"Aku tidak mau, Ayah!" Harper cemberut menatap ayahnya.
Sang ayah menghela napas panjang, tampak sudah menduga jawaban yang dikeluarkan putri sulungnya ini.
"Kau harus mulai belajar, Sayang. Itu perusahaanmu. Milikmu," jelas ayahnya dengan sabar.
"Aku kan tidak minta. Aku tidak mau jadi pebisnis seperti ayah."
"Lalu kau mau jadi apa? Kuliahmu sudah selesai, ini saatnya kau mulai bekerja."
"Aku mau melanjutkan S2ku. Apa ayah tidak mau aku kuliah lagi?" Harper merajuk menatap ayahnya. Dia tahu ayahnya tidak akan menang melihatnya merajuk.
"Sayang..."
"Teddy Sandjaya, jangan bicarakan masalah pekerjaan di meja makan!"
Harper terkikik melihat muka ayahnya yang cemberut. Ayahnya boleh saja selalu menang tender di luar sana, selalu terlihat berwibawa dan penuh kharisma. Tapi di rumah, jangan harap dia bisa menang melawan istri tercintanya.
"Lihat Mom, Ayah selalu memaksaku pergi," Harper kembali mengeluarkan jurus merajuknya. Dia memang sudah besar, tapi jurus merajuknya tak pernah gagal dalam merayu orangtuanya.
"Ted, kenapa sepertinya kau ingin segera mengirim Harper ke Spanyol?"
"Sayang, kau bilang sendiri tadi, jangan membicarakan pekerjaan di meja makan?"
"Aku bertanya Ted," ibunya melotot membuat Harper kembali terbahak menyaksikan wajah cemberut ayahnya.
"Kita sudah pernah membicarakan ini kan? Kau juga sudah tahu alasannya aku meminta Harper kesana."
"Tapi tidak harus sekarang kan? Anak kita bahkan baru kemarin di wisuda."
"Terserah kau sajalah. Aku akan ke kantor sekarang." Sang ayah bangkit dari duduknya dan mencium puncak kepala mereka lalu berlalu dari ruang makan.
Harper menatap ibunya yang tersenyum lembut padanya. "Mom, apa aku harus ikut perintah ayah?"
"Nanti saja kau pikirkan itu, Sayang, setelah kau siap. Ayahmu hanya ingin kau belajar memegang perusahaan."
Harper terdiam menatap wajah ibunya. Satu hal yang sebenarnya membuatnya berat pergi ke Spanyol adalah wanita yang ada di hadapannya ini. Wanita yang sudah membesarkannya dengan penuh cinta kasih layaknya ibu kandungnya sendiri.
Harper mencintainya dengan sepenuh hatinya seperti ia mencintai ayahnya.
Dia tahu, dua orang terpenting di hidupnya itu bukanlah orangtua kandungnya. Tetapi mereka tak pernah membedakannya dengan saudaranya yang lain.
She's blessed to call her mother. Ibunya adalah wanita paling mulia yang pernah ada. Cintanya luar biasa besar untuk keluarganya. Ayahnya benar - benar lelaki paling beruntung di dunia. She's the most precious gift for them.Harper tidak pernah jauh dari mereka. Dia menolak usul ayahnya untuk kuliah di luar negeri karena tak mau jauh dari ibunya. Dan kini, dia menolak perintah ayahnya untuk pergi ke Spanyol untuk mulai mengurus resort yang sudah disiapkan ayahnya untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Love: Harper - Aldrian
General FictionSpin off Babysitter Matre Tersedia di Karyakarsa Aldrian Aillard Bramastya mengenal Harper Quinina Sandjaya sejak ia masih kecil. Gadis kecil cengeng dan menyebalkan yang telah merebut perhatian Aunty-nya. Namun, siap sangka, ketika dewasa Aldrian j...