18.

2.1K 191 7
                                    

"Perih Zer, pelanan dikit." ringis Fanna yang sedang diobati akibat luka tamparan dari Deira.
"Iya iya maaf, habis lo ngapain coba pake numpahin minuman segala." komentar Zera.

"Ya, habis gue kesel." ujar Fanna sambil cemberut.
"Kesel ga gitu juga, bego." ucap Fauzan sambil menoyor kepala Fanna.

"Sakit tai."
"Elo tai. Nyari sensasi."
"Gue nyari sensasi darimana, sih?!"
"Ya tadi."
"Itu namanya bukan sensasi, itu namanya perlawanan."
"Serah lo, untung aja gue jadi pahlawan lo."

Dan hanya dijawab gugaman oleh Fanna.

"Makasih Nath, udah nolongin gue tadi." ucapnya sambil menatap Nathan.
"Ya, selow aja."

"Kok lo ga ngucapin ke gue sih?" Fauzan merenggut. "Pilih kasih banget." lanjutnya.
"Yayaya, thanks."
"Gak niat banget sih!"
"Masih mending gue bilang!"
"Lo mah, oh atau jangan jangan.."

Fauzan langsung tersenyum misterius.
"Jangan jangan apaan?" tanya Fanna yang sudah selesai diobati.
"Lo suka sama Nathan, ya? Makanya cuman bilang ke dia doang." ucap Fauzan telak.
Sialan gue dipojokin gini. Batin Fanna.

"Ng-nggaklah, lo kan sering bikin gue kesel, yaudah." Fanna memalingkan wajahnya, agar tidak kelihatan sedang malu.
Semua orang yang berada disitu tertawa geli.

•••
"Dek, Varo udah balik, ya?"

Pertanyaan dari Fauzan itu terus menghantui Fanna, tidak tidak ada hantunya beneran, Fanna risih dengan pertanyaan itu.

Fanna tahu bahwa Varo telah kembali. Tetapi, dia malas memberitahu Fauzan, yang pasti akan cerewet nantinya.

Fauzan bercerita bahwa saat ia dan Lora sedang berkencan, ia melihat Varo sedang berjalan jalan dengan anak kecil, yang Fanna tahu itu ialah Aya.

"Dek, gue mau ngomong serius." ucap Fauzan dengan nada serius saat sedang menikmati macetnya jalan. "Eh, sebenernya nggak serius serius banget sih, tapi anggaplah serius. Jijik gue kalo terlalu serius beneran." lanjutnya.

"Emang lo mah gapernah bisa serius." balas Fanna sambil melihat motor yang menyelinap di antara mobil.
"Dih, tuhkan. Gue mau ngomong nih." ucap Fauzan dengan kesal.
"Yaudah ngomong tinggal ngomong."

"Lo masih suka, sama Varo?" tanya Fauzan, dan membuat Fanna kaget dengan pertanyaannya.
"Nggak, gue udah nggak suka." balasnya.

"Yaudah kalo lo gasuka, Varo buat gue aja." ucap Fauzan dengan tenang.
"HAH???" histeris Fanna, ia tidak menyangka bahwa selama ini, kakaknya yang ia akuin dalam hati ganteng, ternyata.. Homo.

"Lo..homo?" tanya Fanna sambil takut takut.
"Iya gue homo." tiga kata yang membuat Fanna semakin membulatkan matanya.

"O-oke ga-gapapa kok ka-kalo lo homo, gue te-tetep nganggep lo kakak gue." ucap Fanna terbata bata. Ia tidak sangka ternyata kakaknya yang ia akui ganteng ini ternyata lgbt.

"Kenapa lo kebata bata gitu, sih?" tanya Fauzan heran.
"Ya gue kaget lah ternyata lo homo!" balas Fanna.
"Ya gak mungkin gue homo lah, bego!" balas Fauzan lagi dengan menoyorkan kepala Fanna.

"Ish, yaudah deh, Allhamdulillah sih."

•••
"Selamat pagi, anak anak." Pak Kunong tiba tiba saja masuk dengan seorang murid baru. Yang tidak terlalu Fanna lihat karena ia duduk di pojok bersama Arex.

"Kenalin, nama gue Varo."
Hah, Varo?. Orang lain kali, nama Varo ga cuman dia. Batin Fanna.

Fanna yang malas melihat ke depan, akhirnya kembali bermain suit dengan Arex, karena yang menang akan mentraktir yang kalah. Ya, memang terbalik seperti itu.

"Yaudah, kamu duduk di sebelah Ghani yang itu, ya." ucap Pak Kunong sambil menunjuk Ghani. Yang sedang tidur.

Fanna dan Arex bertatapan karena kaget nama Ghani disebut. Arex langsung menendang kursi yang diduduki Ghani. Tidak disangka kekuatan Arex sangat kuat, dan.. Ghani dan kursinya jatuh.

"Anying lo, Rex!" Ghani berteriak kepada Arex dan tidak menyadari ada guru di depan. Seisi kelas hanya bisa menahan tawanya.

