cerita 8'jatuh semakin dalam'

273 5 0
                                    

Selamat membaca

"Jadi kamu udah jadian sama dia?"tanya Na rin.

Aku mengangguk.
Lalu dia tersenyum ceria.
"Hah...selamat! Akhirnya kau berpacaran dengannya!"
Na rin menjabat tanganku.

Belakangin ini kami selalu pulang dan berangkat sekolah bersama.
Dia sangat baik padaku. Dia selalu melindungiku.

"Tapi hari ini aku ada latihan biola diruang musik"tuturku padanya.

"Aku akan menunggumu"katanya.

Tibalah saat aku latihan biola.
Baekhyun menungguku diluar.
Dia layaknya seperti seorang ayah yang menunggu kepulangan anaknya.
Aku cemas saat jam tanganku menunjukkan pukul 9 malam.

Latihan sudah selesai. Tapu aku tidak melihat Baekhyun sedari tadi.
Aku mencarinya hingga aku menemukannya terduduk dibangku dan tertidur.
Aku duduk disampingnya lalu memandanginya,aku mengusap lembut pipinya.
Dia masih terlelap. Tanpa kusadari aku mencium pipinya.
Dia terbangun lalu memandangi wajahku seperti bisa membaca pikiranku.
"Maaf"kataku.
"Tidak apa-apa. Kajja!"
"Kau menunggu lama ya? Kenapa kau tidak pulang saja oppa?"
"Lalu meninggalkan wanitaku. Lalu dia pulang sendiri? Tidak akan!"
"Terima kasih ya oppa"
Aku segera memeluk tubuhnya. Dibalas dengan pelukan hangat dari Baekhyun.

Selama 6 bulan, disekolahku tidak ada orang yang terbunuh lagi. Hubunganku dengan Baekhyun berjalan dengan lancar. Hari itu aku tidak diantar pulang Baekhyun karena Suho oppa mengumpulkam semua anggota osis untuk mengikuti rapat.
Suho menjabat sebagai ketua osis disekolahku. Member exi yang menjadi anggota osis disekolah adalah xiumin dan lay. Dikelasku aku dan jung min ikut menjadi anggota osis.

"Hari ini agenda peraturan sekolah"tutur suho.

"Besok ada razia?"

"Tidak,tapi besok akan ada razia hubungan siswa" jelas suho.

"Mereka akan diputuskan oppa?"

"Tidak,tapi mereka dirazia barang apa saja yang mereka bawa. Termasuk anggota osis" lay menjelaskan.

Setelah selesai rapat, aku pulang sendiri kerumahku. Ditengah perjalanan ada suara yang memanggilku. Ternyata sang ketua osis. Suho. Dia menawarkan pulang bareng. Aku menolak, aku takut tragedi D.o terulang lagi. Akhirnya pada malam itu aku pulang berjalan sendirian.
'Aku merasa hidupku adalah kesialan bagi orang'

Esok hari Baekhyun menjeputku.
Wajahku pucat karena memikirkan hal itu terjadi lagi. Baekhyun bertanya.
"Kamu udah dengan kabar?"

'Kenapa perasaanku tidak enak'

"Suho dan lay..."

Aku mengkerutkan alisku menunggu kata-kata yang keluar dari Baekhyun. ' semoga tidak terulang'.

"Mereka kenapa oppa?"

"Mereka..."

"Kenapa?!" kataku dengan nada sedikit tinggi.

"Mereka sudah tiada!"

Aku menutup mulutku tak kuasa menahan tangis.
Airmata ku jatuh dan terulang lagi seperti yang lalu.
Aku tidak percaya dengan semua ini. Kenapa setiap orang yang habis berhubungan dan berbicara denganku akan mati dan meninggalkanku. Apa ini kutukan tuhan?. Tidak mungkin,sebelum aku sekolah disini banyak orang yang mendekatiku tapi mereka tidak seperti ini. Mereka semua masih bersamaku. Tapi sekarang? Semenjak aku menginjakkan kaki disekolah ini?...

"Mereka bunuh diri! Mayatnya ditemukan menggantung dikamar"

Kepalaku semakin berdenyut mendengar dan memikirkan hal ini.
Aku harus kekamar mandi untuk membersihkan mukaku yang kacau ini.
Aku merasa tubuhku gemetar tak kuat untuk berat tubuh ini.
Pandanganku mulai menggelap.
Aku tak sanggup untuk berdiri lagi.
Aku terjatuh dan perlahan kegelapan itu mulai menenggelamkan kesadaranku.

Salah satu indra pendengarku menangkap suara yang terdengar samar.
Ya...itu Baekhyun.

~《》~



Aku mengerjapkan mataku,mencoba mengumpulkan cahaya kepenglihatanku.
Aku menoleh keseluruh ruangan.
Ini kamarku, dan disebelahku ada Baekhyun yang sedang memandangiku dengan posisi tidur miring bertumpu dengan sikunya.

Dia tampak cemas.

"Oppa kau tidak sekolah?"

"Tidak! Percuma sekolah kalau kau tidak sekolah!"

"Tapi bukankah kau harus debut?"

"Debut exo?" Baekhyun tertawa kecil. Mungkin karna mendengar kataku barusan.

Aku menganggukkan kepala.

"Mungkin aku akan debut sendirian".

"Maaf"

"Kau terlalu banyak meminta maaf!"
Baekhyun terseyum.

"Rae mi! Cepatlah turun! Eomma sudah menyiapkan makan untukmu,ajak baekhyun juga!"
Teriakan ibuku terdengar berasal dari bawah.

"Oppa kau dengar?, eomma menyuruh kita makan! Kajja!"

Aku turun bersama Baekhyun kelantai bawah memenuhi panggilan eommaku.

"Ini enak!" Kata Baekhyun.
Ibu ku memasak sup, sup kesukaanku.

"Ini enak sekali eomma!"
Seruku.

Eomma tersenyum hangat.

Setelah makan aku membawa piring kewastafel untuk dicuci.

Tiba-tiba ada seseorang yang memelukku dari belakang. Aku kenal pelukan ini. Baekhyun.
Lalu dia bergeser kesampingku dan mulai membantuku membersihkan piring-piring yang kotor.

Sepertinya sedari tadi ada yang mengawasi kegiatan kami berdua.
Aku yakin itu pasti eomma.

"Baekhyun,apa kau serius dengan Rae mi?"
Aku kaget mendengar kata dari ibu ku.
"Ibu, kau itu kenapa?" Kataku.

"Iya, aku serius!".

Aku tercengang dengan perkataan Baekhyun.

Keesokkan harinya sekolah tampak berduka dan dipenuhi dengan karangan bunga.

Pemilihan ketua osis harus segera dilanlsanakan, karena mengingat kepemimpinan ketua osis kosong setelah Suho pergi.
Kandidat ketua osis dipilih masing-masing satu dari tiap akademi. Dari kelas dance dipilih Park nam jun dari kelas 2-5, dari kelas art dipiling Jung see young dari kelas 2-1, dan dari kelas music dipilih Baek soo hyun dari kelas 2-2. Pemilihan akan dilaksanakan sesudah uts semester 2. Hari ini tidak ada masalah apapun. "Aku berencana ketoko buku setelah pulang sekolah".

"Ya sudah aku antar!" Kata Baekhyun.
"Apa tidak merepotkan oppa?"
"Tidak" uharnya maksa.

Diperjalanan menuju toko buku hujan sangat deras yang mebyevabkan kami berdua harus meneduh sebentar.

"Dingin ya?"
"Enggak kok!" Aku berbohong.

Aku turun dari dengan bergidik karena kedinginin. Baju kami sudah basah kuyub. Baekhyun yang menyadarinya langsung memelukku dari samping.
Tapi aku masih kedinginan, karena baju yang kami pakai basah.

"Mau alkohol/soju?"
"Tidak,nanti aku mabuk,malah merepotkanmu"

"Lalu apa? Teh hangat?"
"Itu boleh"aku tersenyum.

Baekhyun membeli teh disebuah toko supermarket yang menyediakan minuman hangat.

Saat dia membeli teh, bayangan D.o menghampiri pikiranku. Dia hanya tersenyum. Dia lalu mengatakan "hati-hati" seketika bayangan itu menghilang.
Aku tersadar karena Baekhyun menepuk pundakku. Aku tersenyum . Dia menyodorkan secankir teh hangat.

"Kamu bengong aja! Kenapa?"
"Aku sedang melihat hujan" aku berbohong.
"Hujan kok diliatin?" Dia meledekku.
"Habisnya tidak reda-reda sedangkan hari sudah mau gelap".
Kataku dengan mulut meruncing.

"Sabar aja. Lagipula kan ada aku"

Karena hujan tak kunjung reda, aku memutuskan untuk pulang dan mengurungkan niat untuk ketoko buku.

TBC

-dilarang keras mencopy paste cerita ini!.

Karya:A.l
Mrs.Rd



Thank's for reading.

The Killer Is My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang