Part 2

1.8K 107 0
                                    

10 pasangan itu kini berpencar, untuk membeli keperluan pakain mereka untuk acara yang akan diadakan tiga hari lagi itu. Beruntung ada pasar dan mall yang tidak jauh dari tempat mereka latihan dan berkumpul. Sehingga mereka tidak perlu jauh-jauh mencari. Tapi, karena tidak jauh-jauh itulah walau berpencar pada akhirnya mereka akan bertemu lagi.

Seperti ketiga pasangan yang akhirnya memutuskan saling membantu. Apalagi Melody sebagai kapten merasa memiliki tanggung jawab untuk 'memastikan' dan 'mengawasi'. Saat ini gadis berdarah Bandung itu -yang tentunya bersama Hamids- sudah bersama sang pacar (?) Ghaida Farisya dan 'pasangannya' Stephanie Pricilla atau yang akrab disapa Stefi.

Kedua 'pasangan' itu memang sengaja sih berencana belanja bersama. GhaiMel couple berjalan di depan Hamids dan Stefi sambil bergandengan tangan. Pemandangan yang membuat Hamids....

"Sabar ya, Pah." Ledek Stefi.

"Apa? Kok jadi Papah? Kamu kali yang sabar."

"Kenapa jadi Stefi?"

"Papah tau, kamu cemburu liat Kak Ghaida mesra-mesra-an sama Kak Melody."

"Ih! Siapa yang bilang Stefi cemburu?"

"Ketawan, udah deh jujur aja sama Papah~"

"Gak ihh!!" Teriak Stefi yang membuat Melody dan Ghaida berhenti.

"Aduh, ini adik-adiknya Kak Melody kenapa ribut?" Tanya Melody pada Hamids dan Stefi yang untungnya tidak menabarak Melody dan Ghaida di depannya.

"Ini Papah Hamids, rese."

"Ih, gak kok. Cuman isengin aja. Hehehe." Hamids nyengar-nyengir saja saat Melody menatapnya.

"Eh iya, Teh. Gak papa Teteh nemenin aku sama Stefi? Emang Teteh sama Hamids gak belanja?" Tanya Ghaida.

"Gak kok. Aku sama Hamids mah udah punya bajunya. Yaudah, lanjutin jalannya yuk."

Saat mereka ingin melanjutkan perjalanan, Hamids malah diam melongo di tempat. Membuat Stefi dan GhaiMel couple berhenti lagi.

"Kenapa Mids?" Tanya Melody.

"Itu Kak. Itu kaya Anin sama Kak Frieska. Iya bukan sih?" Tunjuk Hamids ke salah satu toko.

Ketiga orang yang bersamanyapun mengikuti arah yang ditunjuk Hamids. Benar saja, disebuah toko baju perempuan Anin-Frieska terlihat sedang memilih-milih baju.

"Kak Fries, yang ini lucu." Ucap Anin mengambil sebuah kaos.

*betewe gaes, gw ga ngerti nama-nama (?) baju cewe. Jadi ya, soal pakaian cewe2 yang disebutkan di ff ini. Mohon maaf bayangin sendiri aja ya. Maklumin deh*

Frieska memperhatikan kaos yang diambil Anin. Lalu dia menatap Anin yang sedang tersenyum-senyum girang itu. Frieska menghembuskan nafasnya.

"Iya. Itu lucu. Kalau kamu yang pake. Kalau Kak Frieska yang pake mah... Mana kecil pula." Mendengar itu, Anin hanya tertawa.

"Yaudah, yang ini aja Kak. Cobain deh." Anin memberikan sebuah mini dress.

Frieskapun sedikit ragu untuk mengambilnya, namun Anin tetap memaksa. Demi menjadi senior yang baik, Frieskapun mengabulkannya. Sekitar hampir 5 menit, akhirnya Frieska keluar.

Frieska keluar sambil merapihkan bajunya. "Gimana?" Saat Frieska mendongakkan kepalanya. Betapa terkejutnya dia saat yang menyambutnya tidak hanya Anin yang ada disana. Tapi, ada juga sang kakak, Ghaida, Hamids dan Stefi. Spontan muka Frieska memerah, apalagi saat Ghaida tersenyum padanya. "Babang? Teteh? Sejak kapan??"

Dating or Acting? (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang