16.

1.6K 206 8
                                    

Varo.

Fanna mengernyit mengingat orang itu.
Salah liat kali ya gue. Batinnya.
Tapi jadi inget dia. Batinnya lagi.

"Fan? Lo kenapa?" tanya Nathan. Memecah keheningan.
"Hah? Ga-gak gue gapapa kok."

Nathan mengernyit.

"Eh, itu Ojan udah dateng tuh!" Fanna berterima kasih di dalam hati. Karena datangnya Fauzan, membuat ia melupakan Varo sementara.

"Eleh, dia pake ngerapiin jambulnya dulu."
"Sok ganteng banget najis."
"Idih dia ngetok pintu aja sok cool banget."
Dan berbagai komentar Fanna lainnya.

"Fan, lo bisa diem gak sih." tukas Nathan.
"Ya maap abis bener kan tapi." balas Fanna.

Sambil mereka menunggu, hp Fanna berbunyi. Ia melihat Lora, ternyata Lora yang meneleponnya, mungkin bertanya mengapa ia tidak ikut.

"Haloo Fannaaa, lo kok gajadi
ikut??"

"Halo kak, sorry sorry gue tiba tiba mendadak diare jadinya gabisa ikut."

"Yahh, lo kok gitu sih, terus Nathan mana? Dia juga gaikut?"

"Kak Nathan katanya kakinya mendadak sengklek jadinya juga gabisa ikut."

"Ih, kok kalian bisa barengan gitu sih, terus gue sama Fauzan gimana dong?"

"Yaudah, lo berdua aja sama Ojan ya kak? Kan kasian juga dia udah capek capek dateng ke rumah lo."

"Ihh yaudah deh, daripada gue juga bosen dirumah."

"Nah gitu dong, selamat berkencan ria!"

"Kampret lo, yaudah bye."

"Bye, Kak."

"Oke, beres Nath." ucap Fanna ke Nathan.
"Sip."

"Eh ayo cepet berangkat, mereka udah otw tuh." ucap Fanna.
"Tunggu dulu itu mobil rumah depan juga mau pergi." balas Nathan. Fanna melihat mobil tersebut, Fanna mengernyit. Seperti kenal mobil tersebut.

"Yaudah yuk, udah pergi tuh orangnya." mobil Nathan melesat maju menyusul mobil Fauzan.

Tanpa Fanna sadari, pemilik mobil tadi pun memperhatikan seperti mengenalnya.

"Fanna?" Varo mengernyit.

•••
"Nath, cepet pake maskernya!"
"Pake nih pake kacamatanya cepett!"
Ribet banget sih nih anak. Batin Nathan.

"Lo ngomel ngomel, lo sendiri belum make maker atau kacamatanya Fan." Nathan balas mengomel. Dan yang diomelinya hanya nyengir watados.

"Hehehe, lupa." ucap Fanna sambil nyengir.
"Dah rapi, yuk masuk ke dalem."

Fanna dan Nathan masuk ke dalam mall tersebut. Melihat Fauzan dan Lora memasuki toko buku, mereka mengikuti, Fauzan dan Lora masuk ke dalam wendy's mereka pun mengikutinya. Dan sampai saat ini, Fauzan dan Lora hanya jalan berduaan dan saling diam.

"Ih gila, itu mereka kenapa malu malu tai gitu sih." komentar Fanna sambil berbisik bisik.

"Iya anjir, gue juga jadi gregetan." balas Nathan sambil berbisik bisik juga, tetapi suaranya terdrngar lebih keras.

"Eh bego jangan keras keras!" ucap Fanna dengan intonasi yang lebih keras.
"Lo malah teriak!"

Mendengar suara ribut dari belakangnya, Lora dan Fauzan menoleh ke dan menatap mereka heran.
Kayak kenal. Batin Lora.
Dua duanya bego. Batin Fauzan.

Fanna dan Nathan yang menyadari sedang diperhatikan oleh Lora, mereka langsung menghadap belakang dan saling bergandengan tangan.

"Yuk yang, kita kesana."

Fanna dan Nathan berpura pura sebagai pasangan, karena Lora sedikit, yahh.. Gitu deh. Lora tidak curiga terhadap mereka.
So sweet pegangan tangan gitu, gue juga pengen.

"Zan, lo liat deh, gila itu pasangan romantis banget." ucap Lora. Fauzan pun menatapnya dengan senyuman.

"Lo mau kaya gitu juga?" balas Fauzan. Sebelum Lora menjawabnya, Fauzan sudah terlebih dahulu mengandeng tangannya, dan dengan malu malu, Lora membalas genggamannya.

"Eh gila itu, mereka gandengan!" histeris Fanna. Tanpa menyadari ia dan Nathan juga bergandengan.

"Eh iya, wah..tanda tanda." balas Nathan.
"Semoga cepet taken deh mereka." ucap Fanna dengan memandang Fauzan dan Lora dengan senyuman.

Fauzan mendengar sedikit percakapan antara Fanna dan Nathan pun tersenyum karena mereka sudah dekat. Fauzan menolehkan kepalanya sedikit ke arah belakang, dan melihat Fanna dan Nathan masih bergandengan, senyumnya semakin mengambang.
Dua orang itu, serasi. Semoga cepet taken deh mereka.

Karena Fanna menyadari kencan Fauzan dan Lora sudah lancar, ia memutuskan untuk pulang saja.

"Nath, pulang yuk bosen." ajak Fanna.
"Makan dulu deh, gue laper." balas Nathan. Yang baru menyadari kalu perutnya keroncongan, karena saat di wendy's Fanna dan Nathan tidak ikut makan. Hanya menumpang duduk mengawasi Fauzan dan Lora.

Saat mereka sedang jalan ke wendy's, Fanna melihat siluet seseorang yang mirip dengan Varo dan Adik sepupu Varo, Aya.

Kenapa gue jadi inget sama Varo mulu sih, btw tadi mirip Aya juga. Jadi kangen Aya.

Selesai makan, Fanna dan Nathan pun memutuskan pulang.
Tetapi saat mereka ingin menuju pintu ke luar, ada seorang anak kecil yang memanggil Fanna dengan suara imutnya.

"Kak Fanna!" suara imut itu memanggilnya sambil memegang permen mil*ita. Fanna yang kaget langsung menoleh ke belakang, begitupun dengan Nathan.

"Aya?" Fanna melihat Aya yang sedang menatapnya dengan tatapan berbinar.
"Aya kangen sama kakak." ucap Aya sambil memeluk Fanna.

"Iya, kakak juga kangen sama kamu." ucap Fanna seraya memeluk Aya. Aya yang mendengarnya, semakin mengeratkan pelukannya.

"Itu siapa Fan?" Nathan yang merasa diacuhkan, bertanya kepadanya.
"Adek sepupu temen gue, Aya." balas Fanna.

"Kakak siapa? Kakak temennya Kak Fanna? Kakak juga ganteng, nanti kalo Aya udah gede, Aya mau nikah sama Kakak!" ucap Aya memeluk Nathan. Nathan yang gemas terhadap Aya, membalas pelukannya.

"Nama kakak Nathan, dek.." balas Nathan.
Fanna yang melihat mereka berdua berpelukan menaikkan bibirnya tersenyum.

"Aya kesini sama siapa?" tanya Fanna sehabis Aya melepas pelukannya dari Nathan.
"Sama abang Varo, kak." Deg.
"Varo-nya dimana?"
"Gatau, gapapa deh abang ilang, yang penting Aya ketemu Kak Fanna sama kakak ganteng ini." ucap Aya sambil mengemut permennya.

"Aya!" Deg. Varo.

Fanna yang melihat Varo, buru buru memalingkan wajahnya, Nathan yang terheran, ikut memalingkan wajahnya.

"Kenapa lo? Eh btw, itu cowok cakep banget, kalo gue jadi cewek gue mau deh jadi pacarnya." ucap Nathan. Fanna yang melihat Nathan berkata begitu, menaikkan alisnya.

"Lo gila ya? Jangan jangan lo lgbt lagi?" balas Fanna sambil bergidik ngeri.
"Ya nggaklah! Ya kali."
"Yaudah, yuk pulang ajalah."
"Yaudah ayo."

Saat Fanna berpaling, ia kaget melihat Varo menatapnya. Fanna buru buru menarik tangan Nathan untuk segera pergi. Saat melewati Varo, Varo menahan tangan Nathan.

"Dih lo lgbt ya? Kok megangnya tangan gue?" komentar Nathan sambil menatap tangannya dan menatap Varo dengan tampang takut. Takut dia benar benar lgbt.
Fanna hanya memandang mereka dengan tatapan bingung.

"Eh salah, maksudnya gue mau pegang tangan dia." Varo yang menyadari kesalahannya, langsung melepas tangan Nathan dan memegang tangan Fanna.

"Maaf, gue gakenal lo." Fanna langsung melepas tangan Varo dan segera pergi.

"Lo kenapa deh? Itu siapa? Btw, Aya lucu banget!" komentar Nathan.

"Gue gapapa, dia temen gue, iya Aya emang lucu." Fanna dengan sabar membalas semua pertanyaan Nathan. Nathan yang melihatnya, hanya menatap heran.

"Udahlah ayo cepet pulang, gue capek." keluh Fanna. Dan Nathan langsung menancap gasnya.

Sialan gue ketemu dia lagi disaat gue udah nyaman sama kehidupan gue sama yang lain. Dan gatau kenapa, gue juga nyaman sama Nathan.

The Bawel Kpop GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang