6. Tour Jogjakarta (2)

227 9 0
                                    

Pagi ini Ali sudah siap dengan kemeja putih, dasi hitam, dan tak lupa setelan jas Hitam miliknya.
Ia menatap bayangannya di cermin. Merasa sudah siap, Ali segera keluar dari kamarnya.
Tepat di depan kamarnya, ia melihat Prilly yang sudah memakai pakaian kerjanya yang juga keluar kamar.
"Lo udah sembuh?" tanya Ali merapikan jas Navy nya.
"Udah kok, makasih ya buat tadi malem, maaf udah ngerepotin lo" jawab Prilly sedikit canggung.
"Okay, no problem." kata Ali santai. "Kita ke lapangan?"
"Iya. Kita cuma survey tempatnya, trus balik"
"Ya udah, kita kesana sekarang biar cepet kelar" Ali berjalan dengan Prilly di belakangnya.

Ali dan Prilly sudah sampai di lapangan. Mereka di temani oleh CEO dan Sekertaris dari Maldi Corp.
"Selamat pagi Pak Ali" Aldi sebagai CEO dari Maldi Corp menyalami Ali.
"Selamat pagi Pak Aldi" balas Ali.
"Kenalkan ini sekertaris baru saya" Aldi menunjuk seorang wanita di belakangnya.
Wanita itu tersenyum. "Selamat pagi Pak, saya Gina Kansabila" Gina mengulurkan tangannya.
"Selamat Pagi" balas Ali ketus dan langsung melepaskan jabatan tangan Gina. "Baik Pak Aldi, apa kita bisa memulai pekerjaan kita?" Ujar Ali igin segera lepas dari tatapan menjijikan Gina.
"Okay, ini sketsa dari hotel yang akan kita bangun di sini" Aldi memberikan sketsa hotelnya. "Ini ada sedikit perubahan tentang penempatan kolam renangnya" Aldi menjelaskan pada Ali tentang perubahan pada proyek tersebut. Prilly pun ikut mendengarkan. Namun tidak untuk Gina, ia menatap sinis pada Prilly yang berada di samping Ali.
"Maaf Pak Ali, Pak Aldi, menurut saya ini lebih baik di bahas pada meeting besok pagi." Prilly memberi usul.
"Iya, saya setuju dengan pendapat Prilly" sanggah Ali. "Lebih baik Pak Aldi menjelaskan tempat-tempatnya pada saya."
"Ya sudah kalau seperti itu, mari ikut saya" Aldi berjalan di depan Ali, Prilly, dan Gina.
"Aduh Pak" Gina mengaduh bersandar pada dada Ali.
"Gina, apa kamu baik-baik saja?" tanya Aldi berhenti.
"Kepala saya pusing Pak" jawabnya memegangi kepalanya yang masih bersandar pada dada Ali.
"Saya rasa kamu bisa berdiri sendiri" Ali yang jengah dan muak membantu Gina bediri seutuhnya dan melepaskan tangannya pada pundak Gina.
"Emm... Gina, kalau kamu sakit, kamu bisa pulang dulu, saya masih banyak pekerjaan. Kamu bisakan pulang sendiri?" Aldi bersuara.
"Eh, tidak usah Pak, saya baik-baik saja" elak Gina.

Prilly memutar bola matanya malas melihat sandiwara Gina.
"Drama Queen" gumam Ali di sebelahnya.
"Apa Li?" tanya Prilly sedikit berbisik.
"Nggak papa" Ali kembali menyusuri lahan kosong yang akan di bangun hotel tersebut.

Mereka kembali melanjutkan pekerjaan dengan profesional sampai pada akhirnya pekerjaan mereka selesai.
"Terima kasih atas kerja samanya Pak Aldi" Ali menjabat tangan Aldi.
"Sama-Sama Pak Ali" balasnya.
"Prilly, saya minta berkas scedule saya"
"Ini Pak" Prilly memberikan map berwarna biru itu pada Ali.
"Besok ada meeting di ruang meeting hotel Grand Aston?" tanya Ali membaca scedulenya.
"Iya Pak."
Ali memberikan scedule nya pada Prilly.
"Ya sudah, kita kembali ke hotel sekarang," Ali berjalan bersama Aldi di depan Prilly dan Gina.
"Eh, lo" Gina mencekal tangan Prilly.
"Aww... Apaan sih" bentaknya berusaha melepaskan cengkraman tangan Gina di pergelangan tangan kanannya.
"Eh lo, lo jangan pernah ya deket-deket sama Ali" ujarnya semakin mencengkram pergelangan tangan Prilly.
"Ya suka-suka gue dong, emang lo siapa nyuruh-nyuruh gue buat jauhin Ali" kata Prilly tak kalah.
"Gue pacarnya"
"What??? Nggak salah buk??"
"Gina!!!" teriak suara bariton dari belakang Gina.
Prilly tersenyum menang. Gina langsung melepaskan cengkraman tangannya.
"Ali?" lirihnya. "Ali aduh, tangan aku sakit Li, tadi dia megangin tangan aku kenceng banget"
"Drama banget sih lo" bentak Prilly di depan wajah Gina. "Enggak Li, Li lo percaya sama gue kan?" Prilly bertanya pada Ali.
Ali mengangguk diiringi senyum manisnya. "Lo" Ali menunjuk Gina. "Jangan pernah lo sentuh cewek gue" tegasnya penuh penekanan dan menarik Prilly dalam pelukannya.
"Apa? Dia? Cewek kamu? Nggak. Kamu itu pacar aku Li" bantah Gina.
Prilly hanya diam menatap Ali bingung.
"Iya, Prilly ini pacar gue"
"Ali, kamu....." Gina mulai meneteskan air matanya.
"Kita itu udah nggak ada apa-apa sejak lo selingkuhin gue sama Dion. Lagian, waktu lima tahun itu nggak cukup ya buat lo move on dari gue?"
"Ali aku nggak gitu, aku...aku..."
"Stop, gue udah muak denger suara lo"
"Ali, tolong bilang sama aku kalau Prilly sialan ini bukan cewek kamu, dan kamu cuma cinta sama aku, iya kan Li?"
"Lo nggak percaya kalau Prilly ini cewek gue"
"Ya jelas lah, dia kan cuma cewek kampungan"
"Okay, gue bakal buktiin kalau Prilly ini cewek gue" Ali mengangkat dagu Prilly dan menatap matanya tajam.

Always Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang