Part 1

929 74 73
                                    

"Hm, aku ada di Seoul sekarang." Seorang pemuda tampan tampak sedang menerima panggilan masuk sambil membuka pintu apartemen barunya.

Pintu yang agak bermasalah itu akhirnya bisa dibuka dan menghasilkan bunyi yang menyakitkan telinga. Mungkin karena pintu itu jarang digunakan, mengingat apartemen yang ia tempati telah ditinggalkan pemiliknya lebih dari 2 tahun yang lalu.

"Ya! Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?" Suara di ujung sana terdengar kesal dengan ucapan pemuda yang ia telepon.

"Aku tahu kau sibuk sekarang. Bukannya kau sekarang sibuk manggung di acara rapp battle?" Si pemuda balik bertanya.

"Acaranya sudah selesai sejam yang lalu, Lee Hong Bin. Sekarang cepat katakan alamat apartemenmu atau aku akan mengirimkan pesan spam!" Terdengar ancaman yang dilontarkan oleh sahabat pemuda yang bernama Lee Hong Bin itu.

Hong Bin menghela nafas dan mendiktekan alamat apartemennya dengan rinci. Sebaiknya ia memang menuruti sahabatnya itu untuk saat ini, atau ia akan mengusik Hong Bin dengan pesan yang berisi lirik rapp.

Mata Hong Bin disuguhkan pemandangan yang agak berantakan. Ruangan apartemennya itu dipenuhi debu dan beberapa perabotan ditutupi oleh kain berwarna putih. Kecuali sebuah cermin besar yang tampak antik.

Pemuda itu memicingkan matanya saat memperhatikan cermin antik tersebut. Tampak seberkas cahaya yang entah bagaimana dipantulkan oleh benda tersebut. Padahal, satu-satunya sumber cahaya di ruangan itu untuk saat ini hanyalah jendela yang tirainya sedikit terbuka. Posisi jendela itu pun tidak memungkinkan ada cahaya yang memantul ke cermin.

Untuk memastikan penglihatannya, Hong Bin mengusap sebagian permukaan cermin yang menurutnya terlihat berkilau. Debu yang menempel beterbangan dan membuat Hong Bin bersin. Setelah debu-debu tersebut sukses dihilangkan oleh pemuda itu, mata Hong Bin tak lagi melihat cahaya di cermin tersebut.

Apa aku salah lihat? tanyanya dalam hati.

Tok tok tok!

Hong Bin setengah berlari ke arah pintu. Itu pasti sahabatnya yang datang. Dan dugaannya pun benar begitu sesosok manusia tampak di hadapannya.

"Apa kau hanya akan memandangiku?" tanyanya setengah menahan tawa.

Hong Bin tertawa pelan. "Kau tidak perlu repot-repot datang. Aku bisa membereskan semuanya sendiri," jawabnya.

Sahabat Hong Bin itu melongokkan kepalanya ke dalam apartemen Hong Bin. Ia langsung bersin begitu debu menghampiri hidung mancungnya. "Seharusnya kau membuka jendelanya dulu," gerutunya.

Tawa Hong Bin meledak. "Maafkan aku, Yang Mulia Kim Ravi."

Ravi, atau nama aslinya Kim Won Shik, adalah salah satu rapper terkenal yang menjadi sahabat Hong Bin. Ia dan Hong Bin sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMP. Setelah mereka lulus SMA, mereka terpisah. Hong Bin memilih untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri, sedangkan Ravi melanjutkan pendidikannya di Korea Selatan dan memasuki dunia entertainment.

Keduanya kini berjaya di dunia masing-masing. Ravi dikenal sebagai rapper dengan penjualan album yang sangat bagus. Dan Hong Bin menjadi model untuk berbagai merek produk internasional.

Setelah Hong Bin kembali dari studinya, ia memutuskan untuk pulang ke tanah kelahirannya dan bertemu dengan sahabat lamanya. Rupanya, karena sangat senang dengan kedatangan Hong Bin, Ravi rela mengesampingkan jadwal rekamannya dan membantu sahabatnya itu untuk beres-beres.

"Banyak sekali barangnya. Kenapa tidak diletakkan di gudang saja?" tanya Ravi.

Hong Bin mengendikkan bahunya. "Apa sebaiknya kita pindahkan saja? Sepertinya akan tidak muat kalau ditambah dengan barang-barangku," gumamnya.

Mirror [VIXX - FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang