cerita 9 'sebuah petunjuk'

226 3 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
Maaf fotonya nyolong di Ig :3






~
Sampai dirumah eomma langsung menyuruhku untuk ganti baju dan turun kebawah untuk menghangatkan badan. Aku masih teringat bayangan d.o yang mengatakan padaku untuk berhati-hati.
Aku menceritakannya pada eommaku.

"Mungkin dia memperingatkanmu"

"Tapi dari bahaya apa bu?"tanyaku.

"Dulu teman eomma meninggal karena dibunuh,dan pembunuhnya adalah teman eomma juga".

"Lalu ma?"

"Teman eomma yang meninggal memperingatkan eomma untuk menjauh namun eomma tidak memahami apa maksudnya waktu itu".

"Jadi d.o menyuruhku untuk berhati-hati. Tapi dari siapa eomna?" Aku menyimpulkan.

Ibuku hanya tersenyum dan menepuk pundakku sebelum dia pergi.





~
'Tunggu berhentu!" Teriaknya.

"Menjauhlah! Kau sudah tidak ada!"

"Sebentar! Berhati-hati lah dengan dia-a~"

"Menjauh dariku! Menjauh!" Teriakku.

Aku terbangun dari tidurku karena eomma membangunkanku.
Dia bertanya.

"Kamu mimpi apa?"
Aku melamun.

"Eomma,semalam aku bermimpi dikejar-kejar dengan suho oppa. Dia bilang berhati-hati dengan dia,inisialnya B!".

"B? Apa yang dimaksudnya dengan B?".
Aku dan eomma berpikiran sama.

"Baekhyun?" Ucapku bersamaan dengan eommaku.

"Kau mempunyai banyak temankan? Dan pasti banyak yang berhurup depan B. Jadi jangan berprasangka buruk dulu! Udah sana mandi, lalu turun kebawah".

"Baik ma".ucapku lesu.

Hari ini Baekhyun tidak menjemputku. Dan kebetulansekalu sepedaku rusak.
Aku menghela nafas panjang.

"Haahh, a perfect day" ucapku memutarkan bola mataku jengah sembari mengangkat tanganku keatas udara.

"Perfect day apa? Kau merencanakan sesuatu?".

Aku bergidik ngeri.
Suara itu mengagetkanku.
Aku telah berprasangka pembunuh itu telah menemuiku. Tapi ternyata itu adalah suara Xiumin dan chen oppa.

"Kau mau menumpang?"

Chen menawarkanku tumpangan.

"Kurasa aku mau!" Aku tersenyum.
Aku menumpang dengan mereka yang pasti bukan menaiki motor, tapi naik sepeda. Sepeda hanya untuk satu orang dan dibelakangnya diberi injakan disekitar ban untuk tumpangan.

"Oppa,apa kalian akan tetap debut?"

"Kami belum tau pasti"
Chen menjawab dengan suara lirih.
Aku diboncengi oleh Chen.
Sedangkan Xiumin memvawa sepedanya sendiri.

"Setelah kepergian D.o, disusul Kai dan sehun, lalu sang leader pergi, bahkan dia juga membawa lay, pasti posisi digrup kosong. Hanya tinggal aku, chen, chanyeol, dan Baekhyun.
Kami berempat bisa apa?" Xiumin menambahkan.

"Setelah kepergian mereka berlima, sikap Baekhyun jadi berubah. Dia menjadi lebib pendiam dan murung. Saat dia bersamamu, apa dia seperti itu?" Chen bertanya.

"Baekhyun oppa tidak pendiam dan murung saat bersamaku. Bahkan dia memperhatikanku".

"Apa kalian belakangan ini ada masalah?" Chen melanjutkan.

"Tidak ada. Kami baik-baik saja".

"Berarti selama dugaan kita benar!" Xiumin berteriak.
Sepedanya oleng dan hampir bertabrakan dengan sepeda yang chen bawa bersamaku.

"Tapi itu hanya 70%. Belum tentu itu benar!" Chen menjawab.
Aku keheranan bertanya.
"Apa maksud kalian berdua oppa?"
"Tidak ada apa-apa" chen berusaha menutupi.
Aku merasa diawasi sejak tadi.
Aku juga takut berdekatan dengan orang lain, semenjak pembunuhan ke 5 teman-temanku. Semoga kali ini tidak ada lagi pembunuhan.

Akhirnya aku sampai disekolah.
Tapu aku tidak melihat Baekhyun.
Mungkin latihannya telah usai.
Dikelas aku masih memikirkan tentang mimpiku semalam. Mimpi suho oppa.
"Apa sebenarnya arti mimpi itu?"
Aku melamun hingga sebuah keributan menyadarkanku...


Thank's for reading

No plagiatisme.

Tbc

Karya by : A.l
Penerbit : mrs.Rd_

The Killer Is My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang