FOR ME? NO.

54 3 0
                                    

2 orang itu menatap jam dinding yang ada didepan kelas, ketika semua orang fokus melihat papan tulis, 2 orang itu lebih memilih menatap jam dinding yang daritadi sangat lama berputar, bagi mereka berdua.
"5..4...3....2...1" kriiinggg kriiing kringgg "Toss!!" Ucap rara kepada raisa, mereka berdua langsung bersiap-siap keluar dari kelas, menunggu guru kimia keluar dari kelas.

Bel istirahat sudah berbunyi, artinya mereka bebas dari pelajaran kimia yang..... Entahlah bagi mereka tidak ada jalan keluar mengerjakan soal-soal itu. Rara dan raisa langsung berdiri bersiap-siap untuk ke kantin.
"Eh ca! Ra! Mau kemana? Kantin ya? Bareng dong" sahut seseorang dari belakang, bella. "Yaudah ayo cepet sebelum rame kantinnya" jawab rara sambil menarik bella. Mereka pun pergi bersama ke kantin.

"Eh lo mau beli apa nanti?" Tanya bella, rara menengok ke arah raisa "Lu mau beli apa ca? Bakso yuk" tanya rara, raisa yang sedang asyik bermain hp hanya bisa mengangguk. "Tapi kalo rame gimana?" Ucap Raisa dan meletakan hp-nya dalam saku. "Engga ko slow, masa iya buat bertiga ga ada tempat" jawab rara.

Mereka sudah sampai di kantin, dan hanya bisa memandang sekitar betapa penuhnya kantin ini. Mereka melihat sekitar mencari tempat kosong. Raisa terdiam melihat salah satu sisi, ada seseorang melihat kearahnya sambil tersenyum dan menunjukan kursi yang kosong, disebelahnya. "Eh duduk sebelah situ aja yuk, samping reyhan" ucap bella, tanpa basa-basi rara pun langsung menarik tangan raisa yang masih terdiam. Bodoh, senyum itu bukan untukmu raisa.

"Ca lo tunggu sini aja yah tempatin, biar gue sama bella yang beli. Kita sama kan belinya? Baso sama lemon tea?" Ucap rara, ada sedikit tidak setuju dari raisa ia harus menunggu disini sendiri. Disamping pria itu dan kawan-kawannya. "Aah– yaudah nih" jawab raisa ragu, dan memberikan uang kepada rara.

Canggung. Itulah suasana saat itu, bukan mereka semua yang ada disitu. Hanya raisa yang mengalaminya, bagaimana tidak sekarang dia berada disamping cowo yang ia sukai. Tapi, tidak ada percakapan yang terjadi. Raisa dan reyhan tidak saling kenal, hanya raisa yang sangat mengenal reyhan. "Itu cukup kan tempat duduknya?" Raisa langsung tersentak dan mematikan hp-nya dan menoleh ke sumber suara canggung, reyhan. "Ah– iy..a cukup ko" jawabnya canggung, ia langsung memainkan hp-nya kembali. Bodoh , gerutunya dalam hati.

Tak lama, rara dan bella datang membawa baso dan minuman. Dan langsung duduk disampingnya. Bella duduk dihadapan raisa dan rara. Sangat tidak nyaman duduk disamping cowo-cowo hits sekolah, dari tadi banyak sekali orang-orang yang menatap ke arah mereka khususnya raisa yang daritadi duduk sendiri disana.

"Bella, gue duluan yah" ucap seseorang kepada bella, reyhan. Iya hti-hati kekelasnya jawab raisa dalam hati dan menyendok baksonya itu. "Iya, thanks yah kursinya" jawab bella, reyhan dan kawan-kawannya pun pergi meninggalkan kantin bersama. Diam-diam rara mengelus punggung raisa, mengisyaratkan untuk sabar. Raisa hanya bisa tersenyum tipis sambil menyendok lagi baksonya. Akhirnya gumam raisa dalam hati, tadi saat rayhan dan kawan-kawannya masih disini semua mata tertuju kepada mereka. Tidak, bella dan reyhan. mata mereka mengatakan "oh jadi bener yah mereka pacaran" . Tidak, aku tidak marah pada situasi ini, wajar. Aku tidak marah kepada bella, tidak ada alasan bagiku marah kepadanya. Marah karna dia dekat dengan laki-laki yang kusuka selama ini? Itu kekanak-kanakan. Lagipula, tak ada alasan bagiku untuk marah kepadanya, reyhan bukan siapa-siapaku aku hanya mengaguminya. Dan, bukan hanya aku yang menganguminya masih banyak orang lain yang mengaguminya juga. Jadi aku tidak sendiri.


Ohya aku lupa mengenalkan diri. Namaku Raisa, Raisa larasati. Aku murid kelas 12, tujuanku kini untuk cepat-cepat lulus dan masuk perguruan tinggi. Bagaimana aku disekolah? Aku bukannlah cewe-cewe hits dan gaul disekolahku. Aku memakai kacamata, berambut panjang sebahu, poniku selalu panjang disebelah kiri. Tinggiku 160cm dan berat 47kg. Jika dibilang cantik tidak, tapi teman-temanku bilang aku mempunyai senyum yang manis.

"Eh lu beneran jadian sama reyhan?" Tanya rara kepada bella,sontak raisa langsung menatap sinis rara saat itu. "Engga ko, kita cuma temen. Kemarin gue nitip beli makanan aja ke dia" jawab bella. Cukup meyakinkan. Raisa tak berkata sedikitpun, tapi dia berharap banyak akan jawaban bella. "Lagian masa cuma makan bareng aja dibilang pacaran" sambung bella.

Senyum tipis terlihat dari wajah raisa,    setelah jawaban itu bertambah pula alasan mengapa hari ini menjadi hari yang indah. Hari ini, hari pertama kalinya ia dan reyhan berbicara. walau hanya satu kalimat.
 
°°°
Semangat yah belajarnya, jangan lupa berdoa juga. Ayo ketemu lagi, jika kita sukses nanti. -evan

Senyum tipis terlukis dibibirnya setelah membaca email itu, namun saat itu juga datanglah keraguan dan kebimbangan dalam dirinya. Wanita itu terduduk menekuk kakinya memengang erat kedua kakinya dan menenggelamkan tubuhnya.
Aku rindu ucapnya lirih dalam hati.

°°°
Murid-murid berbondong-bondong memasuki gerbang sekolah, 5 menit lagi bel akan berbunyi. Ketika semua murid berjalan tergegas-gegas hanya dua orang yang jalan dengan santainya, rara dan raisa. Mereka berjalan santai dari gerbang sekolah ke pintu masuk tak peduli motor-motor yang melewatinya untuk parkir di parkiran sekolah.

Tin.. Tiin.. Sebuah motor datang dari belakang mereka, tiin... Klakson motor itu ke mereka sekali lagi. "Ih sumpah yah lo jalanan masih lebar, berisik ba–" sebelum menyelesaikan ucapannya, raisa langsung terdiam dan menutup mulutnya malu saat tahu dibelakangnya ialah reyhan. Raisa langsung menarik rara dan jalan cepat menuju kelas.

Bel sudah berbunyi, rara dan raisa sudah duduk di kursinya, raisa masih terdiam menutupi wajahnya dengan tangan, sedangkan rara dia asik menertawai raisa yang salah tingkah. "Malu kaga?" Ledek rara, raisa langsung menatap kesal dan mengeluarkan bukunya. Raisa langsung membalikan tubuhnya ke arah rara dengan wajah merengeknya. "Bego banget ga sih gue" ucapnya sambil merengek. Raisa memukul-mukulkan kepalanya ke meja pelan.

Guru sudah masuk ke kelas, raisa mengangkat kepalanya dengan wajah lusuhnya. "Anggep aja hari ini ga ada di kalender" ucapnya pelan ke rara. Rara hanya bisa cekikikan mengingat kejadian tadi.

.
.
.
.

###
Bagaimana 2 chapter ini? Jangan lupa vote yah buat next chapter👌

A GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang