Lee Hara menatap bingung telepon genggamnya. Nomor tak dikenal terpampang jelas di layar handphonenya. Selang beberapa detik, panggilan itu berhenti.
Hara meletakkan kembali benda kecil itu di atas meja belajarnya. Namun, nomor tak dikenalnya itu memanggilnya lagi. Sehingga menimbulkan bunyi nyaring menggema di kamarnya.
Dengan perasaan kesal dan penasaran, gadis itu memutuskan untuk menekan tombol hijau di layar handphonenya.
"Halo...." Hara berujar pelan.
"Ha... Halo...." Sebuah suara yang agak berat namun lembut itu menyapa indera pendengaran Hara. Gadis ini terdiam, suara ini benar-benar familiar di telinganya.
"Hi, aku Park Jimin. Eumm... Sebenarnya aku ingin menyatakan perasaanku kepadamu hari ini," Hara dapat merasakan sesak nafas seketika. Jantungnya seakan memaksa untuk keluar dari tubuh pemiliknya saat itu.
"A... Aku menyukaimu sejak lama. Aku ingin mengajakmu berkencan. Tunggu! Aku harap kau tidak keberatan untuk menemuiku hari ini di taman. Aku akan mendengar jawabanmu disana."
Jimin akhirnya memutuskan panggilan. Sedangkan Hara, ia masih diam tak berkutit saat ini.
Entah keberuntungan apa yang Hara dapatkan hari ini. Park Jimin, seorang pria yang telah mampu memikatnya akhirnya menyatakan perasaan yang sama dengannya.
----
Lee Hara sudah siap. Gadis dengan balutan dress selutut berwarna biru cerah dan polesan make up tipis di wajahnya, kini sedang menatap pantulan dirinya di cermin.
Manis.
Tak ingin membuat Jimin menunggu, gadis itu pun segera beranjak.
Lee Hara tak henti-hentinya tersenyum. Ia sesekali bersiul gembira. Menggoyangkan tangannya secara bergantian, membuat siapa pun yang tengah melihatnya dapat berkesimpulan bahwa gadis ini sangat bahagia.
Hara terhenti saat menyadari dirinya hampir sampai di taman. Atau lebih tepatnya terhenti karena menangkap seorang pria dengan jaket coklat dan celana panjang hitam.
Jantung Hara kembali berpacu. Kata-kata yang telah ia susun sebelumnya kini buyar seakan meninggalkannya sendiri.
BRUKK
Hara mengutuk batu di depannya yang membuat gadis ini tersandung. Rasa sakit mulai menjulur di lututnya. Cairan berwarna merah kini telah berhasil keluar.
"Kau tidak apa-apa?" Sebuah suara yang Hara yakini suara Park Jimin sukses masuk ke dalam telinga gadis ini dan mematikan hampir seluruh syaraf dalam tubuhnya.
Hara mendongak. Mendapati wajah Jimin yang begitu dekat dengannya. Oh! Hara harap, Jimin tidak akan menangkap wajahnya yang ia rasa mulai menyamai warna tubuh seekor kepiting.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLUFF [BTS VERSION]
Roman d'amourWhen BTS shows their sweet personality, then you will know how sweet they can be.