Part 5

312 49 22
                                    

Srek ... srek ...

Suara gesekan benda membangunkan seorang pemuda yang tampak terlelap di pojok ruangan. Setelah mengerjapkan matanya beberapa kali, ia pun bisa membuka matanya sepenuhnya. Dan ia langsung kaget begitu melihat sekelilingnya yang tampak sangat berbeda. Lebih gelap dan lembab.

"Aku ... di mana?" Pemuda itu, Lee Hong Bin, memandangi sekelilingnya dengan takut-takut.

Akhirnya kita bertemu juga ...

Kalimat itu terngiang di kepala Hong Bin. Membuatnya sadar, kalau yang terjadi sebelumnya bukanlah mimpi.

Semuanya memang nyata, bukan hanya terasa nyata.

Rasa sakit yang menyerang kakinya membuat Hong Bin tersadar. Tampak sebuah tali tambang melilit di kakinya dengan sangat erat. Kakinya bahkan mati rasa, mungkin karena pembuluh darahnya terlalu lama terjepit.

Dengan segala kekuatan yang ia punya, Hong Bin melepaskan tali itu dan membuangnya jauh-jauh. Bekas ikatan tali itu rupanya membuat kakinya tampak biru dan membuat pemuda itu agak kesulitan untuk berjalan.

Saat itulah, mata Hong Bin menangkap sebuah benda yang tak asing baginya. Sebuah cermin. Dan yang membuatnya kaget adalah pemandangan dalam cermin itu. Apartemennya.

Tok tok tok!

Hong Bin berusaha melakukan sesuatu dengan cermin itu, siapa tahu ia bisa berteleportasi seperti yang ia lakukan sebelumnya. Namun gagal. Ia hanya bisa mengetuk-ngetuk cermin itu dan berharap seseorang mendengarnya, meskipun mustahil. Dari pandangannya, Hong Bin bisa melihat jam dinding yang tak jauh dari cerminnya.

Jam 3 pagi. Jelas orang-orang masih terlelap dalam dekapan selimut.

"Aku harus mencari jalan keluar," ucapnya sambil memegangi lehernya. "Dan air."

Dengan terseok-seok, Hong Bin berjalan menjauhi tempatnya tertidur tadi. Ia pun membuka pintu ruangannya dan langsung terlonjak kaget begitu seorang gadis berpakaian lusuh duduk di dekat pintunya.

"Joseonghamnida, apa kau tahu di mana pintu keluarnya?" tanya Hong Bin.

Gadis itu menggeleng. "Kalau aku tahu, aku sudah keluar sejak beberapa waktu yang lalu," jawabnya sambil terisak.

Mendadak Hong Bin merasa dilema. Gadis yang sedang menangis itu membuatnya semakin bingung. Akankah ia mengajaknya, atau meninggalkannya begitu saja?

"Apa kau baru tiba di sini?" Pertanyaan itu membuat lamunan Hong Bin buyar.

"Ne, mungkin." Hong Bin menggaruk tengkuknya dengan ragu. "Ngomong-ngomong, siapa namamu?"

"Da Eun. Pyo Da Eun."

*

Setelah berbincang-bincang sedikit, Hong Bin dan Da Eun sepakat untuk berpencar mencari bahan makanan dan pintu keluar.

Dari yang ia peroleh dari Da Eun, gedung atau apalah namanya bangunan ini, memiliki banyak lantai dan ruang bawah tanah. Karena banyaknya itu, sampai sekarang belum ada orang yang berhasil keluar dari bangunan itu dan hanya akan mati membusuk. Itulah sebabnya Hong Bin melihat banyak mayat berserakan di bangunan itu. Entah masih utuh atau sudah tak berwujud lagi.

Dan ada satu hal lagi. Si tudung hitam yang selalu muncul di cermin Hong Bin ternyata adalah Key Master. Bisa dibilang dia adalah penjaga bangunan ini, yang 'bertugas' menyingkirkan siapapun yang berniat keluar. Siapa saja yang bertemu dengannya, maka ia akan bernasib sama dengan mayat tak berwujud itu.

Bruk!

"Ah!" Hong Bin mengaduh pelan saat kakinya terantuk sesuatu dan menyebabkan tubuhnya limbung. Untungnya tak ada luka serius akibat jatuh tadi.

Mirror [VIXX - FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang