What wrong with him?

9 1 0
                                    

Buru buru aku menuju kamarku dan pergi ke arah balkon, "Doni" teriakku ke arah kamarnya. Dia gak keluar keluar ih kenapa yaa. "Doniii!" Ujarku sambil manjat ke arah kamarnya.

"Donn" panggilku sambil mengetuk kaca kamarnya. Tiba tiba pintu kamar terbuka, "apa" tanya Doni dingin. "Em, jalan yuk!" Ajakku sambil mengapit tangannya tetapi ditarik cepat olehnya.
"Lagi gak mood" ujarnya meningalkanku yang masih berdiri dibalkon kamarnya.

Aku tercengang meliht Doni yang sifatnya berubah secara drastis. "Yaudah aku balik ke kamar aku dulu" ujarku dari luar balkon kamar Doni, aku balik ke kamarku. Didalam kamar aku segera mengambil handphone dan memencet nomor kontak Doni. Ternyata gak di angkat, aku mengirim bbm ke Doni.

Lauren:"Doni kamu kenapa sih?"
Lauren:"Kamu marah sama aku?"
Lauren:"Aku minta maaf sama kamu kalo aku ada salah sama kamu"
Doni:"seharusnya kamu minta maaf sama Reyna bukan sama aku"
Lauren:"haa? Kenapa emangnya kok aku harus minta maaf sama Reyna?". Aku gak tau apa yang Reyna bilang ke Doni. Dan Doni gak ngebaled chat aku.

Keesokan harinya.

Aku bersiap siap ke sekolah dengan baju seragamku seperti biasa dan rambut yang ku cepol ke atas, setelah semuanya udah rapih aku langsung berangkat ke sekolah, aku menunggu Doni didepan rumahnya, ah itu dia keluar. "Good Morning Doni" ujarku tersenyum padanya. "Ngapain kamu disini? Aku mau berangkat sendiri hari ini!" Ujarnya dingin. Aku menatapnya dengan penuh tanya, kenapa sih dia sebenernya! "Yaudah aku berangkat dulu" ujarku sambil pergi meningalkannya.

Sesampainya disekolah aku duduk sambil menelungkupkan kepalaku ke meja. Aku melihat ke arah Reyna yang tersenyum sinis menatapku. "Enak dijauhin sama sahabat sendiri?" Ujarnya menghampiriku, "maksud lo apa sih Rey!" Tanyaku tak percaya, ah ternyata di menghasut Doni. "Lo tega banget yah! Sebenernya salah gua apa Rey?!" Tanyaku marah, aku bisa melihat Doni berjalan ke arahku dengan muka datarnya. Dan Reyna dengan ekspresi yang dia buat buat sedih. "Tega kamu ya Ren sama aku!" Ujarnya pura pura. "Maksudnya?" Aku tercengang melihatnya.

"Kenapa lagi sih Ren!" Tanya Doni marah. "Aku- aku gak ngelakuin apa apa Don" ujarku lirih, "aku gak nyangka yah ternyata kamu sejahat ini sama Reyna!" Ujarnya sinis. "Terserah kalian mau bilang aku apa! Aku kecewa sama kamu Don! Aku kira kamu bener baik sama aku, tapi ternyata-" aku gak sanggup melanjutkan kalimatku, aku pergi meningalkan kelas.

"Hiks hiksss" aku menangis di dalam kamar mandi, "Doni berubah" ujarku sambil menangis. Aku menghapus kasar air mataku. Dan saat itu aku menjadi penyendiri, kemana mana aku selalu sendiri. Bahkan dikelas aku memilih untuk diam tidak seperti aku yang biasa, yang ceria, selalu senyum.

"Ren" ujar Kak Rezan padaku, dia sekarang berada disebelahku. "Apa" ujarku dingin. "Kamu? Kamu kenapa?" Tanyanya penasaran. Aku meliriknya malas, karena dialah Reyna dan Doni sekarang makin dekat.

"Pulang yuk! Udah sepi, kamu gak takut sendiri?", aku menggeleng.
Aku melihat ke arah jam dan ternyata udah jam 5 sore, ah ternyata udah sore. Aku pergi ke arah taman dengan Kak Rezan masih berada disampingku. "Kamu tau gak Ren?" Aku terus saja mendiaminya saat dia bertanya padaku, "aku gak bisa kayak gini terus!" Ucapnya sambil memegang tanganku. Aku tercengang melihat kelakuannya, "aku gak bisa nyimpen perasaan ini lebih lama!" Ujarnya lirih. "Aku sayang sama kamu, Aku mau kamu jadi pacar aku sekarang!".

Kak Rezan nembak aku, kayak mana ini? "Kak?" Ujarku lirih, "aku butuh waktu" ujarku lirih, aku memilih pergi meningalkannya sendiri.

Sesampainya dirumah aku menangis dibalkon, tanpa sadar Doni melihatku dan dia terkejut melihatku. "Ren? Kamu nangis?" Tanyanya tak percaya. Dia ingin melompat ke balkon kamarku tetapi aju buru buru masuk ke kamar dan mengunci pintu balkon. Dia terus mengetok kaca kamarku. "Laureen!! Buka pintunya!" Ucapnya sambil mengetuk keras kaca kamarku, aku memeluk kedua lututku dan menangis.

Keesokan harinya.

Aku bersiap kesekolah dan pergi kesekolah. Aku berangkat di anter papah, sesampainya disekolah ternyata disekolah gurunya pada rapat. Aku memutuskan untuk duduk ditaman SENDIRI, aku membaca novel yang baru ku beli kemarin.

"Hai ren" sapa Doni padaku. "Ah hai" ujarku. "Aku boleh duduk sini?", "boleh boleh aja sih kalo kamu mau" ujarku dengan ekspresi datar.

Haii guyss,, sorry kalo partnya pendek. Jangan lupa follow ya
-gadis

Expect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang