Yoga

15.4K 1.1K 4
                                    

Btw guys baca juga hasil senam jariku yang lain ya...

Jangan lupa voment juga... Makasih banyakk... 😘
.
.
.
.
.

"Oh ya kenalkan ini Keynan..." kata Bryan.

"Iya... kami sudah berkenalan beberapa hari yang lalu...hai..."sapaku ramah. Keynan terdiam tak menyahut, ragu dan takut.

-

"Hai Nes..."tegur seseorang. Aku menoleh dan muncul wajah Bryan yang lucu. Kaca mata minusnya masih setia bertengger dihidungnya. Padahal beberapa hari yang lalu dia bilang akan mengganti dengan softlens.

Aku tertegun memandang sosok dibelakang Bryan. Pria dengan postur tinggi besar, rambut diatas bahu sedikit yang kali ini diikat sedikit membuat dia terlihat berbeda dari beberapa hari yang lalu.

Jantungku berdebar keras dan ini tidak normal. Kembali aku teringat kejadian minggu pagi itu. Sangat memalukan. Aku menjabat tangan Bryan dan tersenyum seramah mungkin.

"Oh ya kenalkan ini Keynan..." kata Bryan seraya menarik Keynan supaya berjajar disampingnya.

"

Iya... kami sudah berkenalan beberapa hari yang lalu...hai..." jawabku bingung.

"Bodoh Ines...." gumamku dalam hati merutuki sikapku yang aneh.

Aku rasakan tangan Yoga melingkar dipinggangku dan aku tahu dia merasakan sesuatu yang ganjil disini.

"Hai..." kataku lagi dengan ragu.

Keynan menatapku bingung dan dia diam saja. Aku jadi merasa serba salah disini.

"Yoga... kenalin ini Bryan dan ini Keynan..." kataku ragu seraya menoleh pada Yoga. Mereka pun berkenalan dan saling menjabat.

Ada apa dengan Keynan?

Kenapa dia terlihat tidak ramah?

Apa Yoga dan Keynan sudah salung kenal?

"Hei...sorry telat. Sudah siap semua??" tanya Isabel yang nongol tiba-tiba.

"hai handsome... Sudah waktunya kau bercukur!! Kau tidak risih dia jadi seperti teroris Nes?"

"Dia baik-baik saja Bella..." ucap Yoga seraya tersenyum dan mencium pipiku.

"hei! Ini tempat umum!" protesku seraya menepuk tangan Yoga karena dia berani mencium pipiku.

"hahhaha....kalian berdua membuatku iri saja...." ucap Isabel seraya tertawa keras.

"Ok...lets go..." ucap Isabel seraya menggiring kami semua.

Kali ini kami pergi dengan menggunakan mobil Isabel yang besar dan mobilku sementara ditinggal dikantor Isabel nanti malam bisa diambil sepulang nonton konser.

Aku berhimpitan dengan Bryan dan Keynan dibangku belakang. Sementara Isabel bersantai duduk didepan dengan bahagia dengan alasan ini mobilnya jadi dia yang duduk didepan.

Curang!

"Nes...beneran ini IO lo?" tanya Isabel.

"Udah seribu kali lo tanya... sekali lagi tanya lo dapat hadiah tiket ke rumah nyokap Yoga!!" seruku kesal.

"seremmmm ah!!" sahut Isabel seraya bergidik ngeri. Dia pernah bertemu sekali dan mama Yoga hanya percaya pada Ines.

Spontan semua tertawa riang dan jujur aku tidak bisa konsentrasi kalau ada Keynan disini. Beberapa kali aku meliriknya dan dia masih memasang wajah horornya.

Akupun sempat kepergok Yoga saat melirik Keynan dan dia hanya terkikik pelan serta memberikan tatapan 'apa yang sedang kau lakukan Inesya sayang?! Segera jelaskan!!' mungkin itu arti tatapannya kali ini.

"Beberapa kali gue telfon lo kemana aja Yog?" tanya Isabel seraya melempar teh kotak padaku.

Spontan aku kaget.

"Bela ah...makanan dilempar-lempar!!"protesku kesal.

"bukan makanan Nes! Itu teh kotak, minuman tahu' "

Aku hanya mencibir kesal.

"Lo sibuk clubing terus ma cewek lo ya?!" sungut Isabel.

"Gue bukan ceweknya!"

"Gue bukan cowoknya!"

protesku dan Yoga bebarengan dengaku.

"Hahahhaha...kalian kompak ya...." kata Bryan seraya tertawa kecil.

"Kalian berdua ga pacarankan?" tanya Isabel curiga.

"Kenapa tanya gitu? lo mau pacaran ma gue?" tanya Yoga dengan senyumnya yang mempesona yang selalu bisa membuat gadis-gadis menoleh untuk kedua kalinya.

"Tanya nyonya besar deh... kalau mau pacaran ma gue..." ucap Yoga. Isabel spontan memerah pipinya dan aku hanya mendengus.

"Banyak syarat yang gue ajuin kalau lo pacaran ma Yoga..." kataku seraya meringis.

"Ihh...apaan sih..." protes Isabel blussing.

Aku terkikik pelan dan saat menoleh kudapati Keynan mendesah berat dengan wajah semakin ditekuk.

"Kita sampai..." teriak Isabel histeris.

Kamipun turun dan tampak disekeliling sudah penuh orang-orang berdatangan.

"Gue beli minum dulu ya... kalian masuk aja, ntar gue nyusul..." kataku pada mereka.

"Gue temani beli..." sahut Keynan cepat.

Isabel dan aku saling pandang dan Isabel segera mengangguk cepat seraya tersenyum.

"Buruan ya..." kata Isabel.

Aku mengangguk dan berjalan ke stand minuman.

Antri lama sekali.

Aku melihat kesekeliling dan pada akhirnya aku melihat wajah Keynan yang terlihat penat sekali. Dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya.

"Have problem?" tanyaku ragu.

Keynan menatapku dan tersenyum kecil.

"No... i'm smoker... are you problem with this?" tanya Keynan siap mematikan rokoknya.

"Are you kidding?!no... i'm fine... you know... i'm queen clubing..." aku terkikik.

"Aku ga bangga kok... hanya sudah biasa dengan asap rokok..." aku menoleh kearah antrian dan kurang dua giliranku.

"Biar aku yang belikan... kau suka apa?" tanyanya saat tiba giliranku.

Mr. And Mrs. (Sudah Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang