The Conqueror Curse Emperor
Tanggal Publish: 21 Mei 2016, Sabtu. 5:27 AM [Edited: 9 September 2020]
Karya: Rianafni
-------
[]4[]
Sitoshi
Asuka salah sasaran.
Anak panah beracunnya sudah merobohkan dua prajurit yang menunggangi kuda, kudanya menjadi tak tenang karena penungganya berjatuhan.
Tapi bukan ‘kematian’ prajurit itu yang ia sesalkan karena salah, melainkan status prajurit tersebut. Ia sepertinya terlalu dibutakan dendam sampai langsung menarik anak panahnya begitu melihat beberapa prajurit tengah mengawal seseorang yang terlihat seperti seorang pemimpin.
Asuka tidak sepenuhnya salah, lelaki yang dikawal itu memang pemimpin, tapi bukan Kerajaan Heian melainkan Kerajaan Tang. Entah ia akan dihukum seperti apa jika ketahuan membahayakan keselamatan orang nomor satu di Kerajaan Tang. Kerajaan dirinya sendiri.
Sepertinya Azusa menyampaikan berita yang tidak lengkap. Kaisar kerajaan Heian—Kenshin si brengsek—memang akan berburu disini, tapi tidak sendirian, karena perburuan kali ini sepertinya juga menjadi ajang perekatan dua kerajaan.
Dan Kaisar Sitoshi—selaku rekan perekatan dua kerajaan itu—telah malang karena datang lebih awal dan menjadi korban salah sasaran Asuka.
Asuka sudah hendak lari ketika gerombolan ninja-ninja bermunculan dari atas bukit dengan cara tidak biasa—ada yang menggantung dari satu pohon ke pohon ada pula yang menggelinding. Ia sudah menduga bahwa pemimpin sebesar Kaisar Sitoshi tidak akan pergi berburu hanya ditemani dua prajurit. Tapi, ketika ia sudah mencapai bukit yang cukup jauh dan siap dengan persembunyiannya Asuka mengeryit bingung ketika ia tidak dikejar. Bukannya Asuka ingin dikejar dengan jaminan nyawanya terbunuh oleh belasan ninja ahli itu, tapi ia sudah merasa bersalah karena mengancam keselamatan sang Kaisar Kerajaan Tang.Asuka semakin heran saat belasan ninja itu mengepung Lelaki yang tadi sempat ia duga Kenshin—yang nyatanya adalah Kaisar Sitoshi—yang kini sudah waspada dengan pedang mengacung. Dan Asuka tidak tahu mengapa dirinya langsung mencabut anak panah dipunggungnya dan memasangnya pada busur kemudian menariknya tangkas. Mungkin itu naluri dari seorang Rakyat yang ingin menyelamatkan Pemimpinnya.
Akibat dari perbuatan Asuka, satu ninja terjatuh dengan dramatis. Ninja lainnya langsung menyadari ada yang salah dan mencari jejak pemanah itu, Asuka langsung menyembunyikan dirinya di balik pohon. Ketika suara pedang beradu mulai meraba pendengarannya barulah Asuka kembali mengarahkan anak panahnya pada ninja-ninja itu. Tiga kali berturut-turut dalam jeda sepersekian detik dan ketiga Ninja itu jatuh terkapar. Asuka tidak sempat berbangga diri karena ia sudah ketahuan.
Menyiapkan anak panahnya pada busurnya, Asuka berlari. Ia bisa mendengar ninja itu mengejarnya. Suara dahan yang retak membuat Asuka berbalik dan melesatkan panahnya ke atas, satu ninja terjatuh dari atas pohon.
Kemudian satu anak panah ke arah ninja yang sekarang sudah berlari hendak menyerangnya dengan Katana. Katana-nya jatuh tidak lama kemudian disusul sang Empunya. Asuka tidak sempat bernafas lega karena selamat dari sebatan Katana ketika dua ninja menyusul dari atas pohon berniat menerjangnya, tanpa membuang waktu ia lesatkan panah pada keduanya selang tiga detik. Dan mereka berjatuhan seperti daun gugur.
Tapi dua ninja lagi muncul—yang tidak Asuka sadari karena terlalu cepat—dan melemparnya dengan pisau kecil yang langsung menancap kuat di bahu Asuka. Asuka mengeryit menahan ngilu sembari meraih anak panah yang sialannya habis ditengah kepungan dua ninja yang sudah sama-sama dalam posisi kuda-kuda. Jadi ketika satu ninja mendekat Asuka hantam belakang lehernya dengan busurnya. Tapi kurang kuat sehingga ninja itu hanya terhuyung-huyung dan tidak pingsan.
Belum selesai dengan Ninja satu, Ninja yang lain turut menyerang, dan Asuka mendapat hadiah pukulan di dadanya—yang rasanya sangat ngilu. Refleks Asuka balas Ninja biadab itu—karena telah menyerang titik sensitif seorang perempuan—dengan pukulan busurnya pada wajah tertutup cadar itu.
Saking kerasnya, ninja tersebut terhuyung dengan teriakannya sembari memegang wajahnya. Mungkin hidungnya retak.
Bernafas keras Asuka meludah. Dan saat itu seseorang tiba-tiba saja datang dan membunuh dua ninja tersisa itu dalam waktu yang cukup lama. Setelah kedua ninja itu terkapar dengan dada masing-masing terkoyak, barulah ‘seseorang’ yang berjenis kelamin lelaki itu mendekati Asuka yang sudah terduduk lemah.
Bahu Asuka robek dengan pisau masih menancap disana, tapi demi apapun dadanya lebih sakit dari bahunya. Laki-laki—yang Asuka ketahui sebagai Kaisar Sitoshi—itu lantas memaksanya duduk tegak dan mencabut pisaunya. Jeritan Asuka membuat Kaisar Sitoshi menatapnya dalam. Tatapan itulah yang membuat Asuka terhenyak; karena Sitoshi adalah satu-satunya orang asing yang tidak takut pada keanehan matanya.
“Maaf.” Begitu katanya yang terdengar lirih.
Kemudian tangan itu hendak merobek baju Asuka yang langsung Asuka tepis, tapi Kaisar Sitoshi sepertinya dilahirkan dengan sifat yang keras kepala karena ia tetap menyobek baju Asuka sampai dadanya yang tertutupi baju dalaman putih terlihat. Tanpa jijik ia usap bahu Asuka, membersihkannya dari gumpalan darah untuk menilai seberapa dalam lukanya. Tanpa melihat pun Asuka tahu jika bahunya terkoyak parah.
Kaisar Sitoshi mengedarkan pandangannya mencari sesuatu—mungkin dedaunan pembeku darah—tapi dihutan ini tidak ada apapun selain deretan pohon pinus.
Jadi dia robek bajunya yang sangat panjang dan mengikatkannya ke bahu Asuka. Tugas kain itu hanya untuk menahan darah Asuka sementara, jadi tanpa membuang waktu—takutnya nyawa gadis ini melayang karena kehabisan darah—Kaisar Sitoshi angkat Asuka dengan cara yang membuat perempuan manapun akan tersipu. Tapi Asuka harus dipertanyakan ke-perempuanannya karena bukannya tersipu, gadis yang kini menggelung rambutnya itu tampak menahan diri untuk tidak meloncat turun.
***
Asuka sudah diobati, lukanya ditaburi obat herbal yang sudah ditumbuk halus menjadi serbuk dan dibiarkan terbuka. Tidak sampai sepuluh menit darahnya tidak mengalir lagi.
Kemudian lukanya kembali diberi obat yang sama dan kali ini dibebat rapih, yang semua itu dilakukan seorang Tabib yang datang bersama rombongan untuk menolong Kaisar Sitoshi. Belasan meter darinya, Kaisar Sitoshi tampak memerintah seorang prajurit. Entah membicarakan apa karena wajah Kaisar Sitoshi keruh sekali.
Kemudian setelah menyampaikan perintah-perintah yang entah apa, Kaisar Sitoshi menghampirinya. Tampak kaget karena sekarang Asuka sudah tertutup dari atas sampai bawah—tanpa terkecuali. Mungkin hal itu Asuka lakukan semenjak para Rombongan datang, menyembunyikan kegemparan, mungkin.
Orang nomor satu di Kerajaan Tang tersebut lantas mencari tempat duduk yang nyaman dan duduk berhadapan dengan Asuka. Tanpa meminta izin—dan mendadak sampai Asuka tidak sadar—Kaisar Sitoshi menyibak penutup wajah Asuka, Asuka hendak menepisnya tapi ternyata Kaisar Sitoshi hanya memeriksa lukanya yang sudah dibebat rapih.
“Aku baik-baik saja, Yang Mulia,” ucap Asuka sopan santun menghormati status Sitoshi. Namun kesopanan itu menguap ketika—dengan kekurang ajaran melebihi penjahat—Kaisar Sitoshi menyibak bajunya yang memang sudah sobek dan—demi apapun—menyentuh dadanya. Refleks, ia tepis tangan kurang ajar itu dan menjatuhkan tubuh besar pemuda tersebut lantas memiting lehernya.
“Laki-laki sialan,” desis Asuka geram bahkan tidak memperdulikan rombongan Kaisar Sitoshi yang berjumlah banyak mulai bersiap membunuhnya.
Tapi Kaisar Sitoshi membalikan keadaan, kekuatan laki-lakinya yang besar dengan mudah melepas pitingan Asuka dan mengangkat kedua telapak tangannya mencoba memberi isyarat kepada para prajuritnya bahwa tidak ada yang harus dikhawatirkan. Sebelum sesuatu yang buruk terjadi, Kaisar Sitoshi mencoba menjelaskan bahwa ‘orang misterius’ tadilah yang menyelamatkannya.
Setelah dijelaskan detailnya barulah mereka mengerti, namun saat Kaisar Sitoshi menoleh ke belakang, ia tahu, bahwa ‘orang misterius’ itu telah pergi dengan meninggalkan satu hal untuk Kaisar Sitoshi; yaitu kekaguman.
****
Holla, kembali lagi ke cerita ini ya:) udah dua tahun berlalu dan semoga kalian masih ingat. Cerita ini revisi total, so, jangan heran setiap bab-nya bakaln beda dengan yang dulu:)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conqueror Curse Emperor (REVISI)
Ficción histórica[]18-02-2017----RANK 3 IN HI-FIC[] Balas dendam mungkin adalah cara terbaik untuk membuat Asuka Tetap hidup tanpa 'rasa bersalah'. Dan berlaku bengis adalah cara terbaik Kenshin untuk membutakan...