Part 10

223 47 30
                                    

"Hyung!" Tepat pada waktunya, Sang Hyuk menarik kaki Hong Bin dan membuat pemuda itu gagal ditikam. Meskipun hal itu membuat kepala Hong Bin terantuk bagian atas lorong kecil itu.

"Hei, kenapa kau tidak langsung masuk?" tanya Ravi dengan nada kesal.

Hong Bin menggeleng dan langsung pergi mendahului kedua temannya. Sedangkan Ravi dan Sang Hyuk saling berpandangan sebelum akhirnya mengikuti jejak Hong Bin.

*

Da Eun menghela nafas sebelum menjatuhkan pisau di tangannya. Mendadak tulang dan otot di kakinya terasa lemas, membuatnya jatuh berlutut di depan pintu kecil yang sebelumnya dilewati oleh Hong Bin.

Gadis itu kemudian tersenyum tipis dan mengambil lagi pisau yang ia jatuhkan.

"Maaf," gumamnya. "Aku melakukan hal itu agar kalian mau segera pulang."

Pisau di tangan Da Eun terancung tinggi dan meluncur dengan cepat ke arah lehernya.

Cprat!

"Uhuk!" Da Eun terbatuk dan pisaunya jatuh tak jauh darinya. Darah dari lehernya mengucur dengan deras, mengingat pisau tadi membuat pembuluh darahnya putus.

Dalam sekejap, Da Eun sudah tergeletak di atas genangan darah. Sebelum nyawanya sepenuhnya tercabut dari tubuhnya, gadis itu tersenyum.

Dengan begini, tak akan ada lagi Key Master selanjutnya ....

*

"Dia tak akan mengejar kita 'kan, hyung?" tanya Sang Hyuk kepada Ravi. Pemuda itu menggeleng dan memberi isyarat kepada Sang Hyuk untuk menunjukkan jalan ke lantai paling atas.

"Kau yang paling berpengalaman di antara kita bertiga. Karena itu, kau pasti tahu di mana tangga menuju ke lantai paling atas," ucapnya.

"Serahkan saja padaku!" Sang Hyuk menepuk dadanya dan memandu jalan kedua hyung-nya.

Mereka bertiga memutuskan untuk memulai misi untuk menghancurkan seluruh cermin yang ada di dalam gedung itu. Dimulai dari lantai paling atas, agar memudahkan mereka dan agar tidak perlu naik tangga berulang-ulang.

Setelah berputar-putar selama hampir sejam, ketiga pemuda itu akhirnya sampai di lantai --yang menurut Sang Hyuk-- paling atas. Mereka bertiga pun berpencar dan menjalankan misi masing-masing.

Saat itulah Ravi menemukan seseorang yang diikat dalam keadaan pingsan. Ia menebak bahwa orang ini adalah salah satu calon korban Key Master. Ia pun melepaskan tali yang mengikat tubuh orang itu dan membangunkannya. Siapa tahu orang itu bisa membantu mereka untuk menghancurkan cermin-cemin.

"Hei, bangun." Ravi menggoyang-goyangkan bahu orang itu.

Mata orang itu terbuka dan ia langung mendorong bahu Ravi sampai menabrak tembok.

"Kau pasti Key Master, 'kan?" tanya orang itu dengan nada tinggi. "Aku sudah menunggumu!" Ia mengeluarkan sebilah pisau lipat dari sakunya dan bersiap menusukkannya ke arah dada Ravi.

Bruak!

Seseorang berhasil menggagalkan niat buruk orang tersebut. Untung saja ujung pisau itu belum berhasil menembus kulit Ravi, atau ia bisa mati sia-sia di tempat ini.

"Oh, tanganmu berdarah." Itu suara Hong Bin.

Ravi mengangkat kepalanya dan mendapati Hong Bin yang separuh membungkuk dengan balok kayu di tangannya. Untung saja Hong Bin datang tepat pada waktunya.

"Terima kasih," ucap Ravi seraya menepuk pundak Hong Bin.

"Tanganmu ...." Hong Bin mengulangi kalimatnya. Telunjuknya mengarah ke arah luka di lengan Ravi. Luka itu mungkin tercipta karena goresan pisau tadi saat Hong Bin memukul orang yang berniat mencelakai Ravi.

Mirror [VIXX - FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang