The Truth.

9. Pembunuh!

Veranda POV

Sejak malam itu, Aku tidak pernah bertemu Kinal. Bahkan hanya untuk bertatap muka di Kampus saja, Ia menghindariku.

Setiap malam aku berdoa pada Tuhan, Mencoba berbicara pada Kak Ale.

"Kak Ale, Kinal Jahat kak, Dia ninggalin aku."

Tiba-tiba, Seorang laki-laki bersayap, Menghampiriku.

"Veranda..

Jangan menangis, Aku tahu Kinal masih sayang padamu, Semua butuh Proses Ve, Sabar ya, Kak Ale bakal sentil Kinal kalo Kinal Jahat sama Ve."

Aku hanya mengangguk. Ternyata Kak Ale lebih ganteng dari yang aku kira.

Kinal POV

Aku menatap fotoku dengan Ve. Foto ini menunjukan bahwa memang aku dekat dengannya. Namun mengapa otak ini tidak bekerja?

Aku menghempaskan foto itu.

Tiba-tiba seseorang muncul dari balik Jendela apartemenku.

"Ternyata nyawamu kuat juga, Ya?"

"Kamu siapa?"

"Hm, Karena pukulanku, Kau amnesia ya?"

"Siapa kau? Aku tidak mengenalmu!"

Dia mendekat.

Ada bekas luka dipelipis dan Matanya. Aku takut.

Ia menuju ke kamarku. Aku takut, Jadi aku hanya diam saja melihat tingkahnya.

Ia mengambil Tuxedo yang ada dilemari itu. Seketika kepalaku pusing. Ntah karena bau darahnya yang menyengat atau mengapa, Tapi kepalaku seketika pusing.

Ia melemparnya ka arahku, Dan ia langsung mendekatiku.

"Sepertinya Veranda memang tak pantas untukmu."

Ada perasaan yang menganjal dihatiku. Ingin ku menghajarnya, Tapi otakku tidak bereaksi,Hanya sakit kepala yang kurasakan.

"Sini, Ku kembalikan ingatanmu." kata perempuan Asing itu...

Ia menarikku kasar, Ia memukulkan kepalaku kearah tembok, Darah mulai mengucur. Aku mulai kehilangan kesadaran, Dan akhirnya, Aku pingsan.

Ve POV

Malam ini aku benar benar tidak bisaa tidur. Akhirnya aku memutuskan untuk datang ke Apartemen Kinal, Siapa tahu ia bisa membantu?

Aku membuka Pintu apartemennya, Aku melihat Ghaida disana.

"Ghaida apa yang kau lakukan..."

Ia langsung berlari keluar dan loncat dari jendela.

Aku mengobati Kinal yang sudah terkapar dibawah...

Kinal? Jangan membuatku khawatir.

TBC!