Chapter 3

107 69 15
                                    

°10 Bulan yang lalu

" bangggguuuuuunnnnn ,hari sudah siang pemalas." terdegar suara keras yang berteriak di sebelah kanan telinga ku.

" sialan kamu ini zayn."
ujar ku sedikit kesal.

"sarapan dulu cell ,aku sudah memasakan nasi goreng kesukaanmu,memangnya kamu tidak bekerja hari ini." ujar zayn sambil menarik ketua tanganku untuk lekas beranjak dari tempat tidur.

"ahhh paling saja nasi goreng buatan mu terasa hambar zayn seperti biasanya , biasanya kan aku yang memasak untukmu." "apa kau lupa aku kemarin baru saja di pecat ." aku dan zayn berjalan menuju ruang makan. dan tiba tiba naiz memukul kepalaku dengan keras. lalu dia berlari ke arah halaman dengan kencangnya .

" kepala gua sakit tau." aku sambil berjalan menuju ruang makan ,tapi aku menghentikannya dan berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar membersihkan wajahku .

" zayn ,kau tak ikut sarapan bersamaku ." ujarku yang sedang menyantap makananku .

"tidak , aku sudah sarapan tadi pagi sebelum kau bangun." teriak zayn .

aku tinggal dirumah zayn karna aku tak mempunyai rumah lagi karna rumahku dan semua harta milik orang tuaku di sita oleh bank ibu dan ayahmu meninggal dengan mininggalkan hutang yang begitu banyak , aku dan naiz berteman dari kami berumur 3tahun melihat orang tau aku dan zayn berteman dari masa mereka SMP , aku dan zayn sama sama anak tunggal dan sialnya orang tua aku dan zayn meninggal di hari yang sama di tempat yang sama atas tambrakan tunggal yang mereka alami .orang tuaku dan orang tua zayn sedang ingin menyelesaikan pekerjaannya di luar kota mereka pergi bersama sama hal hasil mereka berpulang menghadap tuhan bersama sama . kami sangat sedih kami saling menguatkan . tetapi zayn orang yang sedikit beruntung karna orang tuanya memiliki banyak harta .kami sama sama jauh dari keluarga kami , keluarga zayn dan keluar ku tak ada yang satu kota dengan kami kejadian itu tempat di mana umur kami 15tahun kami mengurus diri kami sendiri walaupun terkadanga keluarga zayn yang mengunjungi kami, bersyukurnya aku zayn mau menerimaku layaknya saudaranya sendiri . sekarng usia kami sudah 19tahun kami sudah tumbuh dewasa dan bisa mencari uang sendiri dan zayn tak membiarkan ku pergi dia harap aku akan selalu tinggal bersamanya .

"cell ,aku pergi bekerja dulu ya ." ucap zayn yang dari tadi sudah rapi dengan baju kantornya . " oh iya cell mengapa kau tak bekerja di kantorku saja , jadi kau tak usah bersusah payah mencari pekerjaan dan pastinya kau tak kelelahan dengan pekerjaanmu." ujar zayn sambil melangkahan kakinya menuju pintu luar .

" tidak , aku sudah banyak merepotkanmu, biar aku berusaha sendiri, hati hati di jalan zayn ." ucapku sambil melambaikan tangan ke arah zayn yang sedang menaiki mobilnya ."

°°°°°°°°
sudah 22 hari aku mencari pekerjaan dan tak kunjung mendapatkannya , aku tak mungkin tidak memegang uang sepeserpun dan zayn selalu memberiku uang , zayn sudah seperti saudara kandungku dan aku tak bisa membalas semua kebagiakannya. ujarku yang sedang melamun di teras belakang .


maaf jika ceritanya tidak menarik , tolong beri vote dan vomentnya ya .terimakasih.

Salahkah Aku MencintaiMu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang