Carmela melempar dirinya ke atas kasur masih dengan kebiasaannya selama dua bulan terakhir ini, yaitu sepatu yang masih terpasang dan masker yang masih menutupi sebagian wajahnya. Sudah dua bulan wanita bersuami ini tinggal di apartemen yang butuh setengah jam dari arah rumahnya, yang berarti hampir satu jam dari tempat kantor ia bekerja berada. Selama ini ia merasa sangat kelelahan, baik karena pekerjaan dan juga lamanya ia harus berkendara di kesehariannya.
Wanita bersuami yang tinggal tanpa sang suami itu masih saja sering memikirkan apa yang terjadi di rumahnya. Tetapi Carmela terlalu gengsi untuk bertanya atau sekedar pulang ke rumah sebentar, ia malu jika nanti bertemu dengan Hyunjin.
Suara panggilan masuk membuat Carmela harus merongoh tas dan mengeluarkan ponselnya namun ia merasa aneh ketika melihat tidak ada panggilan apapun di layar sana.
"Bukan ponselmu yang berbunyi." Suara yang sudah tidak pernah ia dengar selama dua bulan ini terdengar.
"Apa yang kamu lakukan di sini? Bagaimana bisa kau tau aku tinggal di sini—Apa Jama yang memberitahumu?" tanya Carmela berurutan.
"Tidak penting siapa yang memberitahuku, yang terpenting sekarang adalah kamu. Kamu tidak bisa begitu saja meninggalkan rumah karena—Karena kau juga tahu kalau aku tidak sering pulang jadi tidak ada yang merawat dan menjaga rumah."
Carmela menentang, "Tentu saja aku bisa!"
Hyunjin berjalan mendekat ke arahnya dengan kedua mata yang tajam.
"Aku tahu kau datang mencariku hanya karena kau membutuhkanku, katakan apa yang kau inginkan sekarang. Uang satu juta atau apalagi, Hwang Hyunjin?"
Kedua mata Hyunjin tidak lepas dari figur wanita itu yang sedang setengah tidur di atas kasur single yang telah wanita itu tiduri selama dua bulan belakangan. Hyunjin benci melihat kasur single seperti ini, ia lebih menyukai kasur mereka—lebih tepatnya ketika dirinya dan Carmela tidur di atasnya maka ia akan menyukai kasur itu.
"Hwang Hyunjin, Apa yang kau inginkan? Beritahu sekarang maka aku akan segera melakukannya."
Hyunjin tidak menjawab masih mendekatkan tubuh mereka hingga menempel.
"Uang satu juta? Akan aku kirimkan sekarang." Carmela ingin meraih ponsel di sampingnya namun Hyunjin menahan kedua tangannya dengan kuat di atas kepalanya, ditekan kuat ke kasur.
"Hyun—"
Hyunjin menggeleng, "Shh Carmela, jangan banyak bergerak atau kau akan merasakan nyeri saat memakai jam tanganmu besok."
Carmela menatap suaminya dan menuruti itu. Ia terdiam seketika di bawah Hyunjin, entah setan apa yang menghantuinya ketika mereka berada di posisi sedekat ini. Apapun itu yang jelas Carmela sangat ingin mencium pria itu setiap kali mereka berada di posisi sedekat ini.
Jari telunjuk Hyunjin turun menyusuri garis wajahnya kemudian membuat garis horizontal di area leher wanita itu beberapa kali. Carmela merasakan perasaan asing itu lagi dan ia mulai menggeliat membuat Hyunjin menyadari bahwa wanita itu juga menikmati apa yang sedang ia lakukan.
"Ahhh Hyunjin—" perihnya saat Hyunjin secara tiba-tiba menekan kuat kuku jari telunjuknya di lehernya.
Kini jari-jari Hyunjin turun menyusuri bahu wanita itu dengan tangan kanan yang masih menahan kedua tangannya di atas sana.
"Ahhh yes Master!" pekik Carmela ketika Hyunjin menampar buah dadanya dengan keras.
Carmela menyadari panggilannya kepada Hyunjin dan ia tidak tahu kalau panggilan itu semakin membuat Pria itu kesetanan. Ia bahkan tidak menyangka akan meneriakan kalimat seperti itu.
Hyunjin menatapnya dan berkata, "You like this kind of game huh, Chagiya?"
Wanita itu tidak bisa menjawab dan merapikan nafasnya, tidak ketika Hyunjin tengah meremas kedua buah dadanya dengan keras secara bergantian.
Hyunjin tidak mendapatkan jawaban, ia kemudian menampar buah dada wanita itu lagi dan berkata, "Master ingin mendengarkan jawabanmu, Camey."
Carmela membuka matanya lurus ke arah Hyunjin kemudian menjawab, "Yes Master, Camey menyukai ini."
Hyunjin telah mendapatkan apa yang ia ingin dengar kemudian ia meremas dada wanita itu dengan keras untuk beberapa detik lamanya kemudian turun dan menyikap rok ketat wanita itu.
Carmela memejamkan matanya kembali menunggu apa yang akan ia dapatkan selanjutnya.
"Don't close your eyes Camey, Master ingin kamu melihat ke bawah dan melihat apa yang akan Master berikan padamu." Hyunjin berbisik di samping telinganya membuat ia merasa tergelitik dan gila ketika pria itu mengakhirinya dengan sebuah jilatan di sana.
Carmela dengan tangan yang masih tertahan berusaha menengok ke bawah menuju tangan Hyunjin yang kini tengah menyusuri garis pahanya.
"Ahhh Master Hyunjin.."
Hyunjin kini menarik tipis celana dalamnya membuat sang wanita semakin mendekatkan tubuhnya ke arah pria itu dan bernafas dengan tidak beraturan. Ia menatap wajah wanitanya sebelum akhirnya memasukkan jari tengahnya tanpa berkata apa-apa.
Carmela begitu menikmati permainannya hingga akhirnya kalimat itu terlontar dari bibirnya lagi.
"Kamu tidak seperti noona, Carmela."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Bad Series ] - One.
Fanfiction(18+) "Master Hyunjin.." Hyunjin menatapnya masih membiarkan wanita itu tidak menyadari kehadirannya di tengah kegiatan pribadinya itu. Hyunjin memotong, "Not now-Hold it, Chagiya."