"Ghani, ada apa?" suara di sebelah Ghani membuat Arex dan Fanna langsung menetralkan duduknya. Sedangkan Ghani, masih saja berdiri.

"Duh, kenapa sih? Gue lagi marahin Arex nih! Sakit pantat gue lo tau--"

Ghani nyengir saat menengok ke sebelahnya. Dan langsung duduk dan rapi.
"Saya lihat bapak terlihat lebih kelihatan muda dan tampan sekarang loh, pak. Bahkan melebihi tampannya Ariel Noah." ucap Ghani memanis maniskan.

"Untuk saat ini, kamu saya maafkan." ucap Pak Kunong dengan nada tegas.
"Ayo, nak silahkan duduk di sebelah murid nakal itu.".

Murid baru tersebut melangkahkan kakinya ke tempat duduk itu. Dan terhenti melihat seseorang yang sampai saat ini ia cintai sedang tertawa bersama teman sebangkunya.

"Hai Fan, aku kangen kamu." ucapnya. Fanna yang disapanya, hanya bisa kaget dan terdiam.

•••
"Rex, gue lagi gak bawa banyak duit. Lo dulu deh, yang traktir gue, Besok gue ganti." ucap Fanna saat berada di kantin.

Arex menagihi janjinya yang ingin mentraktirnya, karena Fanna menang saat suit tadi.
Tetapi, karena Arex mudah ditipu, Fanna ingin mengerjainya.

"Yaudah, asal besok lo ganti." balas Arex menerima.
"Siap!"

"Fan, Varo balik?" tanya Zera saat sedang makan bersama. Pertanyaannya membuat Fanna malas makan seketika.
"Iya, tapi gue ga peduli." balasnya dengan malas. Ia semakin malas makan karena melihat Varo sedang jalan bersama teman sekelasnya dan Fanna.
Cepet banget dapet temen. Batinnya.

"Hai, Fan." sapa Varo ketika melihat Fanna.
"Kita ga disapa, nih? Lo lupa sama kita?" ucap Ghani.
"Nggak kok, hai kalian semua." sapa Varo lagi. Dan dibalas oleh semuanya, kecuali Fanna yang fokus pada makanannya.

"Lo ngapain Var, ngeliatin terus cewek bawel binti kpopers ini terus?" ucap salah satu teman kelasnya. Fanna memang terkenal sangat bawel di kelasnya. Dan ia semakin sering diejek karena selalu nyanyi kpop di kelas. Ya, hanya diejek bercandaan sih.

Varo yang mendengar ucapan temannya itu, hanya tersenyum sembari menatap Fanna yang cuek kepadanya.

"Gue kesana duluan ya, Var." ucap teman sekelasnya lagi. Dan dibalas anggukan oleh Varo.

"Hai adek adek!" sapa Fauzan kepada mereka sambil berteriak.
Fanna menghela nafas mendengar teriakan kakaknya itu. Malu maluin. Batinnya.
"Halo kak!" balas mereka. Tanpa Fanna.

"Hai, Fan. Hai, semua." sapa Nathan kepada mereka. Terutama kepada Fanna.
"Hai kak Nath." balas mereka lagi. Dengan Fanna untuk kali ini.

"Lo yang waktu di mall itu, ya? Yang sama Aya?" tanya Nathan kepada Varo. Dan dibalas anggukan oleh Varo.

"Hah? Mana Aya? Mana adek tiri gue? Mana adek gue yang lucu itu?" heboh Fauzan saat mendengar nama Aya. Dulu, Aya dan Fauzan memang sangat dekat. Arex, Ghani, Zera, Mark, dan Andra tertawa melihat Fauzan yang heboh sendiri.

"Ngapain lo kesini?" tanya Fanna kepada Varo. Disaat yang lain masih tertawa karena kehebohan Fauzan yang terus menerus. Varo tersenyum kecil mendengar pertanyaan dari Fanna. Sedangkan Nathan, ia terus memperhatikan Fanna dan Varo.

"Ikut aku, yuk." Varo menarik tangan Fanna. Nathan yang kesal Varo menarik Fanna tanpa ijin, langsung mencegahnya. Dia merasa sangat kesal pada Varo.

"Kenapa, lo?" tanya Varo kepada Nathan. "Lo ada perlu apa sama dia?" tanya Nathan kembali. Fanna hanya kebingungan melihat mereka.

"Apa urusannya sama lo? Gue mantannya. Lo siapa?" ucap Varo sembari kembali bertanya kepada Nathan.

"Lo jangan ganggu dia lagi, dia pacar gue!" ucap Nathan yang membuat Varo kaget. Fanna mengernyit kebingungan. Dan membuat Fauzan, Ghani, Arex, Zera, Mark dan Andra yang sedari tertawa menjadi tersenyum geli.

"Cieee." ucap Fauzan, Ghani, Arex, Zera, Mark dan Andra bersamaan sambil tertawa.

Bentar lagi dapet pajak jadian! Batin Fauzan.

The Bawel Kpop GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang