*betewe masih pake nama Danso-nya ya~
Sambil menggandeng tangan Okta, Gaby berjalan begitu cepat. Membuat para crew mereka juga jadi terburu-buru. Bukannya Gaby ingin bersikap seperti itu, tapi dia ingin kabur dari Nabil-Sisca yang terus mengikuti mereka.
Bukannya Gaby tidak ingin berbicara dengan Nabilah. Hanya saja, dia sudah dibuatnya kecewa dengan sikap Nabilah yang kini jadi Spiderman itu. Sisca kini hanya bisa pasrah, mengikuti seniornya. Yang awalnya Sisca tahu, Nabilah mengatakan ide tuker-tuker peran itu untuk mengerjai member dan juga penonton nanti. Tapi nyatanya? Nabilah menggunakan ide ini pertama kalinya untuk menembak Gaby, yang berakhir naas dan gatot alias gagal total.
Beruntung akhirnya Okta-Gaby berhasil kabur. Beruntung juga para crew tidak kehilangan mereka. Keduanya masuk ke dalam gedung wahana permainan yang membuat mereka cengo. Tulisan-tulisan di depan mereka dan berbagai LCD yang ada disana, mereka abaikan.
Mereka kembali masuk ke pintu yang ada di dalam gedung tersebut. Keduanya melihat sekeliling mereka. Tentu saja para cameraman hanya mengambil gambar ekspresi keduanya karena tidak diizinkan mengambil gambar sekitar.
Wajah Okta-Gaby sama-sama terlihat bloon dan kagum. Mereka seperti ada di dalam gedung yang super mewah dengan peralatan dan hiasan yang juga super mewah, walau semua yang mereka lihat lagi-lagi hanya virtual. Hingga mereka melihat ada Vernando-Gracia ada di tengah-tengah para crew dan kerumunan orang-orang virtual tentunya.
Mereka memperhatikan Vernando yang sedang berdiri mengusap dagunya. Matanya terpejam, wajahnya terlihat berpikir. Tangan kirinya yang ada di dalam kantong celananya tiba-tiba ditarik dan menunjuk seorang Gracia.
“Pelaku pembunuhan ini adalah kamu. My lady, Shania Gracia.” Ucap Vernando lantang.
“HAH? APA??” Kaget Okta-Gaby hampir bersamaan.
Vernando-Gracia langsung menoleh ke arah Okta-Gaby, permainan itupun berakhir. Semua pemandangan virtual itu tiba-tiba menghilang.
“Gaby?” “Ota?” Panggil Vernando-Gracia secara bersamaan. Keduanya hanya bisa menghela nafas mereka. Sementara Okta-Gaby malah cengo.
Jadi, memangnya apa yang sedang Vernando-Gracia lakukan? Mari kita mundur ke beberapa puluh menit sebelumnya.
~~~
Sambil bergandengan tangan dan mengobrol tanpa rasa canggung, Vernando-Gracia masuk ke dalam gedung ‘Mystery Game Area’. Rasa grogi dan sejenisnya masih dirasakan Gracia, jelas. Tapi, senyum dan pipi menggemaskan Vernando membuat rasa groginya berubah jadi rasa gesrek.
Setibanya di tempat ‘Virtual Detective Game’ tentunya, seorang Vernando sangat tertarik. Mereka membaca peraturan dan cara bermain yang tertera di layar LCD. Ternyata di permainan tersebut mereka bisa memilih peran sebagai detektif, pelaku, saksi bahkan korban. Cerita dan latar belakangnya bahkan bisa mereka tentukan. *ngayal sekalian coy! Wkwk. Ini basicnya dari game maling-polisi, ye. Tapi, idenya sih dari salah satu komik gitu yang bikin ada rumah detektifnya apa gimana gitu pas cerita tentang festival sekolahnya* *kalau gak salah inget*
“Kak Ver mau coba main?” Tanya Gracia.
“Emm. Terserah Gracia aja. Gracia emangnya mau?”
“Mau kok. Kenapa gak. Kak Ver suka yang berbau detektif gini, kan? Kenapa gak coba?” Tawar Gracia.
“Boleh.” Vernando mulai memencet-mencet layar di hadapannya dan memulai pemilihan karakter. “Kamu mau jadi apa, Dek?”
“Emm… Gimana kalau aku jadi pembunuhnya dan Kak Ver jadi detektifnya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating or Acting? (Season 1)
FanfictionBagaimana jadinya ketika member JKT48 diundang dalam sebuah variety show yang mengharuskan mereka kencan dengan sesama member? Akankah akting untuk rating acara TV itu merusak hubungan yang telah ada? Atau malah menumbuhkan benih-benih cinta yang ba...