BAB EMPAT

257 40 4
                                    

Carmela baru saja pulang ke rumah, ia menenteng beberapa barang hasil dari belanja bulanannya kemudian ia berjalan ke dapur bermaksud untuk menyusun barang tersebut. Memasuki dapur ia menemui Hyunjin yang sedang berbicara dengan seseorang lewat ponsel dan Carmela berniat menguping pembicaraan tersebut.

"Noona ingin menemuiku lagi?"

...

"Baiklah Noona, Bagaimana dengan subuh nanti?"

...

"Baiklah, sekitar pukul 3 subuh aku akan pergi ke tempatmu."

Carmela mendengar mereka ingin mengakhiri pembicaraannya kemudian memilih untuk memasuki dapur lalu menyusun barangnya dengan mengacuhkan kehadiran Hyunjin di sana.

Tak lama Hyunjin menyadari kedatangannya, pria itu langsung pergi membawa ponselnya meninggalkan dapur.
  
  
...
  
   
Carmela seharusnya menyadarkan dirinya untuk tidak bertindak bodoh untuk menunggu hingga Hyunjin bangun dan pergi ke rumah Noona-nya itu. Ia seharusnya hanya sebatas tahu tentang pembicaraan mereka dan tidak melakukan sesuatu seperti menunggu untuk mengetahui apa Hyunjin benar-benar akan pergi.

Hyunjin bergerak dan beranjak dari kasur membuat Carmela dapat merasakan kekosongan di sampingnya. Pria itu berjalan mengitari kasur menuju lemari pakaian dan berganti pakaiannya.

Carmela mengintip dengan mata yang terbuka sedikit.

Pria itu di sana sedang menggenakan celana panjang jeans dengan terburu-buru—Carmela hanya ingin tahu, sepenting itukah bagi Hyunjin untuk tidak membuat noona itu menunggu lama. Siapapun noona itu, Hyunjin sangat mengagungkannya.

"Ngghh.." desah Carmela terkesiap ketika ia melihat Hyunjin berbalik menatap ke arahnya.

Hyunjin tidak bergerak dari tempatnya dan hanya menatap ke arah Istrinya dalam diam.

"Hnggh..." Carmela mendesah merasakan pasokan oksigen yang masuk semakin menipis karena cekikan dari Hyunjin yang secara tiba-tiba. Carmela membuka matanya dan menatap wajah Hyunjin dengan mata yang berair.

"Beraninya kau mengabaikan jam tidurmu—Apa yang kau harap akan kuberikan dari hal seperti itu, Carmela?"

Carmela merasa terintimidasi oleh Hyunjin hingga tidak bisa menjawab.

Hyunjin tersenyum sinis, "Sekarang kau tidak bisa menjawabkuDimana bibir berisik-mu seperti biasanya itu pergi?"

Carmela menutup matanya ketika tangan Hyunjin semakin mengerat di lehernya. Ia tidak mengerti apa yang tengah kini ia rasakan hingga ia sempat melupakan mengenai masalah Hyunjin yang adalah pria brengsek yang mempunyai simpanan seorang noona di luar sana.

"MpphPria Mm—Murahaan.." ujar Carmela dengan kesusahan.

Pria berkaos hitam itu semakin memincingkan matanya dan mengeraskan cekikannya hingga Carmela tidak bisa bernafas. Hyunjin kemudian memanggilnya, "Carmela.."

Hyunjin mendekatkan wajahnya kembali membuat Carmela memejamkan kedua matanya menunggu hal yang akan terjadi selanjutnya.

Namun ketika cekikan di leher Carmela menghilang dan tidak ada lagi deru nafas pria itu, Carmela menyadari ia telah dipermainkan suaminya untuk yang kedua kalinya dan wanita itu tidak menerima itu hingga berkata, "Kau selalu saja memanggil namaku dan pergi setelahnya—Apa maksud perlakuanmu itu, Hyunjin?"

Hyunjin sedang berdiri di belakang pintu sudah siap memegang gagang pintu, "Kau tidak seperti noona, Carmela."

Carmela berteriak, "Lantas kenapa jika aku bukan noona-mu itu?!"

Hyunjin meninggalkannya.

"Noona sialan!"

Wanita itu dengan kondisi marah kemudian meraih ponselnya mencari kontak seseorang, memanggilnya dan tak lama kemudian ia berkata kepada orang di seberang sana, "Carikan aku apartemen yang jauh dan jauh—Benar-benar jauh dari gedung agensi maupun rumahku. Aku akan mengirimkanmu uangnya sekarang juga."

[ Bad Series ] - One.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang