2.Annoying Day (part 2)

304 16 0
                                    

"Pak Ali??" Prilly tercengang melihat orang yang ada di depannya adalah sang pujaan hatinya. Eh, ralat. CEO nya.
"Jadi.... Tadi pagi itu mobil lo yang gue srempet?" tanya Ali dengan wajah datar.
"Iya Pak"
"Okay. pertama, panggil gue Ali kalau kita di luar kantor, kedua, pakenya gue-lo aja, uangan bahasa formal. Pak, Pak, Pak. Emang gue Bapak lo apa"
"Iya Li"
"To the point aja, berapa yang harus gue ganti?" tanya Ali sambik menyeruput jus jambu yang ia pesan.
"Emm.... Nggak usah Li" tolak Prilly dengan halus.
"Jangan karna gue bos lo, trus lo takut sama gue"
"Gue nggak takut kok, paling juga spion... Nggak usahlah" tolak Prilly lagi yang diiringi kekehan.
"Ya udah kalo lo nggak mau gue ganti spionnya, gue traktir lo makan siang"
"Eh,...."
"Nggak ada kata penolakan" potong Ali dengan cepat. "Waiter" Ali mengangkat tangannya memanggik pelayan cafe tersebut.
"Mau pesan apa?" tanya pelayan halus.
"Saya beef lasagna trus minumnya frappucino" pesan Prilly.
"Saya sate padang aja" Ali memesan makansnnya.
"Minumnya mas?" tanya pelayan nenawarkan minuman pada Ali.
"Udah itu aja"
"Terima kasih, ditunggu sebentar lagi" pelayan itu pun berlalu daru hadapan Ali dan Prilly.
"Lo itu panggilannya siapa sih?" tanya Ali.
"Ya terserah yang mau manggil aja. Bisa Prilly, bisa Kaisa, terserah"
"Prilly aja deh ya?"
"Serah lo"
Pelayan datang dengan makanan mereka. "Selamat menikmati" setelah mengucapkan kalimat itu pelayan kembali melenggang meninggalkan Ali dan Prilly.
Mereka mulai menikmati makanan yang mereka pesan.

"Ali, makasih ya buat lunchnya"
Ujar Prilly setelah selesai makan.
"Iya sama-sama" balas Ali namun masih dengan nada datar.
"Ya udah. Gue ke kantor dulu ya" pamit Prilly.
"Lo bawa mobil?" tanya Ali.
Prilly menggeleng lalu tersenyum aneh.
"Trus, mau pake apa?"
"Taxi"
Ali menghela nafas sejenak. "Bareng gue aja, itung-itung ngirit ongkos lo"
"Emang nggak ngerepotin?"
Lagi-lagi Ali menghela nafasnya. "Enggak....."
Prilly pun beranjak dari duduknya.

"PRET!!!"

Prilly melotot dan kembali duduk menutupi roknya dengan tas yang ia bawa.
Ali pun tak kalah terkejut. "Lo kentut?" tanyanya setengah berbisik pada Prilly.
Prilly menggeleng. "Ya terus?" Ali kembali bertanya dengan expresi sebal.
"Roknya sobek, hee....😁" ucap Prilly diiringi cengiran.
"Sobek?" Ali mengulangi ucapan Prilly. Prilly mengangguk. "Oh, astaga....... PRILLY...." tariak Ali yang hanya di tenggorokannya.
Prilly dengan tanapa rasa bersalahnya nyengir menunjukan gigi-giginya yang terbaris rapi.
"Lo..." tenggorokan Ali tercekat. "Lo itu ceroboh banget sih" tegur Ali.
"Ya maaf, orang gue juga nggak tau kalau bakal gini jadinya.... Roknya kan kecantol sama ujung meja" ungkap Prilly dengan wajah memelasnya.
"Trus lo pulangnya gimana?"
"Kalo lo nggak mau bareng gue nggak papa kok. Gue naik taxi aja"
"Eh, gini-gini gue punya otak kali... Lo cewek. Gue nggak akan biarin lo naik taxi dalam keadaan kaya gini. emang lo mau kalo di perkosa di tengah jalan?" jelas Ali.
"Ya enggak lah, ih Ali mah nyebelin"
"Nih, tutupin" Ali melepaskan jas Navy nya dan menyodorkannya pada Prilly.
Prilly menerimanya. "Makasih ya Li" Prilly menutupi bagian roknya yang sobek dengan jas Navy Ali.
Mereka berjalan manuju parkiran cafe tersebut dan melaju.
Hening. Suasana di mobil Ali saat ini hening, sepi, dan sunyi. Mereka tak ada yang memulai percakapan. Ya, siapa lagi kalau bukan Ali atau Prilly.
"Kok berhenti di sini li?" tanya Prilly saat menyadari kalau mobil Ali berhenti di parkiran sebuah butik.
"Emang lo mau masuk kantor pake pakean yang kaya gitu?"
"Ya nggaklah"
"Ya udah, makanya gue ajakin lo kesini"
"Dibayarin nggak nih?"
"Iya, gue bayarin"
"Seriusan?"
"Serius..."
"Aaaaaa.... Makasih ya Li"
"Iya... Udah sana, buruan"
Merekapun mulai memasuki butik tersebut untuk nembeli baju yang akan Prilly pakai.

Setelah lama memilih-milih baju, Prilly menjatuhkan pilihannya pada dress berwarna hitam selutut.
"Beneran yang ini?" tawar Ali yang siapa tau Prilly merubah pilihannya.
"Iya" jawabnya semangat dan diiringi anggukan yang pasti.
"Yang ini berapa mbak?" tanya Ali pada penjaga kasir butik tersebut. MerasaTidak ada respon dari penjaga kasir, Ali melambaikan tangannya tepat di depan wajah penjaga kasir. "Mbak?"
"Eh, iya mas, maaf, gimana?"
"Ini berapa?"
"Itu jadinya 583.000,00"
Ali pun menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribu.an pada penjaga kasir tersebut.
"Sana ganti" suruh Ali menerintah agar Prilly segera mengganti bajunya. "Nggak pake lama" pesannya.

*****

"Nanti malem ada meeting ya?" Ali membuka suara di dalam mobil.
"Iya, kita ada client dari Belanda" balas Prilly masih memandang ke depan.
Mobil yang di tumpangi Ali dan Prilly pun mulai masuk ke area parkir King Gruop.
"Makasih ya Li" kata Prilly setelah turun dari mobil Ali.
Tak ada balasan dari Ali. Dan Ali memilih masuk meninggalkan Prilly.
"Dasar, orang aneh, dikit-dikit baik, dikit-dikit enggak" dumel Prilly lalu ikut memasuki gedung yang tinggi menjulang di depannya.

Always Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang