"Aku tak paham. Kau datang dari mana? Siapa? Dan... oh shit!". Adelle memijit keningnya,pening. Terlalu banyak hal yang rumit terjadi secara berurutan,sistematis dan tanpa henti. Terlalu banyak derai air mata,masalah dan teriakan putus asa. Dan jangan lupakan,,rasa kehilangan.
"Zeon memanggil ku." Neo–sosok misterius yang muncul entah berantah– duduk manis di hadapan Adelle di atas ranjang empuk si empunya,Zeon asik tiduran.
"Stop err.. Ne-neo. Jelaskan dulu. Kau hantu dari mana? Kau tahu,cukup Zeon yang berisik dan ku harap kau tidak memiliki suara mengejutkan seperti mahluk yang sedang tiduran ini." Adelle menunjuk Zeon,yang ditunjuk tenang-tenang saja.
Neo tertawa sebentar sebelum berbicara lagi,"Aku dari masa depan."
"Hah?"
Dahi Adelle berkerut,dan alisnya naik satu. Apa-apaan hantu di depannya ini? Sedang bercanda kah? Tapi,raut wajahnya tidak menunjukkan sebuah tipuan.
"Aku tidak punya banyak waktu. Kau tahu,melawan arus waktu dan dimensi itu melanggar peraturan hidup bukan? Jadi aku hanya bicara tentang hal yang penting saja. Ku harap kau mengerti." Neo memegang kedua pundak Adelle. Memastikan ucapannya benar. Tatapan mata yang awalnya ceria berubah keruh namun tajam. Ada rasa keseriusan disana.
"Baik! Aku mengerti."
"Ku harap kau tidak terkejut. Siapkan jantung mu,Adelle."
"O-oke!" Adelle dan Neo menarik nafas dan menghembuskan nya pelan.
"Aku adalah saudara mu—"
"APA?!!"
"wait! Biarkan aku selesai bicara,Kakak!" Neo gemas,ia mencubit pipi lawan bicaranya. "Nggak usah dicubit kali."
"Oke. Kedua,tidak peduli aku wafat nya kapan yang jelas..." Neo menarik nafasnya dalam. Dan mengucapkan satu kalimat yang membuat mata Adelle membelak sempurna dan jantung berdegup cepat.
DEG
Kau ... pasti bohong kan,
Neo?!
"Lie.. you're a liar!"Adelle mendorong tubuh Neo sampai terjatuh dari ranjang.
"Aku tidak bohong! Aku berani sumpah! Aku datang ke waktu ini agar kau tahu kebenarannya! Please believe me,sister!" Wajah Neo memanas. Air di pelupuk matanya menggenang,siap tumpah kapan saja. Zeon hanya diam. Menyaksikan perdebatan antar saudara yang berbeda dimensi ruang dan waktu. Dan sesungguhnya ia pun sama terkejutnya. Namun ia tetap menjaga wajah datarnya.
"Maaf,Neo. Aku percaya,bahwa kau dari masa depan. Tapi,demi apapun... aku tidak percaya kalimat terakhir yang kau ucapkan! Kalau pun kau jujur,aku tetap tak bisa mempercayainya." Derai air mata Adelle jatuh sudah. Ia rentan. Ia lemah. Ia rapuh. Ia hanya seorang gadis lima belas tahun yang terjerat takdir kusut yang melilitnya. Entah kapan terurai.
"Tapi,aku mohon percaya padaku. Cegah semuanya sebelum terjadi. Sebelum badai penyesalan datang menghampiri mu,kak." Neo bangkit,memeluk Adelle. Memberikan sedikit rasa nyaman.
"Maaf..."
Aku tahu kau jujur.
Tapi hatiku berteriak untuk tidak mempercayaimu.
Logikaku terhenti,hatiku bergemuruh keras.
Siapa yang harus ku percaya?
Apa yang harus ku lakukan?
Neo,katakan... kalau kau berbohong.
Setidaknya beban ku akan berkurang. Setidaknya air mata ku sekarang tak berderai deras lagi. Setidaknya aku akan bernafas sedikit lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Cry
Mystery / ThrillerSenyum palsu yang terpati di wajah gadis remaja biasa,Adelle Kathylane,semakin sempurna. Tak ada yang tahu bahwa sesuatu yang menyakitkan ada di balik senyum itu. Semua berjalan sempurna bagi Adelle. Dan terkesan 'biasa'. Hingga sebuah kecelakan tra...