[Part 8] last kiss

215 11 0
                                    

"even if you know my heart, don't ever run to me
even if i love you again,
don't ever come to me
Just turn back and go now
I don't know how to hold you
I might give you pain,
i might give you tears,
I'm afraid..
-song ji eun_ it's cold- "

"ara, kenapa kau mengajakku kesini?" pertanyaan jin bukan tak beralasan, ara membawanya ke loteng sekolah yang memang sedikit 'sepi'.

"aku mau cerita padamu, dan aku merasa tidak aman jika bercerita diruangan yang ramai " ara sedikit berbisik pada jin.

"ohh.. Oke ayo katakan palli palli " jin ikut berbisik

"besok... aku akan menikah dengan jungkook.."

"secepat itu kah? " jin menatap ara tak percaya

"ya.. Appaku dan eomma jungkook telah berbicara dengan kepala sekolah, bahkan mereka telah mendatangi kantor hitman dan mereka menyetujuinya..hufft mungkin ini sudah takdirku"

Jin menghela nafasnya dan bersender pada tembok dibelakangnya.

"apa kau mencintai jungkook? " jin menatap ara penuh arti. Dalam hati jin berharap ara akan mengatakan tidak.

"tidak, aku tidak mencintainya. "

"lalu bagaimana kau bisa menikah dengan orang yang tidak kau cintai? Kenapa kau menghukum dirimu sendiri ara? " suara jin mulai meninggi karena menahan marah

"gwaenchanayo, aku sudah menyerah pada hidupku " ara tersenyum getir.

"lagipula ini adalah permintaan eomma, setidaknya ini yang dapat kulakukan untuknya.. "

"bagaimana dengan universitas seoul? Itu juga permintaan eommamu, kau akan mencobanya bukan? " jin memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

"tentu saja."

Jin menghela nafasnya "ini tidak akan berhasil,bagaimana bisa aku mengungkap perasaan ini padanya? " tapi akhirnya jin memantapkan hatinya.

"aku mencintaimu " jin akhirnya mengeluarkan kata-kata yang selama ini ia pendam.

Ara terdiam selama beberapa saat, kata-kata jin bagai petir yang menyambar hatinya.

"geuge.. Busun suriya..? Jangan bercanda, oppa"

"apa ini terlihat seperti candaan? " jin meraih bahu ara dan sedikit meremasnya.

"nan neol saranghae.. " jin mengulangi perkataannya.

"tapi malam itu kau bilang.. " ara menggenggam tangan jin yang masih berada dibahunya.

"yeoja yang kusukai selama ini adalah kau, namun, alasanku tidak pernah menceritakan apaapun tentang yeoja yang kusukai, karena yeoja itu adalah kau... Namun sepertinya kau tidak pernah mempunyai rasa terhadapku. Aku cukup mengerti, aku mencoba melupakanmu, aku mencoba menyingkirkanmu dari fikiranku tetapi pada akhirnya aku dikalahkan oleh hatiku sendiri. Tak apa jika kau tak mencintaiku, setidaknya aku dapat melihatmu setiap hari, itu menurutku. Aku bahagia melihat senyummu setiap hari meski senyum itu bukan untukku. Namun seiring berjalannya waktu, ada rasa ingin memilikimu..tetapi Aku takut kau akan menghindariku jika aku mengakui hal itu....
Namun kurasa sekarang aku benar-benar tidak punya kesempatan,."

Jin berbicara panjang lebar sembari menatap tulus yeoja didepannya sedangkan yang ditatap hanya terpaku mendengar perkataan jin.

"kau merasa lebih lega setelah mengatakannya kan? "

"ara.. " jin menaikan satu alisnya bingung

"aku tahu, aku tahu jika oppa menyukaiku. Mianhae.. Aku tidak percaya lagi dengan apa yang disebut cinta. Eommaku meninggal karena cintanya yang begitu besar pada appa. 'Sarang' ?
Jujur saja, dulu aku pernah menyukai oppa, tidak! Aku masih mencintai oppa..hiks" ara menatap jin dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

"hiks kufikir aku menyerah pada cinta! Aku muak pada ini semua! Hiks.."

Jin menarik ara kepelukannya, ara diam saja karena jin memang sering memeluknya seperti itu. Lagipula ia merasa aman ketika jin memeluknya.
tanpa ara sadari ia terisak "betapa jahatnya aku menyakiti pria sebaik jin..."

Selang beberapa lama jin melepaskan pelukannya. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah ara hingga keduanya dapat merasakan deru nafas masing-masing.
Cukup lama jin mengamati wajah yeoja yang sangat ia cintai ini, yeoja itu selalu memiliki pesona tersendiri baginya.

Perlahan diraihnya tengkuk ara dan menempelkan bibirnya kebibir yeoja itu. Jin mengecup penuh kasih bibir ara. Jin sadar bahwa ia tidak akan bisa merasakannya lagi. Kali ini jin benar-benar akan kehilangannya.

Untung saja mereka berada diatap sekolah jadi mereka tidak perlu khawatir ada seseorang yang melihatnya.
Beberapa saat kemudian, jin melepaskan ciuman 'terakhir' itu. Jin tersenyum lalu meraih telapak tangan ara dan mengecupnya lembut.

"saranghae.." jin tersenyum getir dan memeluk lagi yeoja dihadapannya itu.

Ara tak dapat menahan airmatanya, hatinya mengatakan untuk memeluk pria itu erat.

"jin, apakah aku masih mencintaimu? Apakah perasaan itu datang lagi? " batin ara, tangannya meremas erat kemeja jin.

"how can i let you go if You're so soft?
how can you leave if You're so worried about me, jin? "

"don't cry for me, ara-ah.. Aku mengerti. Tidak apa-apa.." jin tersenyum lalu melangkah pergi meninggalkan ara diiringi tangis pilu.

Ara terus menatap punggung tegap namja itu hingga menghilang dari pandangannya.

Dalam hati ara berharap jin dapat menemukan wanita yang lebih baik darinya.

I Choose To Love You [BTS  FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang