12. Dream Route and Dine

33 5 7
                                    

"Venus, cepat habiskan sarapanmu~! Sebentar lagi kita akan berangkat!"

"Baik, kak Hanna!"

Setelah menghabiskan sarapannya, Venus bergegas menyusul keluarga Collins yang berada di dalam mobilnya. Membawa ransel berisi peralatanmandi serta pakaian renang.
Horeee, hari ini aku akan pergi ke pantai bersama keluarga!

Perjalanan yang memakan waktu satu setengah jam, karena macetnya kota di Maroon Fortress. Selalu terjadi saat akhir minggu. Sepanjang perjalanan, Venus berbagi cerita dengan Hanna beserta adiknya, Joey. Dari cerita mereka, Venus semakin mengenali bagaimana seluk-beluk keluarga musisi ternama di kota itu, keluarga Ford Collins. Dan tak lupa mereka bernyanyi bersama-sama, karena selain memang hobby, juga untuk mengasah kemampuan olah vokal mereka.

Jauh di lubuk hati Venus, ia merasa bahagia, bersyukur kini ia bisa menjadi bagian dari keluarga musisi ternama ini, jika dibandingkan dengan kehidupannya dulu saat masih menjadi 'bagian' dari kerajaan Basinworld.

Tak terasa, perjalanan pun tiba pada tujuan. Mereka turun di pantai White Sparkle. Nama yang mendeskripsikan pasir putih pantai itu.
Aroma segar pantai yang menyapa penciuman, serta suara deburan ombak yang menenangkan....

***

Pukul 18:00

"Hng?!"
"Venus! Kau sudah bangun rupanya." Ujar Deliana, meskipun sempat terkaget, namun ia lega. Bagaimana tidak, Venus tidur selama 10 jam! Ia pasti sangat kelelahan.

Venus terdiam beberapa saat, menatap datar. Mengumpulkan kesadaran.
"Venus?"
"E-eh..maaf. Ah, iya Deliana." Jawab Venus, lalu tersenyum.
Deliana lalu mengajak Venus untuk makan malam bersama.
"Kau pasti lapar kan, Venus? Kalau gitu, ayo makan malam!"

Venus mengangguk,dan mengikuti Deliana menuju dapur. Sembari terheran-heran, bagaimana bisa ia memimpikan pengalaman 2 minggu yang lalu, sebelum ia terdampar di dunia ini.

Saat mereka tiba di dapur kapal, mereka terperanjat.
"Astaga, i-ikan? Se-sebanyak ini?? B-Bagaimana-"

"Yap, benar sekali! Tadi siang kami mencoba menyelami lautan, dan-" ujar Tsaz, yang kemudian disela oleh Mueeza.
"Rasa ikan laut memang gak ada duanya~" ujar Mueeza, sembari bernyanyi dan tetap membakar ikan hasil tangkapan di pemanggang. Sementara Bray hanya bisa memperhatikan mereka,sambil menghela nafas. "Kalian hanya beruntung. Aku sudah memperingatkan. "

Sementara itu, tak jauh dari mereka, terlihat Listia sedang asyik membelek ikan dengan pisau tajam. Listia terlihat sangat menikmati pekerjaannya, selain membaca buku ilmu pengetahuan.

"Waahhh,kita akan kenyang malam ini!" sahut Venus, senang. Deliana pun tertawa. "Asyik, hahaha! Masak yang banyak yaaa!"

Listia hanya tersenyum mendengarnya, sambil terus membelek ikan. Kali ini ikan yang ia belah lebih besar dibanding ikan-ikan yang sebelumnya. Namun ia tak terlalu mempedulikan hal itu, hingga saat ia mengeluarkan isi organ dari ikan itu, ia menemukan sesuatu yang tak lazim. Jika dilihat, itu semacam batu mulia yang berkilauan.

Ini batu bernilai jual tinggi! Aku bisa mendapatkan uang dari situ!

Listia segera mengambil batu itu dan menyembunyikan di saku celananya, sebelum ketahuan anggota lain. Dan melanjutkan membelek ikan itu.

Tiba-tiba, Reiko dan Klein mendatangi dapur karena mencium harumnya makanan yang dibakar.

"Wuih, banyak ikan bakar,nih! Kita bantu,ya?" tawar diri mereka.

"Mau bantu apa kalian? Makan??" ledek Mueeza, disambut gelak tawa orang yang ada disitu.

"Hei, kau ini!" ujar Klein, agak gusar.

クロシ - Kuroshi | Black Star Will Be ShineWhere stories live. Discover now