Keynan Pov
Entah kenapa sejak beberapa menit yang lalu saat mendengar Isabel menyebut nama Ines perasaanku jadi aneh. Ines si gadis bergaun hijau yang dua kali pertemuanku dengannya selalu berubah-ubah dan ada keunikan yang selalu membuatku penasaran. Beberapa kali aku menoleh kearah Isabel yang cemas.
"What happen?" tanyaku dalam hati.
"Apa Doni calon suaminya itu memukulnya sampai parah begini?" membayangkannya saja aku merasa jengah.
Aku ingat benar bagaimana tatapan marah pria itu diacara pernikahan Sebastian.
Astaga, Ines itu kecil dan pria itu memiliki tubuh yang besar jika dia main tangan....
"Damn!! apa-apan sih gue ini. Ines tunangan orang lain...disini gue kencan ma Isabel...hentikan cemburu tak beralasanmu Key!!" umpatku dalam hati.
"Wait..wait...siapa yang cemburu?? bagaimana bisa...???" tanyaku seraya geleng kepala.
Crazy!
Aku menoleh kearah Isabel yang merapatkan kedua tangannya dan memggosok pelan lengan atasnya. Gadis itu kedinginan. Diluar hujan mulai deras dan kota Jakarta yang tidak pernah tidur ini seakan malam ini tertidur semantara.
"Turunin gue dilobi aja ga apa-apa Key..." suara Isabel memecah kesunyian didalam mobil ini.
"Gue bisa nemanin kalau lo mau... mungkin gue bisa bantu sesuatu." ucapku berharap. Entah kenapa diriku berharap tahu apa yang terjadi pada gadis unikku itu. Aku mendesah lagi karena pikiranku yang menyuarakan hak milik.
Sesaat Isabel termenung dan mengangguk pelan.
"thanks..."ucapnya hampir tanpa suara.
"Dibelakang ada jaket... pakailah... Lo terlihat kedinginan.." gumamku.
Sedetik kemudian Isabel tersenyum dan wajahnya sedikit bersemu merah. Aku mengikuti gerak Isabel yang meraih jaket dikursi penumpang dan memakainya.
"More better..thanks.." sahut Isabel setelah memakai jaket itu. Aku hanya tersenyum dan membelokkan mobilku ketempat parkir dan mencari tempat yang kosong.
"Teman lo lumayan kaya ya...tinggal di apartemen ini.." gumamku begitu tahu apa nama apartment ini. Yupz bisa dibilang ini apartement elit ditengah ibu kota begini.
"Dia bekerja keras untuk ini..." kata Isabel seraya berbalik menoleh kemobil didekat pintu belakang.
Begitu mobil berhenti Isabel langsung turun dan berlari kearah berlawanan dengan tempat kuparkir mobil.
Aku menatap dari spion dan segera keluar. Kulihat seorang pria yang keluar dari dalam mobil yang dituju Isabel, pria itu berputar kebangku penumpang. Aku tertegun sesaat melihat pemandangan dihadapanku. Kakiku terasa sulit untuk digerakkan seolah ada akar-akar yang mengikat erat kedua kakiku.
Dikursi penumpang mobil hitam itu ada seorang gadis duduk dengan pandangan kosong. Aku melihat Isabel melepas jaketnya dan memasangkan pada gadis itu.
"Doni..." gumamku.
"Apa yang terjadi?! bagaimana bisa begini?!" pekik Isabel. Matanya memerah dan berkaca-kaca yang kini kuyakini ada bulir-bulir air berjatuhan membasahi wajahnya yang pucat bercampur panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. And Mrs. (Sudah Cetak)
RomanceYang mau order bisa WA : 083857111237 Janin itu tumbuh dan berkembang di rahim Inesya. Ia tak pernah menduga malam petaka dan tak akan pernah bisa dilupakan itu benar-benar mengubah hidupnya. Pilihannya hanya satu. Menikah. Ya, menikah dengan lelak...