1. Bunga Terakhir.

90 5 0
                                    

"Bunga terakhir, kupersembahkan kepada yang terindah sebagai satu tanda cinta untuknya. Bunga terakhir menjadi satu kenangan yang tersimpan takkan pernah hilang untuk selamanya."

---

Di sore hari tepat di tanggal 9, tanggal mereka jadian, Sam dan Diana sedang menikmati indahnya langit sore di taman bunga. Mereka merebahkan tubuhnya di rumput yang hijau. Rasanya, dunia hanya milik mereka berdua.

"Ini buat kamu.." kata Sam memberikan setangkai mawar merah untuk Diana.

"This is so sweet.." kata Diana terharu, menerima bunga itu.

"Just for you, Diana.."

"Aku sukaaa banget mawar merah!" kata Diana seraya mencium harumnya bunga mawar itu.

"Aku tau itu" Sam mengedipkan salah satu matanya.

"Kau tau kenapa?"

"Kenapa?" tanya Sam ingin tau.

"Gak hanya harum, aku suka warna bunga ini, merah, begitu hidup dan berani!" Diana lalu menatap mata Sam.

"Wow, alasan yang bagus." Sam tersenyum.

"Bunga yang ke 9, untuk bulan yang ke 9.." Diana seperti ingin menangis.

"Diana...?" Sam menyadari Diana, "Hey, kenapa nangis?"

"Gakpapa, aku sayang kamu, Sam.."

"Aku juga sayang sama kamu.. Jangan nangis.. Aku ada di sini.." Sam memeluk Diana erat.

Diana menangis di dalam pelukan Sam.

"Maafin aku, selama ini cuma bikin kamu khawatir aja, maafin aku.." Diana masih menangis.

"Kamu kenapa ngomong gitu? Jangan gitu.." Sam menenangkan Diana.

"Aku gak bisa bikin kamu bahagia.. Aku gak kayak cewek lain yang bisa bikin cowoknya bahagia, Sam.."

"Diana, aku tulus mencintaimu.. Aku cinta sama kamu.. Kamu yang terbaik buat aku.. Kamu bikin aku bahagia.. Kamulah kebahagiaanku." Sam mengelus punggung Diana.

"Maafin aku.." kata Diana lirih.

"Kamu gak seharusnya minta maaf, kamu gak salah. Diana, aku sayang kamu.."

"Sam, aku beruntung punya kamu."

"Aku juga beruntung punya kamu. Laki-laki pun juga akan beruntung walaupun memilikimu hanya satu detik."

"Kamu berlebihan," kata Diana mulai tersenyum, melepaskan pelukan Sam.

"Sungguh, aku serius." Sam menatap Diana dengan muka sok serius, iya Sam memang serius, tapi dia berusaha membuat dirinya terlihat sok cute untuk menghibur Diana.

"Apaan sih, Sam." Diana mulai tertawa.

"Nah, gitu dong ketawa kan tambah cantik!" Sam mencubit pipi Diana gemas.

"Ihhh jangan dicubit.." Diana tertawa, "Cubit juga nih!" Diana juga mencubit pipi Sam. Mereka malah jadi saling cubit pipi.

"Diana, kamu tau, sekarang tanggal berapa?"

"Kamu gak perlu nanya Sam, kamu jelas tau sekarang tanggal berapa.."

"Jawablah pertanyaanku tadi.." pinta Sam.

"Huft, baiklah. Sekarang tanggal 9, Sam.."

"Kamu tau sudah bulan keberapa kita jadian?"

"9"

"Kalau diumpamakan ibu-ibu hamil, berarti sudah waktunya melahirkan dong"

"What are you trying to say.. is?" Diana tertawa kecil.

"Gakpapa, aku hanya ingin membuatmu senang." Sam tersenyum lemah.

"Hmm, nice try, Sam. But actually that's not funny at all.."

"I know.." Sam menundukkan kepalanya. "But at least, you smiled" Sam menatap Diana tersenyum.

"Sam, you've done so much to me.."

"Kamu juga.. Kamu ngajarin aku banyakkk sekali hal."

"Kamu lelaki terbaik, Sam."

"Aku bukan yang terbaik, aku hanya berusaha untuk membuatmu baik baik saja. Melihatmu tersenyum, itulah yang aku mau. Aku sayang kamu."

"Sam.. Selamat tanggal 9.."

"Selamat tanggal 9 juga, Diana. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu. Sangat mencintaimu." Setetes air mata jatuh dari mata Diana.

"Hey, ini tanggal 9, seharusnya kita bersenang-senang. Kenapa kamu menangis lagi?" Sam mengahapus air mata Diana.

Diana memegang tangan Sam, yang sedang berada di pipinya, lalu menarik Sam ke pelukannya.

"Happy 9 months.. I love you so much." bisik Diana.

"Happy 9 months and I love you too." bisik balik Sam dan mengecup puncak kening Diana lalu melepas pelukannya.

"We should go to eat. Are you hungry?" tanya Sam

"Not hungry, but starving!" seru Diana lalu tertawa diikuti juga oleh Sam.

"Ayo kita pergi sekarang waktu sudah jam 6, masih banyak tempat yang ingin kuajak bersamamu. Dan aku harus segera memulangkanmu tepat jam 9!"

Diana menggelengkan kepalanya tertawa.

"Hahaha, baiklah! Siap boss!" seru Diana.

Mereka pun segera berdiri.

"Aku sangat lapar, kamu tau?"

"Tentu aku tau! Tadi saat kita rebahan aku mendengar perutmu yang keroncongan!" tawa Diana.

"Benarkah? Sungguh itu memalukan!" pipi Sam memerah.

"Gausah malu, tapi, hey, lihat pipimu memerah!" tawa Diana semakin keras.

"Sudahlah, sudah.."

"Huh.. Oke-oke.. Baiklah.." Diana mulai berhenti tertawa mengatur nafasnya, "Kamu lucu kalau lagi malu, rasanya ingin aku cium!"

"Jangan ragu," Sam lalu mengangkat Diana dan mencium hidungnya.

"Hey! Turunkan aku!" Diana tertawa lagi.

"Kamu sih, kissable!"

"Kamu juga!" Diana lalu menjinjit kakinya dan mencium pipi Sam.

Sam tertawa lalu menggandeng Diana ke mobilnya.

"Ayo, keburu malam. Aku juga semakin lapar. Jangan sampai, kamu mendengar suara perutku yang lapar lagi."

"Tak masalah, itu lucu bagiku. Tapi, kamu memang harus segera makan, jangan ditahan laparnya gak baik."

"Iya bu.."

"Ihh aku bukan ibu-ibu!"

"Tapi bakal menjadi ibu buat anak-anakku nanti" gumam Sam.

"Hey! Aku dengar kamu ngomong apa!" tawa Diana.

"Mudah-mudahan saja terkabul ya.."

"Hahahaha, semoga.. Semoga."

"Oke, pertama, aku sangat lapar Kedua, aku gak tau mau makan di mana. Ketiga, aku mau nanya kamu. Keempat, apakah kamu ada rekomendasi tempat makan?"

Diana menatap Sam saat bicara, sungguh cowok ini sangat menarik.

"Tentu aku tau kita harus makan di mana?" seru Diana.

"Oke, di mana?" tanya Sam.

"Aku akan memberi tau jalannya, ikuti saja aku!"

"Kenapa kamu gak mau ngasih tau?"

"Ihh biar surprise!" Diana mencubit lengan Sam gemas.

Sam tertawa, "Baiklah, my princess!"

"Sam, please!" tawa Diana diikuti juga dengan Sam.

author note : hola! welcome to my new book guys ini kayaknya setiap judul chapter bakal pake lagunya afgan gitu gitu tapi ini lagunya bebi romeo ya? yasudahlah, afgan juga nyanyi ini kan? oke, jadi yagitu deh, what im trying to say is, afgan is my favorite indonesian male singer he's da best ♡

RebornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang