Detak jantungku terasa berhenti, tanganku lemas dan tidak tahu harus berbuat apa, hampir 2 menit aku hanya menatap pria yang berdiri didepanku ini.
"Raisa" panggilnya sekali, aku tak bergeming, sama sekali hanya menatapnya. "Raisa lo gak apa-apa, kan?" Ucapnya lagi. Dia menelaah wajahku, memastikan tidak ada yang luka. "Gue anter pulang yah" ucapnya, aku langsung tersadar dari lamunanku dan mundur menjauh selangkah darinya. "Gausah gapapa ko, gue bisa balik sama rara" jawabku spontan dan mengambil tas kecilku. Aku tak berani menatapnya. "Gapapa, gue anter pulang aja, ga enak gue tadi udah lukain lo. Maaf banget yah tadi" mohonnya lagi.
Aku terus menggelengkan kepalaku dan meyakinkannya bahwa aku tidak apa-apa. "Gausah, nanti kalo gue balik sama lo rara pulangnya sendiri. Gue gapapa ko serius deh" jawabku cepat dan canggung. Aku menoleh ke arah rara yang sudah menatap sinis kearahku. "Serius gapapa? Sorry banget pokoknya soalnya tadi gue salah nendang. Maaf banget yah ca" ucapnya lagi dan aku menjawab dengan anggukanku "ah- yaudah gue balik duluan yah" sambungnya, dia mengambil tas sepatunya dan berjalan keluar kelas. Rara mengikutinya sampai depan kelas dan memastikan bahwa reyhan sudah pergi jauh. Aku teruduk disalah satu kursi dan menghela nafasku berat.
"CA KO LO BEGO SIH!!!" ucap rara setelah memastikan reyhan sudah pergi. Aku hanya bisa menyeringai kearahnya. "Iih sumpah kapan lagi lo punya kesempatan kaya gitu!!" Ucapnya kesal, "kalo gue sama dia lu sama siapa nanti? Masa iya gue ninggalin lo sendiri" jawabku, pikiranku kosong tak tau harus apa. "Ih gue bisa nebeng sama yang lain, itu aldo masih disekolah gue bisa bareng dia!!" Ucapnya lagi dan memukul-mukul pelan tubuhku. "Ampun" jawabku sambil tertawa, "masih sempet aja ketawa!" Sahutnya kesal dan mengambil tasnya. "Yaudah ayo pulang" rara pun menarikku dan kita pulang kerumah.
•
Liburan semester sudah tiba, bagi siswa kelas 12 tidak ada lagi waktu untuk berleha-leha sudah saatnya mempersiapkan untuk Ujian Nasional kami. Setidaknya dari 15 hari libur mereka bisa berlibur selama 7 hari. Liburan kali ini, Ia habiskan bersama teman-teman dan keluarganya. Ke arena wisata, luar kota atau sekedar menonton bioskop.Hari ini ia habiskan dirumah dengan buku-buku bertuliskan Ujian Nasional itu. Juice orange dan waffle menemani belajarnya hari ini. Sayup-sayup lagu folks mengiringinya membuat fikiran lebih tenang. Tok..tok..tok suara pintu yang diketuk, "masuk aja bu" ucapnya, ya itu ibunya dia sangat hafal suara ketukannya. "Ini ada kiriman surat" ucap ibu dan memberikannya amplop surat lengkap dengan perangkonya.
Ia tutup kembali pintu kamar dan sesegeranya Ia buka surat itu. Ia amati dulu surat itu sebelum dibuka. Dibukanya perlahan amplop itu tanpa merusaknya, ya amplop ini sangat bagus. Dibukanya amplop itu dan ia keluarkan isinya, ini postcard . ini seperti asli, terlihat sangat indah dan mahal. Dari dulu wanita itu sangat ingin mempunyai postcard asli. Terlihat sekali dari gambar ini, ini dari Inggris. Terukir senyum darinya, seakan tahu dari siapa surat ini. Ia baca postcard itu dengan wajah gembiranya.
Hello, gadis kecil! Sebentar lagi UN yah? Semangat! Belajar yang rajin, semoga dapet universitas yang kamu harapkan. Last month, i came to Eiffell however, its always remind me of you. Study well, so you can come here with me. I'm really miss you, esp your stupidity. -evan
Wajahnya berubah cemberut saat membaca kalimat terakhir. Dia tatap kesal sebentar postcard itu lalu memasukinya kembali kedalam amplop coklat itu. Ia meletakkan amplop itu tepat didepan hadapannya ia gantung dengan tali kecil di meja belajarnya. Ia memandangi postcard itu dengan senyum lebar. Ia menoleh kearah jam duduk dan langsung melanjutkan belajarnya lagi.
•
Ujian Nasional sudah didepan mata, 10 hari menuju Ujian Nasional para siswa/i mulai sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, mereka berlomba-lomba memahami pelajaran dan berharap saat Ujian nanti tidak ada soal yang tidak bisa diselesaikan.
2 jam berkutik didalam perpustakaan, raisa dan rara pun menyerah mereka memutuskan untuk pergi ke kantin dan mengisi perut mereka yang kosong sehabis belajar matematika. "Ga sanggup gue nanti UN ngerjain 40 soal, 30 soal aja udah bersyukur" ucap raisa pasrah setelah membayangkan soal-soal UN yang tidak terprediksi. "Jangankan 30 soal, nanti kimia gue ngerti maksud soalnya aja udah bersyukur" jawab rara sambil memainkan hp-nya sambil berjalan.
Pernah mendengar istilah salah masuk jurusan? Ya, itulah Raisa dan Rara yang merasa sesat setelah berada di IPA selama 3 tahun. Wajar, pada tahun angkatannya pembagian jurusan IPA/IPS sudah dilakukan sejak pertama kali masuk sekolah, jadi para murid masih buta akan IPA/IPS. Bagaimanapun juga, mereka dan orang-orang lain yang tersesat itu tidak bisa memutar balik yang mereka bisa lakukan saat ini hanyalah berjuang berjalan maju kedepan.
Mereka berjalan di lorong sekolah santai menikmati waktu-waktu tersisa di bangku sekolah. Tidak akan ada lagi kenangan-kenangan masa SMA yang dapat terulang di perguruan tinggi nanti. Seperti dikejar-kejar guru BK karna tidak memakai atribut sekolah seperti gesper, kaos kaki berwarna, dan baju yang tidak rapih atau keluar. Tidak ada lagi upacara sekolah dan tidak ada lagi kisah kasih sekolah yang akan terulang lagi di perguruan tinggi kelak.
Mereka sudah sampai di kantin, saat itu kantin sepi karna bukan waktu istirahat jadi banyak kursi yang kosong. Raisa tersenyum tipis dan memandanga ke salah satu sisi dimana ada 2 orang laki-laki yang sedang makan diujung. "Mau duduk dimana?" Tanya rara yang masih asik dengan hp-nya. Raisa tersenyum tipis dan langsung menarik rara kearah tempat 2 laki-laki yang sedang makan itu. Rara yang tetap asik dengan games barunya itu hanya bisa mengikuti raisa. "Disini aja" ucap raisa sambil menyuruh rara duduk, dan raisa duduk di hadapan rara.
"Ras, Gimana hasil TO-nya?" Tanya Raisa kepada laki-laki yang berada di depan rara. "Yah gitu, lumayan lah" jawab Faras. Rara langsung mempause gamesnya dan mengangkat kepalanya, dia hanya bisa diam menatap laki-laki itu dan raisa bergantian. Raisa tersenyum lebar kepada rara dan disambut tatapan sinis dari Rara. Rara sempat berdiri dan ingin pindah tapi raisa lebih cepat menahannya. "Kapan lagi duduk berhadapan" bisik raisa kepada rara. Rara hanya bisa berdesah kesal kepada Raisa.
"Mau pesen apa? Gue mau beli mie ayam" ucap Raisa dan bangkit dari tempat duduknya. "Gue beli sendiri aja" jawab rara salah tingkah dan ikut bangkit dari duduknya, Raisa memegang pundak rara dan mendudukannya kembali. " udah kali ini gue yang beli" ucap Raisa dan meninggalkannya, Rara hanya bisa memandangi Raisa yang pergi ke tempat mie ayam dan mendesah kencang.
"Abis dari perpustakaan yah?" Tanya Faras, Rara langsung menoleh kearahnya kikuk dan tersenyum kecil. "Hehe iya nih" jawabnya canggung. "Sok pinter lu" sahut Fadil yang ada disebelah faras sambil melempar tissue ke arah rara . "Bodo amat" Jawab rara, menatap sinis fadil dan melempar tissue kembali. Fadil meniup es batu kecil dari sedotan ke arah rara dan disambut pukulan kencang dari Rara. Faras tertawa kecil melihat pertengkaran kecil Rara dan Fadil, menyadarinya Rara pun langsung diam dan memainkan Hp-nya.
Dia Faras, laki-laki yang disukai Rara saat kelas 12. Mereka pernah satu kelas saat kelas 10. Selama 3 tahun Faras menjabat sebagai ketua kelas disekolah, orangnya baik, putih, dan pastinya tampan dan juga pintar. Ya dia sempurna. Rara sangat menyukainya karna dia sangat ramah dan bijaksana kata Rara. Faras dan Fadil ialah teman Raisa dari SMP, jadi Raisa lebih mengenal faras maka dari itu ia sangat senang, Rara tidak salah menyukai orang.
Raisa datang dengan nampan berisi 2 mangkuk dan 2 gelas, raisa langsung menatap ke arah rara dan Faras berharap ada interaksi diantara mereka berdua saat ia tak ada tadi. Raisa duduk kembali dan mengaduk mie ayamnya. "Minta dong, punya gue abis nih" Ucap fadil dan mengambil gelas raisa, saat itu juga 2 sumpit memukul kepalanya mengatakannya untuk meletakannya kembali. "Ya ampun, ini 2 cewe pelit banget ya" ucap fadil, rara dan raisa hanya mengangguk sambil menyumpit mie dan memakannya.
Mereka ber-empat sempat berbicara sebentar mengenai perguruan tinggi dan akhirnya Fadil dan Faras harus kembali ke perpustakaan melanjutkan belajarnya. Rara meletakan sumpitnya setelah menelan mie terakhirnya, dan meminum lemon teanya. "Kita gabisa kaya gini terus Ca" Ucap rara serius. Raisa yang akan menyuapkan mie terakhirnya hanya bisa melirik bingung kearah rara menunggu penjelasannya. "Ayo, setelah UN selesai di hari terakhir kita ungkapan perasaan kita ke mereka" ucap rara serius- sangat serius. Raisa yang sedang menelan mienya itu langsung tersedak meraih gelasnya untuk minum. Raisa langsung menyedot lemon tea nya dan melotot kearah rara disebelahnya. Raisa menghela nafasnya setelah makanannya turun. "Udah gila yah lo" ucapnya sambil mengelap bibirnya. Rara hanya diam lalu menoleh ke arah Raisa serius. "Lo mau perasaan kita selama ini sia-sia?" Jawab Rara, Raisa langsung terdiam lama suasana berubah menjadi hening seperti hanya ada angin setelah perkataan itu diucapkan.
.
.
.
###Jangan lupa vote dan commentnya yah👌
KAMU SEDANG MEMBACA
A GIFT
Teen FictionSemua berawal dari 2 barang dan sepucuk surat itu. Banyak orang yang tidak percaya keajaiban dalam suatu hubungan, semua hanyalah khayalan fiktif para novelis yang tidak akan terjadi di dunia nyata. Tapi, kini aku ingin membuktikannya sendiri. Apaka...