Doni Pov
"Gue bukan pacar Ines... bukankah kalian berdua yang berpacaran dan akan menikah?" tanya Keynan penasaran.
Aku menaikkan alisku menatap pria dihadapanku ini dengan heran. Heran bukan karena pernyataannya atau pertanyaan menurutnya tapi heran karena nada bicaranya.
Kalau aku tidak pengalaman dengan Brad aku tidak tahu, dalam nadanya tadi ada sedikit nada cemburu?
Pria ini cemburu padaku?
Dia suka Ines?
Aku tertawa kecil mengingatnya dan itu membuat Keynan bingung.
"stress!" mungkin itu yang didesiskan Keynan dalam hatinya kalau aku tidak salah tebak.
Sebenarnya aku ingin menggoda pria ini lebih lanjut tapi melihat caranya menggengam gelas teh itu membuatku kasihan padanya.
"Ines sobat gue dan IO gue. Pacar gue Bayu.." kataku disela-sela tawaku.
"Bayu?" tanya Keynan kaget.
"What the heel!!his man gay?!"
Itu yang biasa orang teriakkan saat tahu nama pacarku.
Keynan bergidik ngeri karena menganggap aku gay. Dan aku kembali tertawa.
"Tuh.. cewek gue... yang bule.." sahutku cepat karena aku merasa Keynan berfikiran sama seperti pria lainnya karena nama pacarku yang mirip laki-laki.
"I'm not gay... 100% man..." kataku seraya nyengir.
Keynanpun tertawa kecil dan entah kenapa kulihat wajahnya mulai berseri tidak setengang tadi.
Keynan meneguk tehnya dan terdiam, sesaat kemudian ketika hendak menanyakan sesuatu aku bersuara kembali.
Kurasa dia harus tahu jika apa yang kulihat ini benar.
"Hujan selalu membuatnya depresi... oh God...sobatku yang malang..." desahku seraya menutup wajahku dengan frustasi.
Frustasi adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaanku setiap Ines kembali seperti ini.
"Phobia?" tanya Keynan.
Aku mengangguk dan bertopang dagu menatap foto disamping kami duduk.
"Dulu dia gadis ceria... sampai akhirnya dia menikah dengan Brad..."
"Ines sudah menikah? jadi foto diwall tadi..." dia terdiam.
Keynan tak sanggup melanjutkan. Tenggorokannya terasa tercekik. Hatinya yang tadi membaik tiba-tiba terasa tercabik untuk kedua kalinya. Bagaimana bisa dia menyukai wanita yang sudah menikah?
Keynan geleng kepala dan itu membuatku menaikkan kedua alisku.
"Tapi..." aku sengaja menggantung kata-kataku dan penasaran dengan ekspresi Keynan. Ada sesuatu yang mencurigakan dari raut wajah Keynan.
Keynan menunduk dan menatap dasar gelas tehnya yang berwarna putih dengan bayang-bayang wajahnya.
"Brad adalah satu-satunya pria dibumi ini yang dicintai Ines. Demi pria itu Ines dicoret dari daftar nama keluarganya, kuliahnya berantakan dan dia harus banting tulang..." aku meneguk tehku dan memainkan jari-jariku dibibir gelas tehku.
"Ditahun kedua pernikahannya Brad berubah drastis. Dari pria yang penuh cinta berubah jadi pria yang ringan tangan dan pemarah... sampai akhirnya kejadian itu terjadi..." aku menghentikan ceritaku saat melihat Isabel keluar.
Aku tahu Keynan ingin bertanya kelanjutan ceritaku tapi tidak enak bertanya terlalu dalam. Isabel duduk disamping Keynan terduduk dengan frustasi.
"Apa yang membuat dia begitu?" tanya Isabel padaku.
"Gue ga tahu La. Dia tadi lagi joget dimeja terus tiba-tiba turun dan mencari Brad sialan itu!" gumamku kesal.
"Astaga...Yoga. gue lupa dia masih disana...lo jagain Ines ya... gue nyusul Yoga.."
Well, karena panik aku melupakan sahabatku itu.
"oke..hati-hati.." sahut Isabel seraya mengantarku kepintu.
Keynan mengikuti Isabel dan kini mereka duduk disofa didepan Tv.
"Dia pasti akan baik-baik saja." kata Keynan seraya menepuk bahu Isabel.
Isabelpun memeluk Keynan dan menangis dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. And Mrs. (Sudah Cetak)
RomanceYang mau order bisa WA : 083857111237 Janin itu tumbuh dan berkembang di rahim Inesya. Ia tak pernah menduga malam petaka dan tak akan pernah bisa dilupakan itu benar-benar mengubah hidupnya. Pilihannya hanya satu. Menikah. Ya, menikah dengan lelak...