BAB SATU

694 99 41
                                    

Hanya dengan berita tersebut sudah mampu membuat banyak kontrak pemotretan Carmela yang dibatalkan hingga membuat kerugian banyak bagi agensi yang ia dirikan sejak dua tahun yang lalu itu. Berita tersebut bahkan berimpas pada model-model lainnya yang berada di bawah naungannya.

Jama memasuki ruangannya kemudian melempar ponselnya tepat di atas meja kerjanya dan berdecak kesal, "Hyunjin benar-benar ingin membuat kita bangkrut dan hancur hingga sehancur-hancurnya, Cay."

"Aku akan membicarakan hal ini dengannya. Tenangkan dirimu, Jama."

"Bagaimana bisa aku tenang ketika semua berita nyata ini terus bermunculan setiap minggu—Apa aku perlu menenangkan diri hingga tidak ada satu pun kontrak klien yang tertinggal atau mungkin aku harus bertindak bodoh dengan meminta maaf kepada publik dan mengakui kesalahan dari Suami Sah-mu itu?"

Carmela menatap pria itu dan tanpa berbicara panjang ia menekan sesuatu pada ponselnya kemudian meninggalkan pria itu tanpa berpamitan.

Jama menatapnya dengan kesal dan kebingungan.

"Di ruang tamu sekarang juga—Kita perlu berbicara."

Suara dari ujung sana menjawab, "Kau belum mengirim satu juta yang aku minta kemarin."

Wanita itu mematikan panggilan secara sepihak dengan kesal mendengar pembicaraan Hyunjin yang selalu mengenai uang satu juta itu kemudian memasuki mobilnya mengendarainya kembali menuju ke tempat dimana ia akan bertemu dengan pria sialan itu setiap harinya.

Mobil Marchedez—Benz tipe i360 memasuki halaman rumah dan berhenti tepat di pintu masuk rumah, Carmela turun dan sedikit berlari kecil menuju ruang tamu berpikir pria itu telah menunggunya dan ternyata tidak sesuai harapannya—Pria itu tidak menunggunya.

Lagipula dengan alasan apa ia menunggumu, Carmela?

Carmela memilih untuk menunggu pria yang mereka sebut sebagai suaminya itu dengan secangkir teh hijau dan ia tidak menyangka butuh empat cangkir teh hijau dihabiskan hingga Hyunjin datang dan menemuinya.

Hyunjin tampak santai meskipun Carmela merasa pria itu sehabis terburu-buru, atau entahlah mungkin hanya firasat.

"Darimana saja kau?"

Hyunjin tak ingin berbasa-basi, "Apa yang ingin kau bicarakan?"

Carmela kembali pada tujuannya. "Berita itu—Apa tujuanmu membuat berita-berita seperti itu?"

Hyunjin tak menjawab.

"Jangan katakan kau membuat kehebohan tersebut hanya untuk gimik dan bahan pembicaraan orang-orang saja—atau mungkin kau memang sudah terlalu menginginkan noona itu hingga harus memeluknya di tempat publik seperti itu?"

"Hyunjin, Hyunjin.. Kamu itu seperti orang bodoh yang sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan selain menghabiskan uang istrimu dan juga bermain dengan noona-noona di luar sana.—Aku tak menyangka akan menikahi pria semurah dirimu, Hwang Hyunjin." Carmela berkata dan ia melihat pria itu tersenyum di seberang sana.

Hyunjin membuka suara, "Kau sudah tahu semuanya dan tidak seharusnya kita berbicara lagi di sini, kan?"

Kapanpun itu Hyunjin akan selalu berhasil membuat seorang Carmela kesal dan marah. Hingga Carmela kembali berkata, "It is right that you are cheap but Hwang Hyunjin, ketika sesuatu sudah memengaruhi pekerjaanku maka aku harus menuntaskannya—Sekali pun suami-ku sendiri yang merupakan penyebabnya."

"Jadi kau ingin kita berpisah?"

Carmela tertawa dan menjawab, "Jelas itu yang ingin aku lakukan setelah kita menikah—"

Hyunjin mendekatinya dan mendorong wanita itu hingga ia bersandar pada sofa kemudian pria itu mendekatkan wajahnya dengan sebuah tangan yang melingkari leher wanita itu dan berkata pelan, "Aku tidak mengira semudah itu kau melupakan hal itu."

"Aku sungguh ingin meludahi wajah murahanmu sekarang juga." kata Carmela dengan mata yang sinis dan juga deru nafas yang bisa Hyunjin dengar.

Hyunjin kembali mengikis jarak diantara mereka dan ketika Carmela memejamkan matanya, suara tawanya terdengar membuat Carmela mengerjapkan kembali matanya.

"Jadi siapa yang murahan di antara kita sekarang, Chagiya?"

Carmela mendorong Hyunjin yang menggodanya kemudian bangkit dan berjalan meninggalkan ruang tamu dan suami sialannya itu menuju ke mobilnya dan kembali ke gedung agensi untuk bertemu dan mendiskusikan masalah ini dengan Jama.

[ Bad Series ] - One.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang