7

224 19 0
                                    


"Apa kau sibuk Young? Kau ingin ikut aku?"

"eoh? Tidak. Kemana?"

Setelah lelah berteriak memanggil-manggil nama para oppa, kami beristirahat sebentar di cafe dekat bandara. Kami hanya memesan 'coffe break' tidak memesan makanan.

"Emm... ke taman, kau mau?"

"Tumben sekali..." Young mencibirku,

"Yak! Aku ingin menceritakan sesuatu padamu Young! Kau harus tau ini!"

"Wah! Apa ini rahasia besar! Wah aku tertarik! Oke aku ikut, kau bawa mobil kan?"

"Tenang saja Young, aku akan mengantarkanmu pulang..."

"Wah Ahrin-ah! Kau memang peka!"

"Tentu saja! Kajja!"

Aku mendahuluinya keluar dari cafe menuju mobilku yang sudah terparkir didepan cafe kemudian duduk dibelakang kemudinya. Young yang tadi mengikutiku dibelakang juga memasuki mobilku melalui pintu sebelahnya.

"By the way, kita ke taman mana?"

Benar juga! Banyak taman kota di Seoul ini. Bahkan yang dipinggir jalan raya saja bisa dianggap taman karena begitu asri dan cocok untuk beristirahat ataupun hanya untuk bersinggah.

"Emm... menurutmu Young?"

"aku tidak bisa menentukan karena kau yang mengajakku, bahkan kau mengajakku mendengarkan curhatmu,"

"Yak! Aku juga bingung..."

Kami terdiam sejenak, larut dalam pikiran masing2, aku tentu saja menentukan taman mana yang akan kami tuju.

"Ahrin-ah, bagaimana kalau saran?"

"Oh silakan Young,"

"kalau dariku bukan di taman sih,"

"jadi?"

"sekitar sungai Han, bagaimana?"

Aku berpikir sejenak. Sekitar sungai Han? Ide yang bagus. Cuaca cerah begini pasti ramai dikunjungi orang-orang.

"Ide bagus Young! Come on!"

Akhirnya kami keluar komplek bandara menuju sunga Han.

***

"Oke! Apa yang ingin kau ceritakan?" Young memburuku dengan nada bicara serius,

Kami sudah duduk di salah satu bangku yang berada di sekitar sungai, aku menghela nafas sebelumnya,

"Kau tau—"

"Ahrin-ah!" young dengan cepat memotong, padahal baru saja aku akan mengatakan tentang 'rencana nonton konserku yang terancam' pada Young. Aku mendecak sebal padanya,

"Ahrin-ah! Coba kau lihat kesana,"

Aku menoleh ke rah yang ditunjuknya,

"Bukankah itu moonbin?" lanjutnya kemudian,

Aku memicingkan mata, karena jarak kami dengan arah yang ditunjuk Young memang lumayan jauh,

"Sedang apa ia?"

Ya, aku menangkap sosok Moonbin yang sedang... entahlah, ia hanya duduk diam, dan juga... sendirian,

"Ahrin-ah, ayo kita sapa!" ajak Young dengan mata berbinar. Oh ayolah, itu pasti hanya modusnya, supaya bisa dekat dengan calon bintang.

"Aku tau, aku mengerti dengan maksud modusmu itu Young," ejekku dengan menaik turunkan alis dan senyum derp padanya.

"Yak! Bukan itu maksudku! Aish!" ia mencebik dan aku mendapatkan pukulan pelan dari lengannya yang kemudian kubalas dengan tawaan yang cukup keras, tak lupa juga pukulan kecil untuknya. Sampai kami menjadi saling pukul- memukul, jitak-menjitak dan saling menertawakan pada akhirnya.

"Berhentilah tertawa Kim!" finalnya dengan wajah cemberut,

"Oke baiklah Lee..."

"Loh? Dimana dia?" tanya Young tiba-tiba.

Menyadari perubahan raut wajahku menjadi bingung, ia kemudian menambahkan, "Moonbin,"

Dan aku hanya ber oh oh dan kembali menoleh pada tepi sungai tempat Moonbin berada, tadinya. Tapi sekarang ia sudah menghilang.

"Entahlah," jawabku sekenanya, tak peduli. "Biarkan saja dia Young, dia mungkin punya banyak urusan,"

"Yasudahlah, emm, jadi apa yang akan kau ceritakan padaku, bukankah kau mengajakku kesini untuk..."

Wah, terima kasih sudah mengingatkan tentang hal penting ini Young!

"Oh ya, jadi begini Young..."

"Tunggu! Biar kutebak!", dia memotongnya dengan tiba-tiba, lagi.

"Apa memotong pembicaraan menjadi hobimu sekarang Young? Kau sudah memotong kalimatku dua kali sejak kita duduk disini,"

"Oh benarkah? Maaf, lanjutkan bicaramu, aku akan mendengarkan,"

Aku hanya menghela nafas karena tingkahnya,

"Aku dalam masalah Young,"

"Masalah?"

"Ya, tepatnya tentang minggu depan..."

"Minggu depan maksudmu... k o n s e r?" tanyanya dengan suara memelan, dan tentu saja kubalas dengan anggukan.

Kemudian mengalirlah ceritaku tantang pelayan Yoon yang akan menggantikan kerja Bibi Han. Tentu saja aku juga menceritakan bagaimana kelakuan seenaknya seseorang dengan marga Yoon itu.

"Astaga! Bagaimana ini?"

"Aku juga bingung Young, apa yang harus aku lakukan?"

Young mendecih frustasi,

"Tak bisakah kau minta Ibumu menggantinya?"

"Ibuku sendiri yang mengatakannya Young, ibuku itu mutlak,"

Lama kami terdiam dengan pikiran masing-masing. Young juga sesekali sibuk dengan ponselnya. Dan aku hanya menerawang ke arah sungai dan jembatan yang membentang di hadapan kami. Tetapi tiba-tiba aku dikejutkan dengan Young yang memekik girang disebelahku,

"Aku tau!" katanya dengan berbinar, sepertinya ia sudah mendapatkan pencerahan,

"Beralih ke rencana B!" katanya kemudian lengkap dengan kedipan sebelah matanya,

***

TBC!


lama tak update(?) ><

Just be a Fan; Moonbin [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang