✖2

9 1 0
                                    

Typo bertebaran maklum no edit😃

Hppy reading💪💪

Memikirkan semalam membuatku merasa bodoh dan egois, kenapa juga aku harus marah pada Liam padahal dia tidak seutuh nya salah.

"Oy penyanyi cafe!"

Aku hanya mendegus, dan meminum juice yang tadi aku pesan sebelum nya. Sahabatku Lala, belum datang.

Yang ada di hadapanku mendengus nafasnya dengan kasar. Dia adalah Bianca, Bianca Leashand anak terhits di sekolah ku ini. Followers terbanyak , tercantik, terpopuler, dan di takuti oleh semua warga sekolah ralat bukan semua aku tidak, aku tidak takut dengan nya.

"Eh, penyanyi cafe gue nanya ama lo! Lo tuli ha."katanya sudah naik satu oktaf mungkin dia kesal karena aku diamkan aku masa bodo.

"Lo mau apa sih."kataku acuh, karena selama aku sekolah disini dia ada saja mencari masalah dengan ku. Entah kenapa.

"Lo jadi orang itu seneng kek bisa ngomong sama gue, seorang bianca."katanya dengan nada sombong nya, aku hanya memutarkan kedua bola mataku.

"Bodoamat, gue juga gak guna ini bicara sama lo! Ga nguntungin banget!"

Bianca berdiri dari duduk nya dan menggebrak meja membuat seluruh seisi kantin menatapa kearah kita, asataga cewek satu ini

"Lo ya, gue kasih hati minta jantung!!"teriak nya

Aku masih duduk di tempatku dan menopang dagu dengan malas menatap nya"Gue enggak minta dikasihi hati sama lo."

Byur.

Aku disiram oleh juice yang ku pesan. Ku tatap dia dengan mata menyala ku. Aku marah ya jelas aku marah, lagi diam di sini dia malah ngusik, di tambah menjadi bahan tontonan. Aku menumpahkan sambal di rambut nya"Eh, lo tuh ya jadi orang jangan karena lo ini di takuti oleh semua murid sini lo enak-enakan nindes gue ya! Gue gak takut sama lo!"

Plak!

Aku menamparnya tak lama dua canteknya yang bodoh yaitu Gita dan Vio. Itu datang menatapku tajam dan aku hanya menaikan satu alisnya.

"ASTAGA RAMBUT GUE! BARU KESALON KEMAREN. AHHH, TARI!!!!!"teriak Bianca lalu berhambur berlari dan dua cantek nya dengan setia mengikutinya. Aku hanya menggelengkan kepalaku, lalu berlalu menuju loker mencari baju seragam ku, kali aja tersimpan disana.

Ah sial, tidak ada. Aku harus bagaimana ini terlalu lengket. Ah, Lala.

La, ada baju ga?

Send.

Aku menunggu balasan nya dengan bersandar di depan lokerku masa bodo dengan tatapan semua orang. Aku tidak terlalu perduli.

Lala yah tar. Gue gaada lo dmana?gue kesana ya.

Gausah.

Aku tipe orang yang tidak mau merepotkan seseorang walaupun Lala sekalipun, tiba-tiba seragam putih bersih ada dihadapanku. Aku menoleh dan terkejut dia itu kalo kata Lala namanya ah siapa ya Ical. Ya ical. Kaka kelas , ganteng, tapi sikap nya agak dingin kata Lala.

"Pake."kata Ical lalu mengambil tangan ku dan menaruh seragam itu di tanganku

"Kak tapi.-"

"Pake aja. Bianca kelewatan"kata Ical sambil menyenderkan tubuh nya di loker tepat disamping ku berdiri

"Tapi gue juga kelewatan kak."gumamku, dia terkekeh berdiri tegak

"Bagus lo sadar. Lain kali jangan di ulangin, gue duluan"

Astaga, kata Lala dia dingin tapi kok barusan hangat banget?aku hendus seragam nya wangi nyaaaa. Astagaaaa Liam aku ingin cerita

✖✔✖✔

Aku menatap diriku di depan cermin kamar mandi sekolah ini, baju nya nampak kebesaran untuk ku. Tapi aku tak permasalakan nya, aku mencuci tangan lalu bergegas keluar kelas

Buk!

Yatuhan, apalagi ini kenapa hari ini bacot banget sih ngebetein banget, aku mendongak dan melihat sepatu converse buluk di hadapan ku.

"Maaf ya"

Suara berat itu pertandakan dia seorang lelaki. Aku bangkit dan menatap lekat cowok dihadapanku ini

"Kalo jalan tuh pake mata. Sradak-sruduk aja kalo jalan! Lo fikir ini jalanan punya nenek moyang lo!"

Cowok itu terkekeh"Maaf ya, judes banget. Kenalin nama gue Sela!"

Aku mendengus kesal, apa coba? Siapa juga yang nanya siapa nama nya.

"Gue ga nanya!"ketusku lagipula mana ada nama Sela, ada sih tapi untuk perempuan sedangkan dia? Dia kan lelaki.

Merasa tahu kebingunganku, dia mengambil tanganku dan menjabat tanganku dan berkata yang membuat keterkejutan ku

"Selalu dihatimu"

Aku tarik tangan ku dengan kasar setelah sadar akan keterkejutanku, apa-apaan sih nih cowok. Udah nabrak aku malah sekarang ngegombal

"Gaje."

Aku langsung berjalan walaupun sebenarnya berlari kecil, namun alangkah terkejutnya dia sudah ada disamping ku dengan berjalan santai nya.

"Lo-Tari kan?"tanya nya

Aku berhenti dan menoleh dengan yang kuyakini wajahku ini terlalu dongo. Dari mana dia tau. Kok?-bisa.

"Kok lo tau?"tanyaku heran

"Ya tau, kan lo jadi bahan perbincangan hari ini"kata nya, wajah nya tersenyum di bibir tipis nya. Astaga dia sangat tampan. Walaupun masih tampanan Papa.

Alis hitam tebal nya saling menautkan"Lo kenapa?"tanya nya, aku segera sadar dari lamunanku, lamunan yang memuja lelaki di hadapan ku ini.

"Gapapa"

TariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang