Chap 7

50.9K 4.5K 302
                                    

Al memakai kemeja, dasi, dan jasnya secepat yang dia bisa. Dia benci berpakaian formal seperti ini, tapi demi Harper, dia akan melakukannya. Tidak, ini bukan untuk Harper. Ini untuk dirinya sendiri, dan untuk kewajiban yang harus ditanggungnya demi menjaga gadis itu.

Dia sudah pernah bilang kan jika Harper bukan tipenya?
Jadi ini hanya untuk menjaganya, sesuai janjinya pada bundanya, sesuai janjinya pada aunty Nayanya. Tidak mungkin rasa itu muncul lagi. Al sudah mengubur rasa itu jauh didalam hatinya sejak gadis itu berkata bahwa dia membencinya. Lagipula itu sudah bertahun - tahun lalu, dan itu hanya cinta monyet, atau mungkin hanya rasa bersalah karena Al pernah membuat Harper terjatuh dari tangga dulu. Ya, itu hanya rasa bersalah, bukan suka, apalagi cinta.

Lalu kenapa dia tidak suka melihat kedekatan Harper dan Enrique?

Al berdecak pelan dan berhenti berdebat dengan dirinya sendiri sebelum akhirnya keluar dari kamarnya.

Al berdecak pelan dan berhenti berdebat dengan dirinya sendiri sebelum akhirnya keluar dari kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lama sekali sih??" Gerutu Harper saat dirinya masuk ke mobil Enrique.

"Bawel!" Jawab Al sambil mengacak rambut Harper yang sudah duduk di bangku belakang.

"Rambutku!!!" Teriaknya marah seraya memukul tangan Al yang masih ada di kepalanya.

Al terkekeh. Matanya menatap Enrique yang meliriknya.

"Ada apa?" Al bertanya.

Enrique hanya mengangkat bahunya dan mulai menjalankan mobilnya.

Resorts mereka tidak jauh, hanya sekitar lima kilometer dari tempatnya tinggal. Resorts itu termasuk salah satu resorts yang paling ramai dikota ini. Uncle Ted sukses menjadikannya tujuan penginapan paling diminati di Spanyol.

Al tahu dari ayahnya, bagaimana perjuangan uncle Ted membangun jaringan bisnis itu. Semua dimulainya dari nol, dengan modalnya sendiri, bukan dari uang Sandjaya Group karena resorts ini disiapkannya untuk putri tercintanya. Dan tangan dingin seorang Sandjaya tidak perlu diragukan lagi. Seluruh lelaki keluarga Sandjaya adalah pebisnis handal, tidak ada satu orangpun yang bisa menyangkalnya. Jaringan bisnis perhotelan dan restoran Sandjaya Group selalu sukses dimanapun itu berada.

Al mendengar Harper terkesiap pelan saat gadis itu sampai disana. Pasti dirinya tidak menyangka jika akan sebesar ini hotel dan resorts yang disiapkan sang ayah untuknya.

"Quin, are you okay?" Al menengok kebelakang. Gadis itu masih terpana menatap bangunan besar dan mewah yang ada dihadapannya. Sebuah hotel berlantai 10 yang berdiri gagah di pinggir pantai. Resorts dibangun agak jauh dari hotel serupa bungalow disisi lain pantai.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Journey Of Love: Harper - AldrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang