Chapter 4

99 68 11
                                    

"zayn bangun hari sudah begitu siang apa kau tak ingin berangkat bekerja ." ujarku sambil menggoyang goyang kepala zayn .

"iya , sabarlah sedikit , tak usah menggoyangkan kepalaku , aku bisa saja kehilangan ingatanku bila kau terus melakukan itu kepadaku." ucap zayn sambil beranjak dari kasurnya .

" aku sudah membuatkan sarapan untukmu mandi dan bergegaslah." ujarku sambil berjalan dari kamar zayn.

"prok ." suara zayn menendang bohongku dengan keras , hingga membuatku sedikit terdorong , zayn dengan cepatnya menuju pintu kamarnya .

"oiii ,ooiii sakit banget bokong gua ." aku berteriak sambil mengetuk ngetuk pintu zayn .

" brak brak ." bunyi hentakan yang sangat keras. ." aduhhh , sakitnya ." ujar zayn sambil sedikit kesal . " marcelllllllllll , ini pasti kerjaanmu ,bagaimana bisa ada minyak di lantai ini ." zayn sambil mencoba berdiri dan bergegeas menuju ruang makan . zayn memukul kepalaku sedikit keras .

" okay boy , jebakan mu berhasil ." sambil mengucap u asap bokongnya dan mulai duduk di depanku.

" kau tadi menendang bokongku dengan keras ." ucapku sambil tertawa terbahak bahak .

" okay untuk hari ini kita seri ya, awas aja kau nanti ."

aku dan zayn selalu bercanda dan selalu menguatkan di saat kami sedang sedih beruntungnya aku memiliki dia .

jam sudah menunjukan jam 12.30 hari sudah begitu siang. dari pada aku menggangur lebih baik aku mengamen saja .ujarku sambil berjalan kedalam kamar dan mengambil gitar kesayanganku yang pernah di belikan orang tuaku sewaktu mereka masih bisa memeluku.

aku mengamen di tegah kota aku meletakan sebuah kaleng di depan hadapan ku . orang di sini banyak yang mengamen tetapi memakai alamat musik yang berbeda jelaslah di sini banyak yang mengamen karena di pusat kota ini banyak sekali orang berlalu lalang .

aku menyanyikan lagu semua idolaku .mulai dari lagu, sorry ,drag me down ,she looks so perfect .

suaraku yang bisa di bilang bagus ini menarik banyak orang yang lalu lalang , ya seperti yang saya ingat sebelum orang tua saya tiada memang saya di masukan orang tuaku ke tempat bimbingan belajar vokal dan musik .

"wow , banyak juga hasilku hari ini , kalau tau akan mendapatkan uang sebanyak ini dari kemarin saya mengamen." ujarku sambil berjalan dan sambil menghitung uang.

"hallo zayn aku pulang ." ujarku sambil membuka pintu depan .

"plak plak." zayn mukul kepalaku duakali " lihat ini jam berapa , sudah jam 21.23 , dan sialnya kau tak menggabariku kau dimana." ucap zayn yang begitu marah. aku mengeledeknya dengan cara memegang megang dagunya ,ternyata zayn tidak sedang bercanda dia begitu marah kepadaku.

aku yang merasa tak enak kepada zayn berjalan dan masuk kedalam kamarku .

"tok tok tok ." zayn mengetuk pintu kamarku . "cell aku tak bermaksud memerahimu , aku hanya kawatir dengan mu dari mulai sore tadi aku menelpon mu,tapi kau tak mengangkat telponku ,aku mencarimu kemana mana ,maafkan aku sobat ,aku hanya takut terjadi sesuatu kepadamu." ucap zayn yang sedikit bergetar.

aku membuka pintuku dan melihat zayn di depan kamar dan sedikit mengeluarkan air mata .
aku mengusap air matanya dan mengajaknya untuk menonton tv saja .

"oh iya , besok aku mau pergi kurang lebih setegah tahun , jaga rumah yang baik ya ." sambil mengusap usap rambutku mengangapku seperti adik kecilnya . padahal aku dan dia hanya tau zayn beberapa bulan saja.

aku sedikit sedih mendegarnya tetapi dia harus melihat pekerjaanya di kota lain . zayn bilang dia akan terus menanyakan kabarku .


maaf jika ceritanya tidak menarik , tolong beri vote dan vomentnya ya .terimakasih.

Salahkah Aku MencintaiMu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang