Apakah kalian tahu rasanya dijauhi?
Apakah kalian pernah merasakan pahitnya hidup ketika kebahagian terlepas dari genggaman kalian?
Padahal detik itu kalian sedang bersuka cita.Di dunia ini memang tidak ada yang sempurna. Namun tidak ada juga hal indah bertahan dalam waktu yang lama.
Mau kalian teriak kencang memohon semuanya kembali seperti semula, yang ada hanyalah bekas luka yang membara dan tidak akan pernah hilang.
Nick merasa kacau setelah melihat Val berlari dengan bulir air mata pada wajahnya. Kakinya menendang kencang kaleng minuman hingga memantul jauh. Dadanya sakit, ia tidak tahan melihat gadis mungil itu menangis. Perasaannya terus berkata kalau ia harus melakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Membuatnya tersenyum, tertawa, bukan menangis dengan kepedihan.
Di taman kecil itu ia gemetaran begitu ketakutan. Ekspresi wajahnya begitu memilukan, membuat Nick semakin ingin melindungi Val di dalam pelukannya.
Apakah ini rasanya mencintai seseorang?
Satu pertanyaan itu membuat tangan kanannya meremas dada letak jantung berada. Matanya menelusuri langit jingga keunguan, dalam keheningan ia bersumpah.
Aku akan melindunginya, aku akan menjaganya, aku ingin terus melihatnya tersenyum.
---
Sebuah festival musik merupakan detik-detik terburuk bagi Val. Akan lebih baik jika ia diizinkan pulang lebih cepat. Namun tentu saja sekolah tidak akan mengizinkannya tanpa alasan yang kuat. Dan ia bukanlah anak yang dapat memboloskan diri sekehendak dirinya.
Menghela napasnya panjang ia hanya menatap seluruh kelasnya yang sedang ricuh membicarakan apa yang akan ditampilkan. Ia hanya diam, memerhatikan kericuhan bagaikan menonton pertunjukan pantonim.
Senyum sinisnya terukir, ia merindukan dunianya yang dulu. Matanya tidak disinari semangat hanya menatap sepatu hitamnya yang bersentuhan dengan ubin.
Sakit.
Padahal dulu ia dapat berbaur dengan mudahnya. Kemanakah kemampuannya? Dimanakah keberaniannya?
Tidak, tidak. Ia sudah lelah berusaha, pada akhirnya semua orang memasang wajah belas kasih dan menganggapnya sebelah mata. Menyesakkan dada dan memuakkan.
"Drama musical saja!"
"Tidak-tidak, A capella lebih menarik, sedang ngetrend tuh!"
"Duuh, jangan ribet-ribet laaah."
Semua murid bersuara, menyuarakan beragam pendapat dan membuat ketua kelas berkacamata tebal itu kelimpungan.
Salah satu tangannya memegang siku lengan lainnya. Ia menyandar pada dinding paling belakang, sama sekali tidak tertarik pada diskusi.
Rasanya...
Kau sudah membeli tiket nonton film favoritmu bersama teman-teman terdekatmu. Namun tiba-tiba kamu ditinggalkan, bahkan tiketnya hancur berkeping-keping katakanlah luntur atau semacamnya.Menghela napas panjang, Val memejamkan kedua matanya tidak ingin menguras tenaganya untuk memerhatikan sekelilingnya.
Namun beberapa detik kemudian seseorang menyentuh pundaknya. Mengirim sensasi menggelikan sehingga ia langsung bereaksi berlebihan karena kaget.
Ia menabrak loker kecil di sebelahnya, kedua matanya juga kink terbuka dan menatap ke segala arah. Suara yang ditimbulkan pasti sangat kencang bahkan membuat seluruh kepala menoleh ke arahnya. Lengan atas kanannya juga nyeri akibat benturan tersebut.
Beberapa detik dari keheningan, aktivitas kembali berjalan menganggap kejadian tadi bukan hal besar bahkan mereka mungkin melewatkannya saja. Menganggap semuanya tidak pernah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Short StorySetiap pertemuan, selalu ada perpisahan. Setiap ada kata suka, pasti ada percikan api di jantung. Setiap kata benci, memunculkan rasa cinta. Semuanya dimulai dengan hari cerah yang ceria. Sebelum diriku mengenalmu. Sebelum kamu mengenalku. Aku hanya...