3. Optimis yang padam

9 3 0
                                    

Sejak hari itu.. Megu mulai merasa cintanya tidak sepihak lagi namun ada saja badai yang datang dan ingin menghancurkan kesempatan itu.

Megu pov

"Megu .. bibi ingin bercerita sejenak padamu?." Ucap ibu Shinichi

"Oh .. tentu saja bibi .. ada apa? (Sambil duduk di teras rumah)

"Oh iya Megu bibi tanya satu hal padamu?."

"Apa itu bibi?."

"Apakah benar kau sangat mencintai Shinichi?."

"Eh?? Tentu saja bi Dia itu nyaris sempurna bagiku,tapi ku tahu Dia tak suka padaku."

"Jangan berbicara seperti itu.. Ayo optimis. Bibi yakin kau pasti bisa memenangkan hatinya . Ayo semangat!,Megu sedari awal Bibi bertemu denganmu Bibi sudah merasa kau adalah jodoh yang pas untuk Shinichi."

"Eh .. kenapa Bibi bilang seperti itu?."

"Ya sudah lupakan saja.. tapi kau harus berjanji padaku ya, bahwa kau tidak akan menyerah kepada Shinichi.. "

"Iya bi..Aku janji."

"Berusahalah ya."

-----------

Ternyata dari arah sebrang Ibu Megu mengamati dan mendengar percakapan mereka.

"Aduh .. anak ini? Sampai kapan ia memperjuangkan hal yang tak mungkin akan ia dapatkan.. Aku takut anak ini kecewa nantinya."gerutu Ibu Megu

"Megu .. Ibu ingin bicara."ucap Ibuku(sambil mengetuk pintu kamarku)

"Iya bu masuklah."jawabku

"Ibu ingin berbicara denganmu(sambil duduk di sampingku)."

"Iya bu,apa yang ingin Ibu bicarakan?."

"Begini... Ibu ingin bertanya soal..."

"Soal apa bu?."

"Intinya apakah kau begitu mencintai Shinichi?."

"Hah??."

"Bu,kalau soal itu.. Aku sudah pasti menyukainya bu." Jawabku lagi

"Lalu apa maksudmu Megu!! Kau kan sudah tau kalau Dia itu sama sekali menyukaimu."

"Iya pasti Shinichi punya standar tinggi untuk itu." Sahut kinnosuke

"Hey kinnosuke .. kau jangan mengecilkan hati kakakmu ini,tapi yang pasti Shinichi punya selera tinggi untuk calon istrinya." Jawab Ibuku

"Ibu!!jangan berkata seperti itu bu." Jawabku

"Jadi menurut ibu kenapa kau tidak menyerah saja?."

Menyerah??tapi Bibi bilang kalau Aku tidak boleh menyerah untuk mendapatkan cinta Shinichi.. Ah .. tidak ..tidak Aku tidak boleh menyerah (pikirku dalam hati)

"Menyerah ?? Tentu saja tidak bu!Aku akan terus berjuang menghadapi ini semua."

"Baiklah .. Ibu sudah memberitahumu coba nanti kau lihat di masa depan seperti apa jadinya(sambil beranjak dari kursi dan meninggalkan kamar)."

--------------

Di sekolah

Pada jam istirahat Aku sengaja menemui temanku yang berada di kelas A sambil membawa buku milik temanku yang sengaja Aku pinjam darinya. Sebenarnya itu semua adalah alasanku untuk bisa bertemu dengan Shinichi di sekolah.

Mataku melirik kearah samping.. ya dimana ada Shinichi disana.. damai sekali bila bisa melihat Shinichi secara langsung rasanya tenagaku telah terisi penuh sehabis Aku melihatnya.

"Nah .. Mori ..terimakasih ya sudah meminjamkanku buku." Ucapku

"Iya .. sama - sama ."

"Oh iya .. besok - besok Aku pinjam bukumu lagi ya."

"Eh ??."

"Karena Aku suka lupa.. hehehe."

Hah .. kemana perginya Shinichi? Aku harus cepat mengikutinya(sambil melirik ketempat semula Shinichi berada)"

"Terimakasih ya Mori Aku pergi dulu."

"Iya sama - sama."

Akupun bergegas mencari kemana perginya Shinichi ..ya seperti kata pepatah " wanita yang cintanya sepihak pasti menjadi seorang penguntit." pepatah itu memang benar sekali.

Aku kebingungan mencari dimana Shinichi berada?

"Kau mencariku." Ucap seorang pria dari arah belakang

"Hah??(sambil menoleh)."

Ternyata pria itu Shinichi

"Iya .. apa kau mencariku?."

"Ti .. tidak kok Aku hanya mencari .. Buku!!."

"Buku??oh.. bukannya Kau sudah memberikan buku itu kepada Mori ya?."

Aduh .. sial .. Aku salah bicara..(sambil mengernitkan dahi dan wajah yang panik)"batinku dalam hati

"Sudah .. jujur saja kau mencariku kan?."

"Sudahlah lebih baik Aku pergi ke kelasku saja,permisi."

"Eh .. malah pergi."

Akupun segera bergegas pergi dari hadapan Shinichi dengan berlari sekencang - kencangnya. Di saat hendak masuk ke kelas Aku baru ingat kalau sekarang waktunya pelajaran guru yang sangat galak.. jantungku berdebuk kencang dan memberanikan diri mengetuk pintu kelas.

"Permisi bu,bolehkah saya masuk?."

"Masuk??kau lihat sudah jam berapa ini? Kau sudah lewat 10 menit(sambil menunjuk kearah jam dinding)."

"Ta .. tapi bu."

"Tidak ada tapi- tapian cepat kau keluar dan bersihkan teras kelas A!!!."

"Kelas A??."

"Apa kau mau membersihkan teras semua kelas?."

"Tidak bu.. terimakasih. Baik bu."

Bukannya Aku diperkenankan masuk oleh guru tapi Aku malah mendapat hukuman tidak boleh mengikuti pelajarannya dan di suruh membersihkan teras kelas. Dan parahnya lagi di teras kelas A!! Memang hal ini sudah menjadi peraturan yang di terapkan oleh Ibu guru galak. Dia bilang supaya murid kelas E malu kepada murid kelas A dan sebaliknya.

Tapi satu hal yang membuatku malu adalah di kelas A ada Shinichi...aduh bagaimana ini??bagaimana kalau Shinichi akan lebih menjauh dariku.

Suara sorak sorai dari murid kelas A .. mereka mengejekku. Tapi kulihat tak ada wajah Shichi di balik jendela.. Dia sangat tak peduli olehku.

Tiba - tiba Shinichi datang menghampiriku

"Hey Shinichi kau suka padanya ya?."tanya teman Shinichi

"Suka??Aku pun tidak mengenalnya?lagipula siapa Dia yang kutahu Dia di hukum karena terlambat masuk kelas."jawab Shinichi

Mendengar pernyataan Shinichi sontak membuat hatiku hancur dan membuatku pergi berlari meninggalkan sampah yang masih berserakan menuju kamar mandi.

-------

Di kamar mandi

Aku tak percaya Shinichi mengatakan hal itu  padaku.. kau tahu hatiku sangat hancur😣😢 kau sungguh tak punya hati!!. Ingin rasanya Aku menyerah tapi sepertinya tak mungkin . Karena Aku teringat oleh ucapan Bibi yang memintaku untuk tidak untuk menyerah dan Aku bisa bersama dengan Shinichi semangat!

Never Give Up - Handsome BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang