo dia masih sangat sadar bahwa dia bukanlah manusia.

Melihat sunggyu yang menundukkan kepalanya membuat myungsoo sadar bahwa ucapannya sedikit keterlaluan.

"kende, apa yang bisa aku lakukan untukmu?" tanya myungsoo, anggap saja ini ucapan maaf untuk perkataanya tadi.

"uh?" sunggyu menatap myungsoo tak percaya.

"aiiss~ ghenyang ghenyang, mengapa kalian selalu membuatku mengulang pertanyaan eoh?" myungsoo mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

"lupakan!" kata myungsoo kesal dan melempar handuknya kearah sunggyu.

"boya? Kenapa kau selalu ngambek seperti perempuan eoh?" ujar sunggyu sambil mencoba menyentuh handuk yang jatuh didekatnya.

"aaiiiss waegherre?"sunggyu mengangkat sebelah alisnya berpikir, setelah beberapa kali mencoba mengambil handuk, sunggyu tidak juga bisa menyentuh handuk itu.

sedangkan myungsoo hanya menatapnya dari kejauhan "paboya!"

"kende, yang harus kau lakukan hanya satu" ucap sunggyu masih dengan menatap tangannya myungsoo masih dengan diamnya menunggu ucapan sunggyu selanjutnya.

"bantu aku bertemu dengan woohyun dan juga ah rin untuk yang terakhir kalinya" sunggyu mengalihkan wajahnya kearah myungsoo untuk melihat reaksi myungsoo saat itu.

"mwo? Tdo michoesseo?" myungsoo tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan sunggyu saat itu, bagaimana mungkin dia bisa bertemu dengan woohyun dan ah rin sedangkan mereka tidak bisa melihat keberadaannya. Tidak ingin melihat ekspresi kekecewaannya sunggyu saat itu myungsoopun pergi meninggalkan sunggyu.

"myungsoo ah, kali ini aku benar-benar memohon kepadamu" gumam sunggyu pelan,
dengan mata yang berkaca-kaca sunggyu menatap punggung myungsoo yang semakin menjauh. Anehnya saat itu sosok sunggyu semakin memudar, hawa keberadaannya semakin tipis. Waktu untuk sunggyu berada di dunia manusia sepertinya sudah hampir habis, sudah cukup Tuhan memberikan kesempatan bagi sunggyu untuk bersama orang-orang berharganya, kali ini sudah saatnya Tuhan untuk benar-benar mengambil sunggyu .

...

Broken AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang