Sekarang, Fanna benar benar bosan. Fauzan sedang pergi entah kemana. Ricky sedang pergi dengan teman temannya. Finna sedang tidur. Orang tuanya, pergi berdua.
Ia ingin mengajak sahabat sahabatnya bermain, tetapi semuanya tidak bisa. Benar benar membosankan.
Sedari tadi, ia sudah menonton youtube beberapa kali. Tapi itu malah membuatnya semakin bosan.
Setelah cukup lama berdiam diri, akhirnya Fauzan kembali datang ke rumah.
Seperti orang kesurupan, Fauzan tiba tiba menarik Fanna untuk pergi. Padahal, Fanna belum mandi, ganti baju, dan lainnya.
"Ck! Apaan sih, lo! Mau ngapain!" protes Fanna.
"Udah ikut aja sih!" balas Fauzan.
"Gamau! Gue belom mandi! Minimal gue mandi dulu kek, elah!" Fauzan berhenti. Ia memandang Fanna kesal. Masa sudah jam segini Fanna belom mandi juga?
"Najis! Cepetan mandi! Gue tunggu lima menit!"
"Sabar kek elah!" Fanna sengaja melambat lambatkan jalannya menuju kemar mandi, sengaja membuat Fauzan kesal.
"Fanna!"
"Hahahaha!"
Tujuh menit Fanna menghabiskan waktu di kamar mandi. Bodo amat sama Fauzan yang bakalan marah marah. Mana mungkin ia hanya lima menit di kamar mandi. Eh bisa saja sih, hanya lima menit. Tapi, Fanna tidak bisa kalau mandi dengan terburu buru.
Lagian, kenapa Fanna harus mengikuti Fauzan yang menyuruhnya buru buru?
Dan sesuai dugaan Fanna, Fauzan pasti akan mengomelinya.
"Lo tuh ya! Udah disuruh lima menit malah jadi satu jam!" omel Fauzan berlebihan. Satu jam darimana, orang baru juga delapan menit. Batin Fanna.
"Ayo ah, cepet!" Fauzan menarik Fanna.
"Mau ngapain sih, emangnya?" tanya Fanna begitu sampainya di mobil.
"Mau ke kuburan. Nguburin lo." jawab Fauzan asal.
Fanna menyadari kalau kata kata yang diucapkan Fauzan mirip dengan kata kata yang diucapkan Nathan saat mengunjungi makan ayah Nathan dulu.
"Kalo gue dikuburin, nanti semua bakal sedih. Pada nangis."
"Gak sudi."Fanna mendengus. Padahal, ia yakin sekali kalau nanti ia tidak ada, pasti akan banyak yang menyesal. Hush! Apaan sih gue ngomongnya, gila amat.
"Tuh kan macet! Lo sih elah!" ujar Fauzan menyalahkan Fanna.
"Dih kok gue sih yang salah?!" balas Fanna tak menerima.
"Ya lagian lo tadi lama banget!"
"Ya lo salah sendiri gak bilang bilang kalau mau pergi!"
"Udah ah capek debat mulu. Mending ada hadiahnya yang nanti menang."
Fanna menganga. Padahal, Fauzan duluan yang mengajak ribut.
Setelah sekitar satu jam, akhirnya Fanna dan Fauzan sampai di tempat tujuan. Seharusnya, waktu yang ditempuh bisa sekitar setengah jam. Tetapi karena tadi macet, sehingga perjalanan menjadi semakin lama.
"Mau ngapain coba disini?" tanya Fanna di depan cafe yang mereka kunjungi. Fanna belum pernah sekali pun mengunjungi cafe ini.
"Ya makan lah."
"Gue udah makan tadi dirumah!" ucap Fanna. Fauzan mendecak. Kalau dia udah makan, kenapa gak sekalian mandi coba? Kalau gue gak dateng belom makan pasti tuh anak! Batin Fauzan.
"Ya makan kue kek, apa kek, ribet amat sih lu!" Fanna tak membalas perkataan Fauzan. Ia hanya mendengus kesal.
Sesampainya di cafe, Fanna memesan red velvet cake dengan hot chocolate. Ia memesan red velvet cake karena teringat dengan girlband red velvet.
"Sumpah ya, gue ga ngerti kenapa lo ngajak gue kesini."
"Emang kenapa sih? Salah?"
"Ya nggak, tapi aneh aja." percakapan Fanna dan Fauzan terhenti karena pesanan Fanna sudah datang.
Fanna bingung, Fauzan yang mengajaknya kesini tapi Fauzan juga yang tidak memesan apa apa.
"Lo ga mesen, gitu?" tanya Fanna.
"Nggak." balas Fauzan singkat.
"Fan."
"Hm."
"Lo suka ga sama gue?" Fanna langsung mendongak. Ia terkejut karena sekarang yang di depannya adalah Nathan. Bukan Fauzan. Fanna bingung, kapan Fauzan pergi dan kapan Nathan datang? Dan juga, kenapa Nathan datang kesini? Bagaimana dengan pacarnya?
"Kok jadi elo, sih?!"
"Ya gapapa."
"Terus mana Ojan? Terus emang pacar lo gak marah, lo kesini?" tanya Fanna lagi.
"Pacar?" Nathan berbalik tanya.
"Yaiyalah. Pacar lo! Natta."
"Natta? Pacar gue? Lo gila, kali ya!"
Fanna bingung. Apanya yang gila? Padahal, Nathan dan Natta sering bermesraan di sekolah. Tapi kenapa sekarang Nathan tak menganggap Natta pacarnya?
"Pacar gue itu lo kali. Lebih tepatnya, calon pacar gue lima menit lagi."
"Apaan sih lo ah! Natta marah nanti!"
"Kenapa kakak kembar gue harus marah kalo gue jadian sama lo?"
Jawaban Nathan sukses membuat Fanna melongo. Dan Nathan yakin kalau Fanna akan bingung.
"Gue tau lo pasti bingung." ujar Nathan. "Yang penting, buat tanggal hari ini jadi tanggal yang istimewa. Lo sama gue, hari ini jadian. Lo pasti mau kan?"
Walaupun Fanna bingung setengah mati, tapi jangan ditanya Fanna bahagia atau tidak. Ia sangat bahagia!
"Yah, walaupun lo bukan Kyuhyun, atau bukan Chanyeol. Gue tetep nerima elo."
Nathan tersenyum. Fanna pun tersenyum.
BRUK!!
Suara jatuh itu membuat Fanna menoleh ke belakangnya. Dan Nathan menutup mukanya. Malu maluin banget sih mereka! Batin Nathan.
"Ghani! Jangan dorong dorong! Jadi jatoh kan!" terdengar omelan Zera.
Fanna melongo. Ternyata, teman temannya dan teman teman Nathan semua berkumpul disini. Bahkan Natta dan Lora pun ada disana.
Fanna benar benar malu. Berarti, adegan tembak menembak tadi juga dilihat oleh mereka semua?
"Tuhkan! Gara gara ketauan, tuan putrinya jadi malu, tuh!" ujar Natta.
Semua yang ada disitu tertawa. Walaupun malu, tapi Fanna benar benar merasa bahagia hari ini.
Dimulai dari MOS, membantu Fauzan jadian dengan Lora, menemani Nathan ngelayat, melihat Nathan bermesraan dengan kakak kembarnya sendiri, sampai hari ini.
Fanna benar benar merasa bahagia.
TAMAT
----------------------------------------------------
Part ini terlalu absurd!Tapi akhirnya cerita ini selesai juga!
Tinggal epilog dan cerita ini bakal bener bener selesai.
Makasih buat semuanya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bawel Kpop Girl
Teen Fiction×COMPLETE× "Gue bingung, bisa ya ada spesies kayak dia di dunia ini. Kadang kalem, kadang bawel, gajelas banget hidupnya. Yaa..walaupun cakep sih." -Afanna Anatasha Zeandra "Duhh, pengen banget rasanya tuh mulut gue kasih cabe sekilo, bawel banget s...