5. Tour Jogjakarta

249 10 0
                                    

"Apaan sih lo, ngagetin aja" dumel Ali pada orang yang akan pergi tour bersamanya. Siapa lagi kalau bukan Prilly.
"Ngomel aja lo, udah kaya emak-emak tau" balas Prilly.
Namun Ali memilih diam dari pada melayaninya.
"Yeee... Malah diem lagi"
"Apaan sih" kata Ali ketus.
Prilly menghela nafas panjang. "Ini udah jam 06.45 Pak Ali yang terhormat. Pesawatnya sebentar lagi take off. Atau Bapak memang membatalkan tour ini?" ujar Prilly penuh penekanan.
Ali langsung menatap jam tangan di tangan kirinya. Ia langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Pesawat meninggalkan Prilly yang masih menatapnya sebal.
"Dasar, CEO nyebelin" dumelnya berjalan menghentakkan kakinya dengan langkah lebar dan akhirnya ia yang berjalan di depan Ali.

di dalam Pesawat Prilly memilih duduk di dekat jendela. Saat ia sedang menatap keluar jendela Pesawat tiba-tiba ia di kejutkan dengan suara seperti barang yang terhempas di tempat duduk sampingnya. Prilly pun menoleh dan mendapati Ali yang sedang duduk dengan kedua telinganya yang di tutupi oleh earphone putihnya, matanya juga terpejam menikmati setiap alunan musik yang ia dengarkan.

Prilly menatapnya lekat. Betapa sempurna manusia di hadapannya ini. Rambut lebat, Alis tebal, mata indah dengan bola mata hitam legam dan mematikan bagi siapa saja yang bertatap mata langsung dengannya, juga bulu mata yang lentik dan lebat melebihi bulu mata palsu yang biasa wanita pakai, hidung mancung, bibir merah muda yang tipis, pipi yang terlihat sedikit chubby, badan yang tegap tidak terlalu kurus juga tidak terlalu gendut, tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek, dan tak lupa juga lengan yang berotot. Prilly juga yakin kalau perutnya sudah pasti sixpack.
"Jangan liatin gue mulu, ntar jatuh cinta lo" celetuk Ali masih memejamkan matanya.
Oh God... Prilly tertangkap basah sedang menatap Ali. Ia memilih membuang mukanya menatap awan-awan yang mengepul di sekeliling Pesawat menyembunyikan pipinya yang sudah seperti kepiting rebus.
Tiba-tiba Prilly teringat sesuatu. Ia memejamkan matanya. "Ma, Prilly sekarang ada di langit, Prilly deket sama Mama, Prilly pengen ketemu Mama" jerit batin Prilly. Ia tak kuasa menahan air matanya yang sedari tadi memaksa untuk keluar dari kelopak mata indahnya.
Prilly menghela nafasnya kasar dan segera menghapus air matanya.
"Nangis aja selama lo ngerasa tenang dan bisa ngobatin rasa rindu lo sama Mama lo" kata Ali menatap Prilly iba.
Prilly menoleh dan mendapati Ali menatapnya, air matanya pun kembali jatuh. Namun, ia kembali menghapusnya. "Makasih" ujarnya sedikit bergetar dengan senyuman yang terlihat tulus.

💖💖💖

Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya Pesawat yang di tumpangi Ali dan Prilly landing dengan sempurna di Bandara Adisutjipto Jogjakarta.
Mereka turun dari pesawat dan menyeret koper masing-masing.
"Kita ke hotel pake apa?" tanya Prilly setelah keluar dari Bandara.
"Gue sih udah nyuruh orang buat siapin mobil gue" Ali mengedarkan pandangannya mencari mobilnya yang sudah di siapkan oleh orang suruhannya. "nah, itu dia" seru Ali menunjuk mobil lomborghini hitamnya."Buruan" Ali yang tak sabar pun menarik Prilly agar berjalan lebih cepat.
Mereka memasuki mobil Ali dan langsung berjalan menuju salah satu hotel yang sudah Ali pesan.
Tak ada topik pembicaraan yang menarik. Ali dan Prilly pun memilih sama-sama diam.

Lomborghini hitam itu sudah memasuki area parkir salah satu hotel ternama di kota Jogjakarta.
'Grand Aston Yogya' itu nama hotel yang akan Ali dan Prilly tempati selama satu minggu di Jogja.
Tiga hari ini sebelum kebetangkatan Ali sudah memesan kamar untuknya, Prilly dan Rasya. Tapi berhubung Rasya tidak jadi ikut, Ali hanya mengambil dua kamar untuknya dan untuk Prilly. Jadi, kini mereka tinggal mengambil kuncinya dan menuju ke kamar masing-masing. Dan tidak tepot-repot mengurus administrasinya.
Kamar berukuran sedang. Itulah yang Ali pilih. mereka memasuki kamar masing-masing yang kebetulan saling berhadapan.
"Emm... Pril" panggil Ali saat Prilly akan memasuki kamarnya.
"Iya Li?"
"Scedule kita hari ini apa?"
"Hari ini kita istirahat di hotel"
"Oh.... Ntar sore lo mau ngapain?"
"Nggak tau. Di kamar aja mungkin"
"Ntar sore lo ikut gue"
"Kemana?"
"Ikut aja "
"Emang lo nggak capek?"
"Kalo gue capek kan tinggal minta lo pijit"
"Yee... Dari pada gitu gue mah milih di kamar aja, dari pada jalan-jalan tapi ujung-ujungnya mijitin lo"
"Kaga...... Bercanda doang kali"
"Iya-iya"
"Iya apaan?"
"Nah, katanya lo ngajakin gue jalan"
"Oh. Okay ntar sore yah..." Ali berlalu dari ambang pintu dan masuk ke kamarnya.

Always Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang