( owo)/ Halo readers! Saya masyarakat baru di sini, hoho! Cerita pertama saya di sini adalah cerita REQ dari teman saya. Semoga yang bersangkutan menyukainya, dan kalian juga!
Credits:
Story-Line © me
Nick © Jie
Gray © Jie
Cathy © me
Val © me
dan credits untuk setiap gambar yang saya pinjam dari artist(s) yang sudah berjuang menggambar karyanya!----
"Kata mereka, musik merupakan salah satu hal yang indah di dunia..."---
Bosan.
Itulah yang terpikir setelah kaki menginjakan gedung suram yang telah menjadi rumah kedua di kehidupan kita. Walaupun di sana banyak teman-teman seru menanti untuk bercanda dan tertawa bersama tanpa henti.Sama halnya dengan seorang cowok yang telah menduduki jenjang sekolah menengah atas ini. Hari-hari sekolahnya tidaklah mengenakkan. Karena dirinya yang masuk ke dalam kelas 'khusus', ia dianugerahi berbagai tugas yang harus dituntaskan. Dan ia harus berterima kasih atas otaknya yang kelewat genius.
Tidak, dia bukan anak yang memiliki IQ yang tinggi. Hanya saja keberuntungan selalu berada pada tangannya. Mau dia tidak belajar ataupun belajar mati-matian nilai yang ia dapat selalu di atas rata-rata, percaya atau tidak sampai akhirnya ia masuk ke dalam kelas khusus dimana orang-orang pintar yang siap mengabdikan dirinya pada negara menjadi dokter, ilmuwan, atau bahkan profesi mulia lainnya.
Tetapi ia hanya seorang cowok yang biasa-biasa saja. Ia tidak kaya, tidak juga miskin. Ia tidak tampan-tampan amat, tapi tidak sejelek orang hutan juga. Bukan orang baik, namun orang yang iseng. Menyukai tantangan dan juga hal-hal tidak terduga.
Nicolas Kleinn, adalah namanya. Marga Kleinn yang ia dapat dari ayahnya hanya sebagai aksesoris tambahan baginya. Karena marga tersebut sudah membuat orang-orang heboh sendiri jika mendengarnya.
Nicholas Kleinn yang biasa dipanggil Nick.Cowok ini tidak terlalu memikirkan penampilannya yang berantakan. Toh tidak ada cewek yang ia kejar-kejar.
Tidak, tidak ada yang menarik perhatiannya sejauh ini.
"Nick!"
Langkahnya terhenti dan melihat ke arah asal suara ia dipanggil dan mendapati sohibnya tengah berlari mengejarnya. Bibirnya menyungging senyum miring, mengubah posisi kedua kaki menjadi lebih rileks sementara kedua tangannya ia lipat di depan dadanya. Menunggu cowok berambut hitam yang agak tertutupi topi merah, datang menghampirinya.
"Tumben lo datang pagian." ujar Gray yang sekarang sedang mencoba menstabilkan napasnya yang terengah-engah akibat lari, hanya butuh beberapa detik dan ia kembali seperti sedia kala seperti tidak berlari.
"Gak ada kerjaan cuy di rumah." jawabnya yang kini memasukkan kedua tangannya ke saku celana panjang. Nick sudah bersahabat baik dengan Gray semejak kecil, walaupun mereka sering meninju satu sama lain dan main-main kelewatan. Tetapi percayalah, persahabatan mereka seindah tepi pantai yang tiba-tiba digenangi air tsunami.
Gray hanya menyahutnya dengan anggukan singkat, kini kedua cowok itu berjalan menuju kelasnya yang ditempatkan di lantai tiga. Beberapa guru yang lewat mereka sapa dengan sopan santun, tidak lupa dengan senyuman manis dibuat seramah mungkin. Selama mereka berjalan, mereka hanya membicarakan games, tugas, dan yang terpenting bagi mereka adalah grup band mereka yang baru saja terbentuk.
Yah baru terbentuk dari dua orang, belum memiliki nama, masih bibit yang belum bertunas.
"By the way, menurut lo ada yang bisa direkut jadi penyanyi band kita?" tanya Nick sembari melihat ke arah selasar yang terdapat beberapa murid berbincang-bincang menikmati udara pagi dan kehidupan mereka yang hanya bisa dirasakan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Short StorySetiap pertemuan, selalu ada perpisahan. Setiap ada kata suka, pasti ada percikan api di jantung. Setiap kata benci, memunculkan rasa cinta. Semuanya dimulai dengan hari cerah yang ceria. Sebelum diriku mengenalmu. Sebelum kamu mengenalku. Aku hanya...