Estetika Cinta #1

499 22 7
                                    

Kamis siang yang agak mendung. Hari keempat bagi seorang Javas Aharon duduk di bangku SMA setelah minggu kemarin melewati masa orientasi siswa. Tempo hari, Javas selalu mengunjungi perpustakaan, menghabiskan waktu istirahat di sana. Padahal, untuk seorang Junior yang baru masuk SMA, Javas cukup populer, dan alasannya silahkan tanyakan pada rupa wajahnya.

Javas pintar, tapi tidak Nerdy. Javas tinggi, tapi selalu merendah. Javas populer, tapi tidak suka ketenaran. Dia lebih suka membaca buku di perpustakaan ketimbang harus melakukan kegiatan tak cerdas dengan mencari popularitas di kalangan remaja pubertas.

Seperti halnya hari ini, di jam istirahat Javas mengunjungi perpustakaan. Langkah kakinya yang jenjang berjalan menyusuri bilik-bilik yang dibatasi rak tinggi yang penuh buku-buku tebal.

Ensiklopedia Sains

Javas mendongak melihat buku yang ia cari, terletak dibagian paling atas, diantara Ensiklopedia Nasional dan Ensiklopedia Tanaman Hias.

Javas meraihnya dan membacanya sambil berdiri.

"And I told about equality
And it's true
Either you're wrong or you're right
But if you're thinkin' about my baby
It don't matter if you're black or white."

Javas mendengar suara perempuan mendendangkan lagu milik King of Pop Michael Jackson, suaranya cukup keras dan nyaring, perempuan itu pasti sangat percaya diri. Dan anehnya, diantara banyak orang yang berada di perpustakaan, mengapa tak ada yang menegurnya? Mengingat di tempat seperti ini seharusnya senyap.

Suara itu kian nyaring, derap-derap kaki terdengar mendekat. Javas melihat perempuan itu berjalan kearahnya, orang itu terlihat sangat energic, dia berjalan sambil berjingkat-jingkat.

"Nah, disitu ngumpetnya." Perempuan itu menunjuk Ensiklopedia Nasional.

Dengan mudahnya perempuan itu berjalan mendekati Javas, berdiri membelakanginya dan berusaha meraih buku yang ia cari.

Dia terus melompat-lompat berusaha meraih buku itu, berhubung ensiklopedia itu terletak cukup tinggi, dia sepertinya tak bisa menggapainya. Walaupun sebenarnya perempuan itu tinggi, tapi Javas lebih tinggi.

Javas meraih buku itu, membuat perempuan di depan Javas berbalik badan menatap Javas.

"Nih." Javas memberikannya pada perempuan itu.

"Makasih." Perempuan itu tersenyum lebar.

Javas terseyum.

"Eh, kamu ganteng, aku tau kamu pasti suka sama aku." Perempuan itu menatap Javas cukup dekat tanpa ragu, ucapannya sangat cepat dan padat.

Javas memiringkan kepalanya menatapnya heran.

"Aku juga suka sama kamu," tambah perempuan itu. Dia tersenyum kemudian mengecup pipi Javas sekilas dan segera berjalan pergi sambil bersenandung sumbang.

Javas menatap kepergian perempuan itu, perempuan yang baru lima menit ia temui, bahkan Javas tak tahu siapa namanya. Dan barusan, perempuan itu menciumnya dan mengatakan bahwa mereka saling menyukai. Siapa, sih, dia?

~~~~~~~~

Javas berdiri dipinggir lapangan sembari memainkan ponselnya, bel pulang sudah berbunyi, freedom bagi semua warga sekolah.

"Vas, ikut gak?" Abyan teman Javas sejak SMP menepuk bahu Javas dari belakang.

Javas menoleh. "Ikut kemana?"

"Ke atap, ada Perre sama Fabi di atas."

"Ya udah duluan aja, nanti nyusul."

"Oke, jangan ngaret, Vas."

Estetika Cinta (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang