cerita 6

250 6 0
                                    

Selamat membaca
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

"Shin rae mi tunggu!"

Aku menoleh kebelakang,dan memberikan senyum ciri khas ku
Dia, si pria bermata abu-abu.
Nafasnya tampak memburu... mungkin dia habis mengejarku.

"Ada apa oppa?"

"Emm...gini, nanti kamu ada jam kosong gak?"

"Sepertinya malam ini tidak ada deh oppa... emang kenapa?"

"Aku mau ngajak kamu nonton! Kamu mau gak?"

Tiba-tiba suara hentakan kaki berjalan menuju kami.
Dan, dia oh sehun.

"Hyung! Aku ikut ya?!"

"Iya aku mau ! Tapi ajak sehun juga ya oppa??" Pintaku, dengan ber agyeo didepan pria bermata abu-abu tersebut.

"Iya tapi..."

"Lebih ramai kan lebih seru oppa!"

"Boleh ya hyung?" Pinta sehun.

"Okey! Kita ketemu digerbang sekolah jam 7 malam ya!"

"Ne..."sahutku dan sehun.

Dikelas, aku masih dalam berkabung dengan kepergian D.o
Dia terlalu baik untuk dilupakan. Aku sangat merindukannya.

"Rae mi-ya..." terdengar suara lirih seseorang menghampiriku.

"Ada apa Na rin-ah?

Wanita itu memelukku, terdengar suara tangisan disana.

"Ini semua mimpikan?"

"Tidak, ini nyata"

"Kemarin aku baru melihatnya sekali dan sekarang aku tak akan bisa melihatnya lagi"
Tangisan itu semakin terdengar keras dikupingku.

"Kalau kamu bersedih, maka D.o jug akan sedih disana!" Aku menenangkan.
Keadaanya sama persis seperti aku yang sedang menangis dipelukan Baekhyun ketika melihat kepergian D.o.

Hari itu guru tidak ada yang masuk.
Semua murid dipulangkan lebih cepat dari biasanya.

Sesuai kesepakatan, aku segera menuju kegerbang sekolah menemui pria itu.

Dan benar saja, sepertinya pria itu sudah menunggu dari tadi.

"Oppa, apa kau sudah lama menunggu?"

"Ya,lumayan 5 menit an".

"Sehun oppa mana?"

"Dia tidak akan datang"
Jawabnya dingin.

Aku curiga sekali kalau dia bersikap seperti ini.

"Loh, katanya dia bisa?"
Tanyaku penuh penasaran.

"Aku tidak tahu, dia pulang duluan tadi!"
Jawabnya dengan nada sedikit keras.

"Em, jadi seperti itu"

Apa itu...

"Oppa, pergelangan tanganmu berdarah!" Aku panik.

"Ah, ini? Tadi terkena ranting"jawabnya dingin.

"Apa ini sakit? Apa kau baik-baik saja?" Tanyaku cemas. Selain cemas, aku juga merasakan ada hal aneh lainnya dari pria ini.

Dia menggelengkan kepalanya pertanda tidak.

"Ne, kajja kita pergi"

BIOSKOP

Aku bersama Baekhyun memilih menonton film bergenre horror-romance. Kata Baekhyun dia sangat menyukai film horror.

Dari awal film dimulai aku merasa mual, dan takut.

Entah kenapa aku merasa jijik melihat adegan membunuhnya.

Tak kurasa tanganku memeluk lengan Baekhyun.
Dipertengahan film aku tersadar bahwa dari kelakuan ku memeluk lengannya membuatnya terus menatapku.

"Eee...ehh mi-mianhe oppa" ucapku sembari melepaskan pelukanku dari tangannya.

"Untuk apa?" Baekhyun heran.

"Maaf untuk tadi"

"Tangan?" Tanya Baekhyun sembari mengangkat lenganku.

"E-eh... emm iya"jawabku gugup. Aku malu sekalu rasanya berada disituasi seperti ini.

Baekhyun menatapku dalam, wajahnya semakin mendekat kearah wajahku.
Aku menelan ludahku dengan susah payah.

"Bukankah sudah wajar jika menonton film horor?"
"Hhm?"

'Oh my god, kenapa wajahnya semakin mendekat, jantungku serasa ingin keluar dari tempatnya, aku tidak paham dengan situasi seperti ini'

Bibirku terasa hangat dan basah, apa ini?
Ya tuhan, Baekhyun menciumku,
Mataku membulat sejadinya. Apa yang dia lakukan?? . Lidahnya menari-nari diatas bibirku, aku tetap tidak membalasnya. Aku tidak tahu seperti apa caranya berciuman, sebaiknya aku hanya menikmatinya saja.
Dia mulai melumat bibirku.

Apa ini? Kenapa rasanya bergetar?
'Drrt- drrt'
Apa ini tubuhku bergetar?
Kenapa Baekhyun menyudahinya?
Dia menatapku dengan matanya yang berwarna abu-abu itu.

"Sepertinya hp mu berdering"

Aku belom tersadar dari apa yang terjadi barusan.

"Rae mi, sepertinya hp mu berdering"

"E-eh i-iya... aku angkat ini sebentar ya"

Na rin

"Halo..."

Dia mengabarkan ada 2 orang yang meninggal lagi.
Aku sontak kaget mendengarnya.

Airmataku mulai jatuh dipipiku.

Apa ini, kenapa seperti ini?
Sehun&Kai?

Tubuhku melemas seketika.
Aku tidak kuat memegang berat handpone ku sendiri, sampai aku menjatuhkannya.

Baekhyun yang sedari tadi melihatku menelpon, dengan segera memelukku yang terlihat lemas dari samping.

Rumah sakit/rumah duka

Aku menangis didalam pelukan Baekhyun.
Jasad mereka terdapat tusukan dimana-mana. Sama persis seperti kematiannya D.o.

Belum selesai dengan duka dari D.o, sekarang teman-temannya menyusulnyavuntuk tenang di alam sana.

Kuyakini cita-cita grup mereka untuk debut tidak akan jadi terjadi.

"Aku tak menyangka ini semua, oppa ini bohongkan? Kai dan sehun baru bertemu denganku tadi pagi. Tidak oppa, mereka masih hidup kan? Iya kan?!"
Teriakku didepannya,terisak.
Aku memukul dada bidangnya.

Baekhyun memelukku dengan erat, mengelus ramputku lalu mengecup singkat ujung kepalaku.

"Ini sepertinya sulit untukmu. Aku berduka untuk mereka semua"

Mereka semua sahabatku.

TBC

Double update dalam satu episode.

-dilarang mencopy paste/menjiplak cerita ini!.
-vote & comment(kekuranganya plis)

Karya : A.l
Rd_ _

Terima kasih ♥

The Killer Is My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang